Pemikiran tertinggal sebelum tubuhnya berakhir dalam dekapan seseorang, bukankah ini adalah detik-detik akhir sebelum para penculik itu membunuhnya? Halusinasi seindah ini, membuatnya seketika terharu dengan dirinya sendiri, kebaikan apa yang telah di lakukukan semasa hidupnya sampai-sampai Tuhan begitu baik memberinya momen palsu semenggembirakan ini?
Merasakan tubuhnya melayang, kapan mereka berhasil mencekokinya racun? Bukankan sekarang adalah perjalanannya menuju surga? Sampai sayup-sayup terdengar suara orang-orang yang menjerit sedih memanggil namanya. Ya... Namun sekali lagi, ini hanya ilusi.
Berpikir akan semakin buruk jika kepergiannya di saksikan orang-orang yang begitu di cintai. Bukankah memang lebih baik mati tanpa meninggalkan jejak? Mungkin waktu yang akan menghapusnya dari ingatan semua orang. Ya, sangat-sangat miris.
"Sayang... Sadarlah..."
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください