Takdir memang sulit untuk ditebak. Kita bisa merencanakan sesuatu. Merencanakan sesuatu dengan matang dan sebaik mungkin, tetapi tetap Tuhanlah sang penentu.
Namun, Tania yang mulai dewasa telah yakin, bahwa Apapun yang terjadi kepada dirinya saat ini adalah yang terbaik. Karena kejadian kecelakaan Belva ini, Tania memutuskan untuk menunda perpindahan sekolah. Dia tidak akan mungkin meninggalkan Belva. Karena, Belva mengalami kecelakaan karena menolongnya. Bagaimana mungkin dia tidak bertanggung jawab dan pergi begitu saja? Lagi pula hatinya juga tidak akan rela pergi dengan keadaan Belva yang seperti itu.
Hati Tania semakin remuk. Saat melihat orang yang dia sayang masih memejamkan mata. Dia diliputi ketakutan. Bagaimana kalau dia tidak bisa lagi melihat wajah jutek yang selalu dirindukan itu?
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください