Bolehkah Arka mengatakan sesuatu? Meski pun Ruben terlalu frontal dengan ucapan bahkan sentuhan, hebatnya bisa dengan mudah mengalihkan kesedihan Arka dalam waktu singkat.
Perbedaan yang sangat drastis, raut wajahnya makin cerah dengan senyum sumringah. Tak di pedulikan tatapan yang terlalu ingin mengulik sebabnya.
Mengecup pipi Mika, saat bersamaan terdengar bel pintu dan ketukan sepatu yang semakin mendekat ke arah perkumpulan yang menariknya di meja makan pagi itu.
Bangkit dari kursi meninggalkan sarapannya yang sudah tandas, lantas mengambil tas kecilnya untuk di sampirkan ke bahu. Sementara Ruben mendatangi Meta dan Bagas yang ogah-ogahan berdiri untuk menyambut.
"Om tante, kami berangkat dulu."
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください