Keesokan harinya, Tania sudah memaksakan dirinya untuk sekolah. Meskipun mood-nya sama sekali belum membaik, meskipun kepalanya terasa pusing, meskipun badannya sedikit lemas, tetapi dia tetap berusaha untuk memaksa diri. Dia tidak mau mendapatkan hukuman lebih lagi karena sering bolos sekolah.
Wajah Tania tampak lesu dan pucat. Seperti tidak ada semangat hidup. Dia kembali menjadi pribadi yang pendiam, tidak banyak bicara, pemurung dan mudah emosi.
Tempat yang pertama dia tuju saat tiba di sekolah adalah taman. Tempat itu adalah tempat pertama dia merasa dekat dengan Belva. Saat Tania mengajari Belva bahasa Inggris untuk yang pertama kalinya. Tempat itu juga menjadi tempat pertama saat Tania menunggu belva tanpa kepastian. Ya, banyak sekali kenangan yang terdapat di tempat itu. Jika rumput-rumput taman diizinkan untuk berbicara, pasti dia sudah menceritakan kisah Tania dan Belva yang sudah dirajut di tempat itu. Entah kenangan yang menyakitkan, atau kenangan yang menyedihkan.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください