webnovel

Day 9

Jisoo langsung menggenggam tangan Sandara lalu tersenyum, "bu, ini.. tunangan aku namanya Rose" Rose langsung memberikan senyuman hangatnya "kamu yang kapan hari ini ke sini itu bawa bunga?" Rose langsung mengangguk, "kalau begitu.. saya keluar dulu sebentar" Sandara langsung menahan tangan Rose "gapapa kok nak, di sini aja dulu" Rose langsung duduk di samping Jisoo dan mengusap punggung tangan Sandara, "Jis.." Jisoo hanya berdehem lalu menatap Rose, "maafkan Jisoo ya Rose? Jisoo emang gitu, orangnya dingin" Rose hanya tertawa kecil.

"Kapan kalian nikah" Jisoo langsung menatap Rose lalu menggaruk rambutnya, "um.... i-ini nunggu ibu sembuh baru kita nikah kok" Rose hanya mengangguk, "selamat siang, Miss Kim" Rose langsung menatap dokter di sampingnya "umm..." dokter tersebut langsung tertawa kecil lalu tersenyum, "nama saya dr. Irene Bae" Sandara langsung mengusap pundaknya, "dia yang sering nemenin ibu, Jis" Jisoo langsung mengangguk lalu memberikan senyumannya.

Jisoo yang merasa Rose akan membunuh Irene langsung menggenggam tangannya erat, "apa?" Jisoo langsung menggeleng, "biar saya cek kondisinya dulu ya?" Jisoo dan Rose yang duduk di sofa langsung mengamati Irene yang sedang memeriksa keadaan Sandara, "udah punya pacar?" Irene langsung menatap sekilas Rose lalu mengangguk, "namanya Wendy, dia anak dari CEO Son Company Ltd" Rose langsung mengangguk lalu menatap Jisoo yang menggaruk-garukan rambutnya gugup.

"Ini.." Rose langsung mengembangkan senyumannya, "ini tunangan gue, Jisoo dia CEO dari peruahaan teknologi. Makanya dia sibuk, karena dia lagi mau buat perusahaannya sendiri" Irene hanya mengangguk-angguk saja, "kamu apa-apaan sih" Rose tidak memperdulikan Jisoo yang sedang protes, "besok sudah boleh pulang" Irene langsung mengalungkan stethoscopenya. "Kalau begitu..." Sandara langsung menahan lengan Irene.

"Besok dateng di acara makan malem ya?" Irene hanya tersenyum lalu mengangguk, "iya" Jisoo langsung berdiri, "kalau begitu, saya permisi" Jisoo dan Rose langsung mengangguk. Sandara langsung menatap Jisoo, "kamu bener keluar dari kerjaan kamu mau bikin usaha sendiri?" Jisoo langsung menatap Rose sekilas lalu mengangguk.

"I-iya, bu" Jisoo langsung duduk di samping Sandara lalu Jisoo langsung membenarkan letak bantalnya "kamu udah makan?" Jisoo langsung duduk di samping Sandara sambil menepuk-nepuk punggung tangannnya lalu mengusapnya dengan lembut, "udah kok. Jisoo mau pulang sama Rose dulu ya?" Sandara tersenyum lalu mengangguk, Rose langsung berdiri lalu menghampiri Jisoo dan melingkarkan tangannya di lengan Jisoo.

"Jis, apa bener, Jennie di bunuh?" Jisoo langsung mengangguk, "ibu.. turut berduka, tapi.. ibu lebih suka Rose ketimbang Jennie. Kalian cepet nikah ya?" Jisoo hanya bisa tersenyum lalu menghembuskan nafasnya "iya bu, kita bakalan nikah secepetnya kok" Jisoo langsung menghembuskan nafasnya kasar. "Maaf, Jisoo sama Rose.. gak bisa nemenin ibu lama-lama soalnya kebijakan baru dari rumah sakit" Sandara hanya tersenyum lalu mengangguk. "Gapapa kok, asal kamu sama Rose bisa jemput ibu besok" Jisoo langsung tersenyum.

"Kalo gitu.. Jisoo pulang dulu. Jangan lupa ibu minum obatnya ya?" Sandara hanya mengangguk lalu mengusap-usap pundak Jisoo, "jangan terlalu capek bekerja, muka kamu pucet" Jisoo hanya tersenyum lalu mengangguk. Jisoo dan Rose langsung keluar dari ruang inap Sandara, "mau pulang?" Irene yang sedang membersihkan pisau bedah langsung menatap Jisoo dan Rose.

"Lo sama kaya gue?" Irene hanya menatap Rose dingin lalu menghempiri Rose, "kalian.. kalo mau main bunuh-bunuhan jangan di sini oke? Kalian bisa nge.." Irene langsung memasukkan pisau bedahnya kedalam jas dokternya, "salam kenal" Rose langsung menjabat tangan Irene dan mengangguk, "pacar lo emang CEO?" Rose langsung menggeleng, "well, tapi dia ganteng dan..." Rose langsung menepis tangan Irene lalu menghembuskan nafasnya kasar.

"Jangan nyentuh punya gue!" Rose langsung menarik Jisoo menuju lobi rumah sakit tersebut. Jisoo langsung menatap Rose, "heh bocah!" Rose langsung memeluk pinggang Jisoo erat, "apa?" Jisoo hanya tersenyum lalu menggeleng, "mau makan apa?" Rose langsung menatap mata Jisoo. "Mau makan..." Jisoo masih menunggu jawaban Rose, "Wendy's" Jisoo langsung mengangguk. "Jangan banyak-banyak makan junk food, gak baik" Rose langsung menatap Jisoo.

"Terus makan apa?" Jisoo langsung mengusap dagunya, "gimana kalo makan ini aja, makan...." Jisoo langsung menunjukkan sebuah brousr, "mau coba?" Rose langsung mengangguk.

.

.

.

.

.

.

Jisoo langsung menatap Rose yang sedang menghabiskan 10 kg sashimi, "kamu gak negh?" Rose langsung menggeleng, "enggak, cuman aku kadang ngerasa bersalah sama ikan" Jisoo langsung mengerutkan keningnya, "iya aku punya peliharaan" Jisoo langsung mengelap mulutnya menggunakan serbet "ikan peliharaan?" Rose langsung mengangguk "namanya Joohwangie" Jisoo hanya mengangguk, "Joohwangie seekor?" Rose langsung mengangguk, "kenapa gak beli pasangannya Joohwangie?" Rose langsung memakan sashiminya, "kurang 10 menit lagi" Jisoo langusng memakan sashiminya.

"Kalo kamu?" Jisoo langsung menatap Rose, "punya sih.. anjing. Jangan di ulang pake ngegas ya?" Rose langsung tertawa kecil lalu mengangguk, "iya enggak kok, namanya siapa?" Jisoo langsung menggaruk rambutnya, "Dalgom, di rumah sepupu sih... semenjak nyokap masuk rumah sakit" Rose hanya mengangguk lalu memakan ikan salmonny ayang terakhir.

"Done" sang waiters langsung menyetop stopwatch milik Rose, "kurang 9 menit lagi" Rose langsung meminum air putihnya, "nanti jemput Dalgom" Jisoo langsung mengerutkan keningnya, "hah?? Beneran?" Rose langsung mengangguk "emang saudara kamu dimana?" Jisoo langsung menggaruk rambutnya, "umm.. sepupu aku udah pindah ke Hawaii" Rose hanya mengangguk.

Jisoo langsung memakan sashiminya yang terakhir "done!" Sang waiters langsung menghembuskan nafasnya, "selamat Rose yang menang" Rose langsung menerima amplop berwarna putih, lalu tersenyum. "Juara dua" Jisoo langsung menerima sebuah kaos yang terdapat gambar motif lobak. "Makasih" sang waiters langsung mengambil piring-piringnya, "huuuhhh... kenyang" Jisoo langsung menyendrkan punggungnya di kursi.

Rose langsung menatap Jisoo, "Jis, kamu kenyang?" Jisoo langsung mengangguk, "banget" Rose langsung mengambil buku menunya lalu melihat-lihat daftar makanan tersebut, "umm.... permisi" Rose langsung memberhentikan waiters yang lewat di sampingnya, "ada yang bisa saya bantu?" Rose mengangguk, "umm.. sashiminya 4 piring" Waiters tersebut langsung mengangguk dan mencatat pesanan Rose, "ada lagi?" Rose langsung menatap Jisoo. "Air mineral aja" Jisoo langusng meminum air mineralnya hingga habis.

"Kamu masih utang penjelasan sama aku" Jisoo langsung menatap Rose bingung "tentang?" Rose langsung memberikan foto keluarga Jisoo, "kamu.." Rose langsung menggeleng "sebenernya, ibu kamu yang kasih ke aku" Jisoo hanya mengangguk "ceritain tentang Yuna sekarang" Jisoo langsung mengangguk.

Little Rock, United States of America

Limario langsung menghembuskan nafasnya kasar lalu menatap selnya yang baru, "gue masuk sel isolasi lagi" Limario langusng mengerutkan keningnya karena ada yang tidak beres, Limario langusng berjalan menuju pintu tersebut dan mendapati petugas yang membawanya sedang menyandar di tembok. "Lo Limario?" Limario langsung menengok kesamping lalu suara sirine bertanda ada keributan yang di buat oleh napi.

"Lo?" Orang tersebut langsung mengangguk "nama gue Jeongyeon 'Jingsaw' Geroge" Limario langusng menatap jasad sipir tersebut langsung menghembuskan nafasnya, "ayok cepet ikut gue" Limario langsung mengangguk dan mengikuti Jeongyeon karena ia memegang pisau yang ia buat dari garpu.

.

.

.

.

.

.

Jisoo dan Rose langsung memasuki apartemen Jisoo langsung mencium bibir Jisoo dan menidurkan Jisoo di sofa, "kamu mabok ya?" Jisoo langsung menggeleng dan mengusap pipi Rose, "menurut kamu?" Jisoo langsung melumat bibir Rose lalu menyalakan tv dan menaikan volumenya sedikit, "kok channel berita? Gak ada yang lain apa?" Rose langsung membuka kancing kemeja Jisoo dan membukanya. "Kamu..." Jisoo langsung mengangguk, "gapapa kok" Jisoo langsung melumat bibir Rose tanpa memperdulikan berita yang ada di televisi.

"Jis.." Jisoo langsung menatap mata Rose "apa?" Rose langsung menghembuskan nafasnya kasar, "aku..." Jisoo langsung mengangguk, "aku tahu itu apa" Rose yang tahu Jisoo sedang mabuk langusung menggeleng dan memapah Jisoo menuju kamarnya, "kamu kenapa hari ini cantik?" Rose langsung menghembuskan nafasnya kasar lalu menatap Jisoo.

Rose langsung merebahkan Jisoo di atas kasur lalu melepaskan sepatu Jisoo dan kaos kakinya, "Rose..." Rose hanya diam lalu pergi ke dapur untuk mengambil air putih, Jisoo yang berpura-pura mabok langsung menuliskan fakta yang ia dapat hari ini. "Masih gak ada celah" Jisoo langsung buru-buru menyembunyikan bukunya di bawah bantal lalu kembali ke posisi semula, "bebas dari dia, gue langsung terbang aja ke Hollywood" Jisoo langsung menghembuskan nafasnya.

"Ini Jis, minum dulu" Rose langsung meletakkan gelasnya di meja belajar lalu membantu JIsoo duduk, "minum dulu" Jisoo yang tau itu adalah wishky langsung meminumnya dengan sekali tegak, "jangan nyuri kesempatan dalam kesempitan ya kamu. Pura-pura mabok" Jisoo langsung menghembuskan nafasnya kasar. "Kenapa ketahuan sih!?" Rose langsung memutarkan matanya malas "lo kalo mabok gak akan muji" Jisoo hanya menyengir bagai quda.

Rose langsung duduk di sebelah Jisoo lalu menyandarkan kepalanya di pundak Jisoo, "Jis" Jisoo langusng berdehem, "lo kenapa ngambil kuliah jurusan IT?" Jisoo langsung menatap Rose, "gue suka aja ngeliat orang bisa hack, ngeprogram robot, terus buat-buat gadget" Rose hanya mengangguk, "kalo kamu?" Rose langsung melingkarkan lengannya di pinggang Jisoo. "Gue.. suka aja nge-bisnis" Rose langsung mengambil hapenya lalu melihat notifikasi yang muncul. "Siapa?" Rose langsung menunjukkannya kepada Jisoo.

"Limario kabur" Jisoo langsung menghembuskan nafasnya kesal, "denger aku.." Rose langsung menatap mata Jisoo "jangan bunuh orang" Rose langusng menatap mata Jisoo dan Rose langsung mengangguk, "janji?" Jisoo langsung mengelingkarkan jari kelingkingnya di jari kelilingking Rose "janji" Jisoo langsung merasakan Deja Vu hanya diam menatap Rose diam.

"Jis? Kamu gapapa? Apa kamu lagi pura-pura mabok lagi?" Jisoo langsung menggeleng, "e-enggak, enggak" Jisoo langsung merebahkan tubuhnya lalu mengaup, "kamu ngantuk?" Jisoo langsung mengangguk, "tidur yok sini" Rose langsung merebahkan kepalanya di dada Jisoo lalu menatap wajah Jisoo. "Good night" Rose langsung mengangguk dan memejamkan matanya, semntara Jisoo diam-diam langsung menaruh bukunya di laci tersembunyinya.

Bonus scene...

Brooklyn, United States of America

SinB langsung menghembuskan nafasnya lalu membuang kertas yang berada di tangan "sialan" SinB langsung mengusap wajahnya kasar, "kamu... kenapa?" SinB langsung menatap gadis di depannya, "kamu?" Gadis tersebut langsung mengambil selembar tisu dan memberikannya kepada SinB. "Aku.. tadi lliat kamu kayanya lagi ada masalah" gadis tersebut langsung memungut kertas yang di buang SinB.

"Gambar kamu bagus" gadis tersebut langsung duduk di sebelah SinB "nama kamu SinB?" SinB langsung menengok dan mengangguk, "kamu siapa?" Gadis tersebut langsung memberikan senyumannya, "nama aku.. Eunha, Jung Eunha" SinB hanya diam dan mengangguk, "m-mau pulang?" SinB langusng mengangguk. "Gimana... kalo aku anter?" SinB langsung menatap Eunha curiga. Sebuah bus langsung berhenti tepat di halte SinB langsung menghembuskan nafasnya kasar.

"Makasih tawarannya, mungkin lain kali" Eunha langsung mengembalikan gambarnya lalu SinB langsung menolaknya, "buat kamu, gratis" SinB langsung berjalan menuju bus tersebut tanpa menengok ke Eunha. Eunha langsung tersenyum lalu ia memesan UBER.

TBC

次の章へ