Pada saat ini, penyelenggara datang dan berkata, "Tuan Heri, mari kita berfoto."
Semua orang dengan cepat berbaris di samping Heri, yang secara alamiah adalah wakil sekolah dari Universitas Indonesia.
Rektor Ilham tahu bahwa dia tidak punya kesempatan untuk maju, dan kepalanya yang terkulai berdiri diam dalam posisi paling ekstrim.
Tiba-tiba suara magnetis yang dalam dari Heri terdengar di telinganya, "Apakah semua rektor ada di sini?"
Penyelenggara mengangguk dengan hormat, "Ya, Presiden Heri, mereka semua ada di sini."
"Mengapa aku tidak melihat rektor kampus Pajajaran?" Heri meminta.
Rektor kampus Pajajaran?
Pak Ilham awalnya berdiri di pinggir, tanpa rasa keberadaan, tapi dia tiba-tiba disebutkan oleh Heri. Mata semua orang tertuju padanya.
Semua orang tidak mengerti bagaimana dia tiba-tiba diberi isyarat oleh Presiden Heri.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください