"Jadi, bagaimana? Kau mau mencicipi kuenya sekarang?" tanya Zero setelah melepaskan pelukannya. Kurasa, ya, kekesalanku padanya sudah reda. Selain itu, aku tidak mungkin membuat usaha kerasnya untuk membuat kue itu menjadi sia-sia hanya karena aku tak mau memakannya. Apalagi setelah aku tahu alasannya semanis itu sampai dia membuatkan kue itu untukku.
Dengan gerakan perlahan, aku menganggukkan kepala, "Ya. Aku akan mencicipinya. Aku ingin tahu bagaimana rasa dari kue yang pertama kali dibuatkan suamiku," sahutku seraya mengulas senyum lebar.
Dia bangkit berdiri, lalu kembali duduk di sampingku. Dia juga mengulurkan piring kecil yang sudah terisi potongan kue.
"Ini, makanlah. Aku harap kau menyukai rasanya. Aku sudah berusaha sebaik mungkin." Zero meletakkan piring itu sehingg kini berada tepat di depanku.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください