webnovel

BAB 27 - TERKENAL KAYA TAPI MISKIN! APA PENYEBABNYA?

Setelah sampai di Restoran tersebut, kemudian mereka berdua duduk dan seorang pelayan sekaligus pemilik Restoran tersebut menghampiri mereka berdua.

"Permisi tuan muda, sepertinya kalian berdua ini turis dari planet lain ya? Apa kalian membutuhkan sesuatu? Kalian mau pesan apa?"

Rey memesan,

"Aku pesan Mie Ayam Bakso Telor dan Jus Mangga sebagai minumnya."

"Maaf tuan muda, kami tidak memiliki ayam beserta bakso dan jusnya, kami hanya punya mie dan air putih saja."

Lalu Raisha juga memesan,

"Kalau aku ingin pesan Nasi Goreng Seafood saja."

"Maaf nona muda, kami juga tidak mempunyai Seafood hanya ada nasi putih saja."

"Ehh bukannya ini Restoran? Kenapa kalian tidak punya apapn yang kami minta?" Kata Raisha yang nampak kesal sambil memukul meja.

"Sudahlah Raisha tidak perlu emosi."

"Aku benar-benar minta maaf tuan."

"Bukankah planet Beng'Har ini planet terkaya di ABIS ya? Kenapa kalian tidak mempunyai beberapa menu makanan yang kami minta? Juga setelah aku perhatikan lingkungan disini tidak lebih bagus daripada lingkungan di Planet Bumi."

"Planet ini disebut sebagai planet terkaya di ABIS karena planet Beng'Har menjadi salah satu pusat transaksi jual beli sumber daya di ABIS dan memiliki pasar budak. Akan tetapi, semuanya di monopoli oleh Raja Planet Ma Lingyu. Sehingga menyebabkan kami hidup miskin seperti ini."

"Monopoli? Pasar budak?"

"Benar. Selain itu, Raja Planet Ma Lingyu juga mempunyai tempat pelelangan yang melelang para gadis perawan."

"Apa Raja Ma Lingyu tidak takut dihukum oleh aliansi pusat?"

"Aliansi pusat? Jika mereka peduli terhadap Planet Beng'Har dan mengurus Raja Ma Lingyu. Mungkin mereka sudah melakukannya sedari dulu. Planet ini dibawah kendali Azte. Setelah diangkatnya Admiral Rey, aliansi pusat pasti akan semakin enggan untuk mengurus planet ini, kerena takut dibunuh oleh pasukannya."

Ketika Rey sedang berbincang-bincang dengan pemilik restoran, tiba-tiba tiga orang bersenjata, berseragam tentara biasa Azte, menghampiri mereka bertiga.

Salah satu dari kelompok tersebut yang nampak pemimpinnya maju dan menaikkan kakinya ke atas kursi sambil memukul-mukul telapak tangannya dengan tongkat besi. Kemudian dia berteriak.

"Pemilik restoran saatnya uang keamanan!"

Sambil gemetaran karena takut, pemilik restoran menjawab.

"Maa.. maaf pangeran, minggu ini saya belum punya uang, bagaimana jika minggu depan dua kali lipat."

{Buaakk!}

Pemilik restoran tersebut dipukul dengan tongkat besi.

"Apa kamu sedang membodohiku. Aku lihat kamu kedatangan dua orang turis. Masa iya kamu tidak punya uangnya."

Kemudian orang tersebut menghampiri meja yang sedang ditempati oleh Rey dan Raisha.

"Lihat mereka berdua ini pemilik restoran. Mereka ini turis dan akan makan di sini. Kamu bisa menaikkan harganya. Atau.... gadis kecil kamu bisa menemani kami bermain selama satu minggu untuk membayar makan di sini. Aku jamin kamu akan bahagia dan merasa puas bila bermain besama kami."

Kata orang tersebut sambil memegang dagu Raisha dan mengangkat wajah Raisha.

Lalu Rey memukul tangan orang tersebut, sambil berkata,

"Singkirkan tangan kotormu itu!"

Kemudian...

{Buakk!!}

Orang tersebut malah memukul wajah Rey dan dia berkata,

"Kamu tidak boleh menginterupsi ketika aku sedang berbicara!"

"Apa kamu tentara Azte yang ditempatkan di planet ini?"

"Bukan! Aku bekerja untuk ayahku! Azte apaan mereka?"

"Apa kamu tentara Azte yang dipekerjakan di planet ini?"

"Bukan bocah! Kubilang aku bekerja untuk ayahku!"

"Cukup sudah!"

Kata Raisha menyela.

"Hooo kenapa kamu gadis kecil. Apa kamu sudah tidak sabar ingin bermain denganku? Karena terpikat wajahku yang tampan ini?"

Tanpa bicara sepatah kata pun, Raisha kemudian menarik dasi yang dikenakan orang tersebut hingga orang tersebut tersungkur dan wajahnya membentur meja.

{Bruukk!}

Orang tersebut berterika kepada dua orang rekannya.

"Aaahhhhh!! Apa yang kalian lihat! Cepat bunuh dua orang penjahat ini."

Kemudian dua orang tersebut mengacungkan senjata sejenis Assault Riffle kepad Rey dan Raisha. Dengan sigap Rey langsung maju. Dia menutupi lubang peluru dengan jari tengahnya ketika dua orang tersebut menarik pelatuk. Hingga...

{Duaarrr!}

Senjata tersebut hancur.

Kemudian Rey menyerang mereka berdua dengan...

{Bukkk!}

{Bukkk!}

Kedua orang tersebut tumbang, kemudian meringkuk dan meringis kesakitan sambil memegangi adiknya.

Rey berkata,

"Memecahkan telur adalah cara paling efektif untuk melumpuhkan lawan. Aku tidak suka hal-hal yang rumit. Untuk itu langsung saja."

Rey kemudian kembali ke mejanya yang masih menjadi tempat pemimpin kelompok tersebut menempelkan wajahnya karena dasi yang dia kenakan ditarik oleh Raisha.

"Ka..kamu! Apa yang kamu lakukan penjahat!"

Orang tersebut panik saat Rey mendekat.

"Raisha balikan badan dia ke atas dan tahan dia."

Raisha membalikkan orang tersebut dengan tangan yang tertahan diantara meja dan punggungnya.

"Aku tanya sekali lagi! Apa kalian tentara Azte yang bekerja di planet ini!"

Orang tersebut malah berteriak

"Apa kamu tuli! Aku bekerja untuk ayahku!"

"Baiklah... langsung saja."

Rey melihat diatas meja terdapat satu mangkuk kecil sambal dan sebotol cuka beserta sebotol kecap asin. Kemudian dia mencekoki orang tersebut.

"Uughhhh... gluggghghgh.... glhghh.."

Sampai orang tersebut pingsan.

Pemilik restoran malah panik,

"Apa yang sudah kamu lakukan nak? Kamu menyakiti seorang pangeran! Raja pasti akan meratakan tempat ini. Ini bencana ini bencana!"

Kemudian orang-orang yang menyaksikan berkerumun seketika di dekat lokasi kejadian. Kemudian sorang pria tua keluar dari kerumunan dan menghampiri Rey beserta Raisha.

"Kalian berdua ikuti aku!"

Rey dan Raisha mengikuti pria tua tersebut.

Dibawanya Rey dan Raisha ke salah satu bangunan yang cukup tua. Di dalam sana Rey melihat belasan gadis dan pria muda yang mungkin seusia dengan Rey dan Raisha. Serta beberapa orang yang nampaknya adalah orang tua dari para gadis dan pria muda tersebut.

Rey bertanya kepada pria tua tersebut,

"Pak tua apa maksudnya ini?"

Dengan napas yang terengah-engah dan terkadang batuk. Pria tua tersebut menjawab.

"Apa anda Demon Warlords.. ah maaf maksudku.. ukhukk.. ukhukkk... Admiral dari Azte Fleet?"

"Ehhh?" Rey sempat tertegun.

"Demon Warlords?"

Kemudian Raisha berbicara kepada Rey,

"Itu adalah julukan dari para netizen beserta ahli gosip yang pro dan kontra terhadap dirimu."

"Ahhh seperti itu ya?"

"Iya."

Lalu pria tua tersebut melanjutkan pembicaraannya yang sempat tehenti,

"Admiral Rey, aku sengaja membawa anda ke sini untuk meminta anda membebaskan mereka. Aku mohon dengan nyawa diriku sebagai gantinya."

Kata pria tersebut sambil menunjuk ke arah para gadis dan pria muda.

"Ehh sejak kapan aku menangkap mereka?"

Semua orang yang berada di ruangan tersebut sontak terkejut dan sorotan mereka semua tertuju kepada Rey.

"Ehh kenapa kalian semua menatapku? Raisha apa kamu tahu sesuatu?"

Raisha menghela napas...

"Haaiissshhhh.... kamu ini benar-benar seorang pemalas yah. Bukankah ini tujuan kita kemari untuk membebaskan para gadis dan pria muda dari Raja Planet Beng'Har Ma Lingyu. Apa kamu tidak membaca laporannya?"

"Ahh ituu... hehehe."

"Huhh! Kamu memang terlalu sibuk bermain dengan maidmu!"

"Heeeyyyy jangan membicarakan hal seperti itu. Aku tidak seperti yang kamu pikirkan."

"Cihh aku tidak percaya!"

Raisha membalikkan badannya.

"Kamu!"

Raisha tidak menjawab.

"Apakah mereka benar-benar Demon Warlords dan bawahnnya?" Bisikan seseorang yang melihat mereka berdua kepada temannya.

"Kakek pasti tidak salah lihat dan bawa orang." Jawab temannya yang juga berbisik.

"Tapi mereka lebih terlihat seperti sepasang kekasih yang bertengkar karena cemburu."

"Untuk itu siiihh... aku juga setuju.

Rey mengabaikan Raisha yang nampak marah kepadanya. Dia lebih memilih memfokuskan diri terlebih dahulu terhadap masalah yang ada di depannya.

"Pak tua coba jelaskan sebenarnya apa yang terjadi di sini?"

"Admiral Rey, apakah anda benar-benar tidak tahu? Biar saya kasih tahu kalau begitu. Mereka adalah gadis dan pria muda besereta orang tuanya yang lolos dari tangan Raja Ma Lingyu."

"Ap..pa!" Rey sontak terkejut.

*****

次の章へ