"Pa." Freya menoleh ke arah Gibran yang tersenyum mengarahnya. Cewek itu masih melongo, tidak mengerti juga dengan maksud sang Papa.
"Kenapa? Kamu ga suka, ya?" Gibran mengerutkan dahinya, menatap Freya sedikit meringis juga dengan ekspresi di wajah itu.
Freya sendiri merasa bingung atau sudah merepotkan, namun bisikan di telinga Freya mulai berkumandang. "Terima aja. Ini 'kan hadiah dari bokap lo."
Freya menatap Matt malas. "Diem." Kenapa cowok itu masih saja betah di rumah Freya? Padahal sudah ribuan kali cewek itu mengusirnya. Mattaeo tidak akan pergi dan melewatkan waktunya untuk Freya, dia memang terlalu keras kepala.
"Freya," kali ini Devan memanggil di sebelah kanan Gibran berdiri. "ini hadiah spesial karena kamu sudah membuat kami bangga. Iya, 'kan, Pa?" Sambil menaik turunkan kedua alisnya menatap sang Papa, Devan terlihat antusias dengan suprise yang tidak terduga.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください