webnovel

Mencuri

Zen saat ini sudah berada di Alaska dengan tubuh robotnya. Dia akhirnya berjalan perlahan kerumah yang mana dia telah buat. Rumah ini masih kosong, karena Zen belum mengisinya dengan apapun, karena memutuskan biar para wanitanya kelak yang mengisinya.

Zen lalu masuk kesebuah ruangan, yang membawanya kesebuah ruangan dibawah tanah dirumahnya tersebut dan memasuki ruangan yang sangat luas, Dimana ruangan itu digunakannya sebagai tempat Zen menciptakan berbagai peralatan. Bisa terlihat beberapa robot yang diciptakan Zen sedang membuat sesuatu.

"Sudah berapa persen selesai Irene?" tanya Zen.

[Sudah 98% Kak, sekarang kita tinggal masukan data yang kita ambil dari Rinko tadi] kata Irene.

Sebenarnya, Zen sudah berniat untuk mencuri semua data dan fasilitas Rath. Rencana itu dia realisasikan dengan membuat fasilitasnya terlebih dahulu, yang berada diruang bawah tanahnya ini, berdasarkan rancangan yang dicurinya dari Rath. Namun setelah dia berhasil membuat fasilitas ini menggunakan skill creationnya, rencananya berubah total, saat dia memutuskan mengorbankan dirinya itu.

Sebelum Zen mengalami kerusakan otak, akibat pengorbananannya menyelamatkan ingatan beberapa orang, Zen menyuruh Irene untuk mencuri data tentang sistem pada Raft dan mengimpelementasikannya kepada fasilitas yang telah dia buat disini sebelumnya.

Rencana Zen sebenarnya adalah untuk mencuri semua apa yang diteliti oleh Rath dan memindahkannya disini, termasuk dunia Underword serta Fluctlight yang mereka kembangkan saat ini.

Zen menggunakan serangan pada Rath sebagai rencananya kelak, dalam mencuri semua itu dan saat ini Zen mengharapkan fasilitas yang dibuatnya dapat menampung semua data yang sedang dicurinya saat ini.

Sekarang dia datang kesini bertujuan untuk menambahkan beberapa data yang belum sempat dia curi dari Rath sebelumnya, dan menghindari kerusakan otak dari Zen yang akan bertambah parah akibat serangan yang terjadi pada Rath, karena memutuskan listrik pada Soul Translatornya.

"Sayangnya aku tidak bisa menggunakan skill apapun menggunakan tubuh robot ini" kata Zen.

[Tenanglah Kak, biar Irene yang melakukan semuanya. Yang Kakak harus lakukan hanya memastikan data yang Kakak kirimkan tidak terputus] jelas Irene.

"Lalu berapa lama lagi akan selesai Irene?" tanya Zen.

[Untuk fasilitasnya diperkirakan akan selesai sekitar beberapa Jam, namun untuk data tentang tubuh AI mungkin akan memakan waktu lama, karena kita akan memulainya dari awal] kata Irene.

[Lalu rencana mencuri atau menyelamatkan, yang Kakak lakukan terlebih dahulu?] tanya Irene.

"Hm... kalau aku selesai mengirimkan data disini, sampai plot mana saat aku kembali ke dunia Underworld?" tanya Zen.

[Karena teroris tersebut kembali menaikan FLA pada dunia Underword, mungkin Kakak kembali saat perang besar di Underworld] jawab Irene.

"Berarti rencana penyelamatan terlebih dahulu" kata Zen.

[Jadi apakah Irene akan melakukan rencana penguncian?] kata Irene.

"Yap, dan pastikan kamu juga menguasai bagaian kamera pengawas serta log pintu semua fasilitas pada Rath, saat rencana pencurian dimulai" kata Zen.

[Baiklah Kak] jawab Irene.

Lalu Zen mengeluarkan sesuatu dari dalam kepala robotnya yang berbentuk sebuah kabel dan menancapkan kesalah satu komputer, yang berada ditempat tersebut. Kabel itu merupakan penghubung dari Fluctlight Zen yang terdapat berbagai macam informasi yang sudah dicuri Irene, dan disimpannya disana.

[Baiklah, selanjutnya serahkan kepada Irene] kata Irene.

.

.

Anggota dari Rath berhasil menyelamatkan diri mereka dari serangan itu, dan berhasil mengisolasikan diri mereka dari penyerang, yang saat ini memasuki dan terjebak didalam salah satu kontrol room. Higa saat ini masih mencoba menyelidiki kerusakan apa yang terjadi pada Fluctlight dan dunia Underword.

Setelah selesai pemeriksaan, dipastikan bahwa tidak ada salah satu yang mengalami kerusakan, namun sayangnya Fluctlight Zen dipastikan rusak, karena ada bagian yang hilang karena gangguan elektrik atas penyerangan tadi.

"Lalu apa yang kita lakukan mulai sekarang?" kata Rinko yang saat ini berada diruang kontrol room.

"Zen saat ini dipastikan tidak bisa melakukan apapun saat ini, dia hanya akan menjadi boneka saja didalam sana" kata Higa setelah melihat Fluctlight dari Zen yang rusak tersebut.

"Lalu apa yang kita lakukan sekarang Seijirou-san?" tanya Higa.

Seijirou saat ini mulai memikirkan, apa yang seharusnya dia lakukan saat ini. Namun tiba – tiba saja, sinyal tanda peringatan bahwa ada sesuatu yang sedang memasuki dunia Underword.

"Sial dua buah karakter kuat sudah memasuki dunia Underworld" kata Higa setelah melihat data yang ditampilkan dikomputernya.

"Sial" kata Seijirou saat itu.

"Bagaimana kalau salah satu dari kita memasuki dunia tersebut?" tanya Higa.

"Baiklah siapa yang akan masuk?" tanya Seijirou.

Saat ini mereka berunding dan memutuskan bahwa Higa yang akan memasuki dunia tersebut, namun saat sudah bersiap dan menjalankan mesin Soul Translator, tiba – tiba saja mesin tersebut tidak berjalan seperti semestinya.

"Apa yang terjadi? Mengapa aku tidak memasuki game ini" kata Higa.

Zen menyuruh Irene untuk memblokir Soul Translator selain yang digunakan oleh penyerang dari Ocean Turtle untuk menghindari Asuna atau beberapa wanitanya memasuki game tersebut, karena dia tidak ingin mereka tersiksa didalamnya.

"Sial, apa yang harus kita lakukan?" kata Seijirou.

.

.

Beberapa hari setelah Zen dibawa pergi oleh Alice. Saat ini Alice berada disebuah rumah, dimana dia tinggal bersama Zen dan juga Quenella yang masih setia mengikuti Zen. Mereka bertiga telah sampai didesa Rulid, namun dia tidak diizinkan untuk tinggal disana, dan memutuskan untuk membuat tempat tinggal diluar desa tersebut.

Berkat kekuatan Quenella, mereka berhasil menciptakan sebuah rumah yang nyaman dan dapat mereka tempati saat ini. Alice sebenarnya belum mempercayai Quenella sepenuhnya, namun saat ini dia membiarkannya, karena Quenella belum melakukan hal yang buruk kepada mereka.

Alice sendiri sudah bertemu adiknya, Selka. Selka sangat bahagia bisa bertemu dengan Kakaknya, namun kebahagiaannya surut setelah mendengar kondisi Zen yang seperti orang cacat dan kabar tentang Eugeo yang dinyatakan meninggal oleh Zen.

Pada malam harinya, Alice seperti biasa tidur bersama dengan Zen, yang saat ini seperti orang yang mempunyai ekspresi yang tidak mempunyai keinginan untuk hidup. Quenella juga tidak ketinggalan ikut tidur disana, walaupun mereka sempat berdebat tentang hal tersebut sebelumnya.

Namun tiba – tiba saja, dari kejauhan, Alice melihat seperti sesuatu sedang terbakar dari balik jendela kamarnya.

Alice lalu berlari keluar dari rumah itu disusul oleh Quenella.

"Pergilah, aku akan menjaga tuan disini" kata Quenella yang ikut memperhatikan kebakaran tersebut.

Alice sebenaranya merasa berat meninggalkan Zen bersama Quenella, namun karena perkataan Quenella bahwa desa Rulid sedang diserang oleh invasi dari Dark Territory, Alice mau tidak mau akhirnya pergi kesana.

Dia mulai berubah dengan pakaian ksatria integritasnya dan bersiap untuk pergi kesana menggunakan tunggangan naganya saat ini.

"Tolong jagalah Zen disini, jangan lakukan hal bodoh, atau aku akan membunuhmu" kata Alice memperingatkan Quenella.

"Aku tahu. Lagipula kamu tidak bisa melawanku" balas Quenella.

Dengan berat hati, Alice mulai beranjak dari tempat tersebut dan mulai terbang kearah desa Rulid dengan tunggangannya untuk menyelamatkan desa tersebut.

"Akhirnya aku bisa tidur berdua dengan Tuanku" kata Quenella dan memasuki rumah tersebut dengan perasaan bahagia.

次の章へ