Bahaya seakan-akan tidak pernah usai. Ketentraman dan kedamaian seperti hiasan sebelum meluncurnya rudal perusak hingga ke tulang.
Vosko tak mampu memilih pilihan yang lain. Ia menjauh namun tidak pergi. Penembak jitu dan musuh seakan mendapatkan perintah untuk kembali. Mereka menghilang bagaikan ditelan oleh bumi.
"Haaaahhhhh..." Naura menghela nafasnya. Setidaknya, ia tidak membuat orang lain dalam bahaya.
Ken menarik tangan Naura, memasukkan tangannya ke dalam saku jas miliknya.
"Di sini terlalu dingin," ucap Ken.
"Kau jauh lebih dingin," balas Naura.
"Sungguh?" Ken menaikkan sebelah alisnya.
"Karena kehangatanmu, hanya milikku!"
Deg... Deg... Deg...
Tubuhnya seakan bergetar. Debaran jantung yang tak mampu lagi terelakkan. Detak jantungnya tak karuan hanya karena telinganya mendengar sebuah kalimat yang manis.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください