Freya berlari tergesa saat dia melihat sosok yang sedang di butuhkannya. Dia memang harus segera membicarakan hal yang sekarang sangat begitu penting dan tidak bisa dia tunda – tunda lagi.
"Marvin." Freya terengah saat sudah di depan cowok itu. Napasnya masih memburu karena terlalu jauh untuk Freya berlari.
Marvin melotot, dia segera bertanya khawatir, "Freya, kamu ga pa-pa? kenapa sampai lari - lari?"
Freya menggeleng cepet, dia bertolak pinggang. "Marvin. Ibu Guntur meninggal .... itu ulah gue." sedikit mengiris hatinya, Freya kembali merasa tidak berguna.
Marvin mencolos. Sama seperti saat reaksi Freya di awal, Marvin juga tidak dapat mempercayainya. Bahkan Marvin belum sekali 'pun menengok atau sekedar mengetahui keadaan ibu Guntur saat masih di rumah sakit. Kenapa Marvin tidak sempat?
"Kamu serius? Terus gimana sama keadaan, Guntur?" Marvin merasa sangat khawatir. Cowok itu juga begitu merasakan bagaimana sakitnya di tinggalkan.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください