Rapat para bangsawan terjadi lagi, kali ini karena semua orang menginginkan Rimonda mendapatkan hak sebagai Putri Kekaisaran. Semua hal itu terjadi juga karena sebuah rumor yang beredar di kalangan rakyat miskin dan bangsawan.
Rumor yang mengatakan bahwa si kembar telah membantu rakyat miskin yang hampir mati karena wabah aneh yang menyerang mereka. Apalagi kabar bahwa Kesatria terbaik Kuil Suci bersumpah setia pada Rimonda juga menjadi rumor yang paling banyak terdengar.
Jelas semua orang langsung meminta hak si kembar, mereka juga meminta Rimonda untuk naik tahta. Semua orang di Kekaisaran langsung kalang kabut, para prajurit sampai di turunkan untuk mengamankan Istana. Dan beberapa bangsawan juga marah akibat tindakan tidak masuk akal seperti ini.
Hal ini memang sudah di perkirakan sejak awal rumor Rimonda beredar tapi mereka tidak pernah memikirkan jika rumor yang beredar akan semakin membesar. Dan Kaisar yang melihat hal itu jelas merasa senang karena anak perempuannya ternyata memiliki kemampuan untuk memimpin Kekaisaran.
Walau begitu para bangsawan yang sejak awal mendukung pihak Putra Mahkota, langsung menolak memberikan kesempatan pada si kembar untuk mendapatkan tahta.
"Kami jelas menolak Yang Mulia, Putra Mahkota baru mendapatkan gelarnya tiga bulan yang lalu. Bagaimana mungkin Yang Mulia berniat menurunkan gelar itu pada Yang Mulia Putra Mahkota"
"Mereka jelas tidak pantas mendapatkan gelar...."
Meja di pukul dengan keras membuat semua bangsawan yang hadir langsung terdiam dengan manik menatap takut ke arah sang Kaisar. Jelas Kaisar marah karena ucapan tidak sopan dari para bangsawan, apa yang dia katakan tadi. Bahwa si kembar tidak pantas menyandang gelar Putra atau Putri Mahkota.
Apakah kedua anaknya itu tengah di rendahkan saat ini, sepertinya selama ini dia terlalu bermurah hati pada mereka yang tidak tau sopan santun itu. Dia berdiri menatap tajam ke arah pria yang dengan mudahnya mengatakan hal tidak masuk akal itu.
"Sepertinya darah Kaisar adalah lelucon bagimu!!"
Para bangwasan lain tidak berani menatap manik sang Kaisar sekarang, mereka memilih untuk menunduk. Dan pria yang menjadi pelaku utama dari kemarahan sang Kaisar semakin ketakutan. Sepertinya kali ini dia akan mendapatkan hukuman karena sudah menghina keluarga Kekaisaran.
Dan Duke Lawton langsung bertindak mencoba menghentikan kemarahan sang Kaisar sekarang "Yang Mulia, saya akan menghukumnya"
Sang Kaisar terdiam masih menatap tajam ke arah Duke Lawton yang seenaknya menghentikan dirinya. Apakah sang Matahari Kekaisaran sekarang tidak di takuti oleh rakyatnya "sepertinya kemarahanku hanya sebuah lelucon bagimu?!!"
Terlihat jelas manik hijau Kaisar yang menujukkan sebuah kemarahan, bukan ini yang dia inginkan di pertemuan kali ini. Dia ingin mengatakan semua keinginannya dan dia yakin bahwa ini adalah saat yang tepat memulai segalanya.
Tapi, rapat yang baru di mulai beberapa menit itu langusng hancur karena ucapan seorang Viscount yang jelas sekali menghina keluarga Kekaisaran. Si kembar itu anaknya dan dia anak yang memiliki darahnya, lalu kenapa mereka tidak pantas. Apa alasannya?
Apa karena si kembar di anggap cacat dulu, ini memang salahnya yang mengabaikan si kembar dulu. Harusnya dia tidak meninggalkan keduanya begitu saja dan menjadikan mereka bahan lelucon untuk para bangsawan.
Rasanya lucu jika anaknya sendiri di rendahkan dan itu di hadapannya langsung, apakah mereka menganggap dia tidak akan peduli. Ini jelas salahnya, andai saja dia tidak menuruti egonya. Pasti ini tidak akan terjadi, tapi kenyataannya semua itu sudah terjadi dan dia tidak bisa melakukan apa pun saat ini.
Tubuh sang Kaisar mulai bergetar dengan kedua tangan yang mengepal kuat menatap tajam ke arah para bawahannya yang begitu ketakutan. Apakah dia bisa mengubah kesalahannya dan membuat semuanya seperti seharusnya, jika bisa dia ingin melakukannya sekarang!!
"Pangeran Ramon Teon Veddira dan Putri Rimonda Teona Veddira akan mendapatkan hak sebagai pewaris Kekaisaran!"
Ucap sang Kaisar dengan raut wajah yang serius dan semua bangsawan yang ada di sana terkejut. Mereka mulai ribut dengan apa yang baru saja mereka dengar dan banyak di antara mereka yang berniat menolak.
"Ini perintah!!" lanjut sang Kaisar meninggalkan ruangan rapat dengan pengawalnya yang mengikutinya.
Para bangsawan itu terpaku menatap pintu ruangan yang mulai tertutup, sekarang tidak ada di antara mereka yang bisa menolak karena ini adalah perintah. Dan Duke Lawton langsung menujukkan raut wajah marah.
Dia jelas tidak menyukai perintah ini, semua ini adalah hal yang dia takutkan sejak si kembar menunjukkan sihir Kaisar pertama. Dan akhirnya ketakutan itu terjadi, si kembar mendapatkan hak mereka dan jelas rencananya akan berantakan jika si kembar berhasil mendapatkan gelar.
"Bagaimana ini Tuan Duke!?"
Terlihat faksi Putra Mahkota yang panik berbeda dengan pihak netral yang langsung meninggalkan ruangan itu. Walau hanya ada dua keluarga bangsawan yang menjadi pihak netral tapi tetap saja mereka adalah salah satu dari keluarga yang berpengaruh.
Dan yang paling berpengaruh adalah Grand Duke yang ternyata seorang pihak netral sejak awal. Dia tidak suka ikut campur dalam perebutan tahta Kekaisaran, karena menurutnya itu adalah hal yang membosankan. Dan dia bisa melihat raut wajah keruh dari Duke sekarang.
Langkah kakinya menuju keluar Istana, dia jelas akan kembali ke kediamannya yang cukup jauh dari Kekaisaran. Manik biru gelapnya bisa melihat kereta kudanya yang sudah menunggunya sejak tadi.
"Grand Duke Edgar, bisa kita bicara"
Pria paruh baya itu menoleh menatap ke arah wanita yang menjadi Marchioness keluarga Florence. Keluarga yang termasuk menjadi pihak netral bersama dengan keluarga Grand Duke Edgar.
"Marchioness Florence.."
Wanita itu tersenyum, walau usianya sudah tidak muda lagi tapi wajahnya tetap terlihat lebih muda dari usianya. Dan wanita itu juga sudah di tinggal sang suami yang seorang Marquess Florence.
"Apakah anda memiliki waktu untuk bebincang?"
"Tentu"
Keduanya langsung memasuki kereta yang sama, suasana menjadi tegang dengan wanita itu yang sesekali melirik ke arah luar kereta kuda "apakah anda tau jika anak anda membantu mereka saat ini"
Grand Duke Edgar langsung terkejut menatap tidak percaya akan apa yang baru saja dia dengar. Apakah keluarganya akan memihak si kembar sekarang? Jelas itu yang di pertanyakan oleh wanita di hadapannya saat ini.
"Dari mana Marchioness Florence mendengarnya?"
"Dari pada bertanya soal itu, apakah anda benar-benar akan menghilangkan status netral anda untuk mereka?"
Wanita itu tidak menjawab, dia memilih bertanya akan hal yang sama. Lebih tepatnya dia menekan pertanyaan itu untuk mendapatkan jawaban yang pasti. Dan Grand Duke Edgar tidak bisa menjawab akan pertanyaan Marchioness Florence saat ini.