Hidupnya seperti layang-layang yang ditarik ulur namun talinya terputus. Akan ada kaki yang siap terluka untuk mengejarnya namun akan ada angin yang terus menerpanya.
Terkadang, sudah susah payah kaki melangkah jauh, namun layang-layang itu sudah rusak saat tergapai oleh tangannya.
Ada juga beberapa ranting pohon yang siap merobeknya. Akan ada yang menangisinya, tapi ada juga yang menginjaknya karena layangan itu tidak dapat lagi dipakai.
Seperti itulah singkat cerita kesakitan yang Naura rasakan. Ada dua idiot yang sedang bertengkar karena membahasnya, ada juga yang melepaskan namun memiliki kesakitan yang sama dan ada sepasang tangan yang siap memungutnya.
Langkah kakinya tak lagi sama. Wajahnya sudah pucat pasi. Tidak ada tujuan dan entah kenapa, kakinya melangkah memasuki sebuah pekarangan rumah.
Tok... Tok... Tok...
Tangannya mengetuk pelan sebuah pintu. Tubuhnya sudah gemetaran karena dingin, sakit dan mati rasa.
Ceklek!
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください