webnovel

accident#5

"Nyalin peer sih anjim, gue belom kelar yang mtk minat" tagih Ohm sambil mendekati Chimmon yang sedang memainkan ponselnya.

Ia menatap malas pada manusia jangkung itu, tetapi tak urung memberikan buku nya.

Padahal sebenarnya ia juga mencontek Beam.

Asudahlah.

"Jan sama persis, pak gundul sensitip" ujarnya lalu kembali memainkan ponselnya. Saat ini ia sedang mabar bersama Nanon. Padahal si Nanon hanya berbeda 2 kelas dari kelasnya.

Ohm mengangguk semangat mendengarnya. Iapun duduk di samping Chimmon dan mulai menyalin pr itu.

"Btw nchim, tugas si Max gimana? Kan Boom sakit juga" tanya Ohm.

"Iya juga, lu sekalian gih kerjain" Ohm mengangguk.

"Btw, si Sing kemana nying? Gue kaga liat ntu manusia daritadi" mengingat kalau tadi pagi orang itu masih ada, Chimmon jadi heran tiba tiba ia menghilang.

Entah kemana.

"Biasaaaaa, lagi sama First sama Aj Jj di lapangan"

"Ooh, kirain nyabe lagi sama si Plan"

"Ngaca bambank!! Trus siapa yang sering ngajak mereka bedua ke univ buat cari seme alpha ganteng hah? Purim??" Sindir Ohm setengah tertawa. Chimmon mengerucutkan bibirnya kesal, lalu menendang kaki Ohm dengan keras.

"ANJRIT!! Sakit uy!!"

"Bodoamat, mending gue ke kelasnya maspur ah, heheeheheheh" sesosok lelaki pujaan hati Pluem pun berlari menuju kelas nya meninggalkan Ohm yang mengomel sendirian disana.

"Anjir, kapan gue bisa balik sama ayang beb gue? Huuh jadi kangen" gumamnya.

Memikirkan ini membuat Ohm mengingat tentang rencana Max kemarin.

Akhirnya karena penasaran pun ia mengambil ponsel dan mulai menelepon Max.

Yang saat ini tengah mengobrol dengan Wati di kamarnya.

"Heh lu kenapa bisa sakit si?" Tanya Wati sambil membaringkan tubuhnya di kasur, masih dengan membawa Gown nya.

Fyi, Wati ini sebenarnya sedang berkuliah di UI depok, dan saat ini ia sedang melakukan penelitian di daerah asalnya, dekat dormitory. Maka dari itu ia sempatkan mengunjungi Max disana.

"Biasa, nge hang aja dikit"

"Palak lu dikit. Nyampe diinfus gitu, kan dah gue bilang dari awal Max, jangan ikut organisasi lagi kalo udah kelas 12, ntar capek, ujung ujungnya sakit kek gini jadinya" omel nya. Max cemberut, lalu ikut merebahkan dirinya di kasur.

"wahai bapak Toey SittiWati, kalo gue cuma anggota mah gue dah keluar dari jaman orok kali, lah ini? Sapa coba yang milih gue jadi penerus ketos? Elu kan? Hiiih" wati, yang memiliki nama asli Toey Sittiwat ini cengengesan sendiri.

"Eheeheh, lagian kalo jabatannya gue kasi ke Boom, bisa bisa tuh sekul jadi tempat konser, nge band terus jadinya kan" alasan Toey. Max pun mengangguk setuju.

"Bener juga"

"TAPI!!" Sergah Toey.

"Semenjak lu yang jadi ketos, ni sekul jadi ajang lomba aneh aneh mulu anjir, masa anak sekolahan ada lomba modif mobil, modif sepatu, untung si kepsek terima terima ae, ada ada aja" ucap nya mengingat apa yang sudah terjadi di sekolahnya kemarin. Max tertawa mendengarnya, betul itu.

"Mueheheeh, sekalian. Mumpung gue bisa liat modif mereka sebagus gue apa kaga, awoakwok" Toey menggeleng pasrah terhadapnya.

"Btw--"

Tinit tinit tinit

Ucapan Toey terhenti karena suara dering telepon dari ponsel Max. Ia pun mengangkat nya tanpa melihat pemanggil.

"Nape?"

"Kagaa, gue lagi bingung aja"

Max mengernyit, ternyata Ohm yang meneleponnya. Iapun menatap Toey sambil berbincang dengan Ohm.

"Napa emang?"

"Soal yang rencana kemaren itu, gimana?"

"Ooh, santuy"

"Santuy gimana anying, gue dah miris banget jomblo kek gini"

"Lu kira gue kaga miris?"

"Hehe, miris"

"Tunggu aja, si pawang lu udah maju sendiri malahan, liat aja. Rencana gue bisa jadi berhasil bisa jadi kaga, fifty fifty lah"

"Eh anjer, dia ngapain emang?"

"Kepo lu udin, udah ah gue mo lanjut"

"Lanjut ngapaen heh anjer?? Lu lagi anu??"

"Palak lu botak!!"

"Emang botak!! Kan abis cukur!!"

"Bodo!!"

Setelah itupun Max langsung mematikannya dan menatap Toey yang sedang menatapnya juga.

"Siapa?"

"Kagaaa, si Perth rese aja. Maklum jomblo" jawab Max ngeles.

"Kek lu aja kaga jomblo..." sindir Toey membuat Max menatapnya datar.

"sedi banget gue, jomblo ngatain jomblo, HUAHAHAHAHHAAH" tawa Max menggema membuat Toey ingin menggaploknya.

"Ngajak gelud ni bocah!!" Ucap Toey lalu menghujami Max dengan pukulan bantalnya.

Malam harinya, sekelompok muda mudi sudah kembali ke dormitory setelah menyelesaikan kegiatan sekolah dan bimbelnya.

Max sudah menunggu teman temannya di ruang kumpul yang ada di lantai 2, dan saat ini ia sedang duduk santai di bean sofa dan menonton tv.

"Kakak mau dimasakin apa?" Tanya Din sambil merangkul lengan Ben. Mereka berdua berjalan menuju ruang tengah dan mendapati Max sedang mengobrol dengan mami kesayangannya.

"Nih ya mi, kemaren waktu kami lagi jalan jalan si nchim sama maspur yang paling lama pulangnya, entah kemana" lapor Max pada mamii yang tengah berbaring di paha Off.

"Seriusan? Wah, purimnya mana nih??" Heboh nya sambil bangkit dari baringannya.

" papii, interogasi si maspurnya ya. Mamii mau nyari si nchim" ujarnya lalu segera berlari menuju ruang bermain tempat anaknya itu sering menghabiskan waktu.

"Bii, jangan lari lari nanti jatoh!!" Panik Off lalu menghela napas kasar.

Max tertawa melihat kedua pasutri itu yang heboh seakan anaknya sedang diapa apa kan oleh Purim. Padahal, mereka cuma menonton film bersama saja. Itulah Max, suka mengerjai orang.

"Bang off, dedek nirin kapan dibawa kesini?" Tanya Max pada Off.

" ohh, entah kapan. Soalnya dia baru masuk tk jadi sibuk, wkwk"

"Sibuk apaan njir bang, masuk tk kek udah sma aja deh" Off tertawa kencang mendengarnya, Max memang terkadang selucu itu bagi nya.

"Awoakwok!!"

"Lagian mamanya sibuk juga jadi jarang kesini, lu mending minta bawain ponakannya mamii" saran Off.

Keponakan dari Gun itu seumuran dengan Nirin, hanya lebih tua Nirin beberapa bulan dan ia laki laki. Max selalu membawanya kemana mana jika ia datang ke dormitory. Bahkan jika liburan mama nya akan menitipkan nya pada Max karena ia yakin anaknya tak akan kesepian.

"Nanti si dede juga sibuk bang, kek anak sma" ujar Max datar.

"Awoakwoakwok!! Bengek gue anjir, lu napa receh bat dah"

" apaan, kan elu bang yang ketawa, kok gue yang di--"

"PAPIIIII!!! TOLONGIN MASPUR PAPII, LIAT INI MASPURNYA DI IKET MASA SAMA MAMII???!" Hampir seluruh orang yang ada disana menoleh padanya, yaitu Chimmon yang panik karena Purim yang diikat oleh Gun.

"Astaga biii, lanjutkan bii, ikat ampe kek lemper bii!!" Heboh Off membuat Gun tambah bersemangat dan menyeret Purim yang berjalan kesusahan dengan pita ungu di tubuhnya.

"ANJIR AWOAKWOKAWOK!! LU NAPA KEK CABE CABEAN PASAR SENEN OY MASPUR??" Ejek Max yang tertawa hingga kepalanya sakit, sangat sakit tetapi ia tetap tertawa.

"Hemeh, nurutin mamii mertua dulu gue" ujar Purim. Chimmon di sampingnya sibuk memeluknya mendramatisir yang membuat ia semakin pusing seketika.

"WOI MAX INFUS LU MERAH SEMUA ANJER!!" Teriak Beam heboh dari depan lift. ia tadi sedang menatap Max tetapi justru salah fokus ke infusnya, dan ia langsung lari kearah nya dan mengecek infus itu.

"Astaga naga!!! Bego lu Max!! Masi ae lu polah, kaga tau kan kalo darah lu naek semua??" Sambung Ohm yang datang dengan piyama kesayangannya.

Max cemberut, lalu menatap Beam dan Ohm bergantian. Ia hanya menurut ketika tangannya di pijat kecil oleh keduanya.

Chimmon yang mendengar kehebohan itupun langsung meninggalkan Purim untuk membantu Max. Sedangkan yang lainnya mendekati dan menatap ngeri pada darah Max yang sudah sangat naik itu.

Termasuk Sing yang tadinya sedang mengemil snack.

"Apaan neh?" Tanya Ben saat melihat sekumpulan orang orang di depan tv. Ia tadi tak langsung menghampiri adiknya, ia bablas ke dapur dengan Din.

"Heh Ben!! Adek lu tuh banyak tingkah, berdarah kan dia jadinya" ucap Tay setengah panik. Ben langsung berlari mendekati Max, dan melihat kearah infus di tangan adiknya.

"Astaga!! Gimana ini?? Kok bisa??" Hebohnya.

"Papii~~ mami takut" ujar Gun saat melihat darah itu. Off pun menggendongnya menuju sofa dan menatap Max dari jauh.

"Ada ada aja si Max tuh, untung kaga nanges, biasa juga luka dikit langsung nanges tu bocah, ampe bikin orang orang kebakaran jenggot" Gun mengangguk menyetujui ucapan suaminya itu.

Yah, memang begitulah Max. Suka membuat orang kesal dan panik disaat bersamaan.

_________________________________________

次の章へ