"Karena aku sudah mengetahuinya hanya melalui matamu." Aku tersentak, sangat jarang orang dapat membaca pikiranku hanya melalui tatapan mata.
"Jangan bilang aku tidak bisa membaca pikiranmu hanya dengan tatapan dingin itu." Pria itu sama sekali tidak tersenyum hanya untuk mengejek, namun nada bicaranya terdengar seperti itu.
Pada akhirnya aku menghela napas dengan kasar. Mengusap tengkukku yang tiba-tiba mengeluarkan keringat dingin. Ini benar-benar membuatku tersudut hanya berbicara dengan pria yang ternyata lebih misteriusnya dari ku.
"Aku mengira bahwa kau pria yang menginginkan hidup dengan tenang tanpa ada gangguan apapun di rumah, ternyata kau kebalikannya."
"Tidak. Aku menginginkan hidup bermalas-malasan di rumah tanpa ada ancaman apapun."
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください