Gong Mo bangun dan tubuhnya masih merasa lemas. Kemudian ia melihat sekelilingnya, dan menemukan dirinya di ruangan yang asing, ia pun segera duduk. Peristiwa kemarin dengan jelas terulang di benak Gong Mo, jantungnya berdebar sangat kencang, dan tanpa sadar ia pun terjatuh.
Kenapa… Kenapa bisa seperti ini? Batin gong Mo. ia merasa kebingungan dan ketidakberdayaan menyebar di dalam hatinya, dan perlahan ia keputusasaan mulai menyebar dalam hatinya.
"Donglin…" Gong Mo meringkuk sambil menangis terisak-isak dan dengan suara yang rendah ia berkata.
Sheng Donglin adalah cinta pertama Gong Mo. Meskipun terkadang ia khawatir dengan status sosial mereka yang sangat jauh berbeda dan berakhir tidak ada hasil, tapi selama ini ia belum pernah terpikirkan hubungannya akan berakhir seperti ini. Bahkan Sheng Donglin juga mengatakan bahwa ia adalah wanita murahan.
"Sudah bangun, ya." Suara Sheng Nanxuan pun terdengar. Seketika Gong Mo langsung terkejut dan ia pun segera mengangkat kepalanya. Gong Mo melihat Sheng Nanxuan yang sedang berdiri di depan pintu. Kemudian ia pun segera duduk dengan tergesa-gesa, lalu menarik selimut untuk menutupi dirinya, dan mundur untuk membela diri.
Sheng Nanxuan tidak bisa menahan tawa ketika melihat gelagat Gong Mo yang seperti ini, "Kita pernah tidur bersama, buat apa kamu tutupi?"
"Diam!" Teriak Gong Mo sambil menatap Sheng Nanxuan dengan marah, "Itu… itu…"
Gong Mo teringat kembali dengan kejadian tadi malam, tapi ia sama sekali tidak tahu apa yang sedang terjadi. Memang, Gong Mo sangat aktif dan antusias, namun saat itu tubuhnya benar-benar di luar kendali otaknya. Ia merasa bahwa dirinya terlalu banyak minum atau… mungkin dibius.
Saat itu aku hanya menyesap sedikit sampanye. Bagaimana aku bisa mabuk? Meskipun aku mabuk, aku tidak akan mabuk dengan kepanasan yang menyala-nyala sampai tidak mau melepaskan seorang pria! Jadi, aku kemarin dibius? Siapa… siapa yang membiusku? Berbagai pertanyaan muncul dalam benak Gong Mo.
Tiba-tiba Gong Mo teringat bahwa pria yang ada di depannya itu telah memberinya air. Itu berarti pria ini… Batinnya.
Seketika Gong Mo langsung mendongak dengan terkejut, "Kamu membiusku!"
"Aku membiusmu?" Tanya Sheng Nanxuan balik. Kemudian Sheng Nanxuan mendekatinya dan meletakkan tangannya di atas kepala tempat tidur, lalu mengelilingi seluruh tubuh Gong Mo di depan dadanya. Napas yang hangat itu menerpa wajah Gong Mo, "Apakah kita sudah berkenalan sebelum kita naik ke ranjang?"
"Kamu…" Gong Mo yang mendengar kata naik ke ranjang, seketika ia langsung marah, "Kamu memberiku air minum!"
"Oh…" Sheng Nanxuan mengangkat alisnya yang indah sembari berkata, "Mengapa kamu ingin minum air?"
"Ka… Karena…" Gong Mo tergagap, dan tubuhnya pun menegang. Saat itu Gong Mo meminta air kepada Sheng Nanxuan karena ia merasa kepanasan. Itu berarti ia sudah dibius oleh orang lain.
Gong Mo pun tergagap, "Me… Meskipun begitu, ka… kamu tidak… tidak boleh, aku ini pacar Kakakmu!"
"Pacar Kakakku?" Wajah Sheng Nanxuan menjadi gelap dan bertanya dengan suara yang dingin, "Aku ingin bertanya, bagaimana bisa pacar Kakakku berada di kamarku?"
"Aku… itu…" Saat ini pikiran Gong Mo masih sangat kacau. Tiba-tiba ia terkejut dan bertanya, "Kamarmu? Yang aku masuki itu kamarnya Donglin!"
"Kamu tidak dapat menemukan kamarnya?" Tanya Sheng Nanxuan.
"A… Aku belum pernah masuk ke kamarnya sebelumnya…" Gong Mo sepertinya bangun karena sesuatu. Tiba-tiba, ia kedinginan dan tidak bisa mempercayainya.
Di sisi lain Sheng Nanxuan tahu bahwa Gong Mo telah mengerti. Lalu ia pun mundur, "Kamu cukup bodoh! Dijebak orang lain saja tidak tahu!"
Gong Mo pun langsung menggertakkan giginya dengan penuh kebencian. Ia memegang selimut itu erat-erat dengan sepuluh jarinya sampai memperlihatkan urat biru di punggung tangannya.
Gong Mo memutuskan untuk pergi menemui Sheng Donglin. Ternyata Sheng Donglin telah menyuruhnya masuk ke kamar yang salah. Sebenarnya, apa yang direncanakan Sheng Donglin? Kami berdua sudah menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih selama satu setengah tahun, tapi ternyata Sheng Donglin merencanakan semua ini padaku!
Gong Mo mengangkat kepalanya, kemudian ia pun menyeka air mata dari sudut matanya dan bertanya, "Di mana ini?"
"Hotel." Sheng Nanxuan dengan murah hati memberi tahu.
"Hotel?" Gong Mo tiba-tiba kembali teringat kejadian tadi malam di tengah hujan, Sheng Nanxuan menggendongnya, namun ia tidak ingat apa yang terjadi selanjutnya. Sheng Nanxuan membawaku ke hotel? Bagaimana bisa seperti ini?
Apa yang akan dipikirkan Ibu jika tahu bahwa putrinya dibawa pergi oleh pria asing ke hotel? Batin Gong Mo.
Ekspresi wajah Gong Mo tampak sedikit malu. Kemudian ia melihat dirinya sendiri dan ia baru sadar bahwa saat ini ia sedang mengenakan kemeja pria. Seketika itu Gong Mo pun langsung berteriak.