PERMULAAN DAN INGATAN.
| history |
1 September, 2020.
Awal musim baru telah dimulai.
Hari begitu cerah sedari pagi, setelah berakhirnya musim hujan akhir pekan lalu. Masing-masing orang kembali melakukan aktivitasnya seperti biasa.
Saat ini aku sedang duduk menyantai didalam kelas, sembari menatap pemandangan kota dibalik jendela. Matahari terlihat bercahaya terang menyilaukan. Hari sepertinya sudah mulai sore. Kini aku masih menunggu jam terakhir untuk segera pulang.
Tak terasa waktu telah berlalu sangat cepat. Sampai saat ini aku masih bisa menghirup udara di dunia yang indah ini.
Akan tetapi...
Lalu seketika aku beralih pandangan menuju suasana kelas yang tadinya sangat berisik. Dan aku melihat beberapa grup sedang membicarakan sesuatu yang berada tak jauh dariku. Lalu dipertengahan pembicaraan mereka, aku mendengarkannya.
Anggap saja sama dengan menguping.
"Eh, Beneran!? Versi terbarunya... mau dirilis?"
Orang yang berbicara itu adalah, Nagame Yutomori. Dia cuma kenalan sekelas doang sih, tidak terlalu akrab begitu. Selain itu, dia itu adalah seorang Maniac Gamers. Tapi dia itu sangatlah energik dan siswa yang aktif. Sehingga dia lumayan menarik karena keaktifannya itu.
"Iya bener, setelah update nantinya, bakal ada perubahan sistem server dan juga dihadirkan beberapa karakter baru oleh developer itu sendiri."
Orang yang berbicara dengan Nagame Yutomori itu adalah, Hayagami Sizhuki. Mereka berdua itu sama saja yaitu, otak Maniac Gamers. Namun, Sizhuki berbeda. Kelebihannya, Dia terlalu pintar dalam bidang mata pelajaran, dan juga menguasai beberapa teknik editing dan berprofesi sebagai sutradara perfilman. Meskipun dia kelihatan biasa-biasa saja, jangan salah kalau dia dikenal banyak orang dan diberi julukan sebagai si Jenius 2 - B.
Sembari mendengarkan Mereka mengobrol, tiba-tiba aku merasakan getaran disertai suara kecil yang berasal dari dalam loker meja. Tentu itu tidak lain adalah getaran suara dering ponselku. Sebuah tanda yang menandakan adanya panggilan masuk.
Aku pun meraih ponsel itu dari bawah loker meja. Lalu, melihat siapa yang memanggilku sekarang. Setelah kulihat, tidak salah lagi, D-Dia adalah ... belum saatnya aku memberitahu. Lalu aku menekan tombol hijau untuk menjawab panggilan tersebut.
"Halo Megumi, ada apa?"
"B—Begini Kousan-kun, Aku..., ah!" nada Megumi merendah, suaranya seperti menjerit. Aku tidak tahu alasannya. Spontan aku panik lalu bertanya lagi padanya.
"Hei, hei, Ada apa Megumi?" Tanyaku panik.
"K—Kousan-kun ... t—tolong aku." Megumi pun menjawabnya dengan Nada terputus-putus dicampuri sedikit suara desah yang dikeluarkannya. Aku berpikir sejenak, apakah terjadi sesuatu yang buruk padanya.
Setelah mendengarnya, Refleks aku terdiri dari bangku tempat duduk.
Aku terdiam sejenak, berbisik didalam hati.
Apa terjadi sesuatu pada Megumi sekarang? Apa yang harus kulakukan? Megumi tidak memberikan penjelasan yang benar, Meskipun Megumi menjelaskannya dengan benar, apa dia akan baik-baik saja?
"Megumi! Tunggu aku disana!" Dengan sengaja ponselku tidak aku matikan. Agar bisa mendengar langsung keadaannya. Reflek atau tidak, aku langsung berlari menuju pintu luar kelas. Lalu ...
"Hai." Seseorang menyapaku datar.
Dia menyapaku, seseorang yang familiar dimataku berdiri sambil bersandaran di tembok sembari memegang ponsel yang menyala. Orang itu, tidaklain Dia adalah...
"M—Megumi? Apa kamu baik-baik saja?"
Langkah ku terhenti di depan nya, Tiba-tiba Megumi menundukkan badannya lalu meminta maaf berulang kali.
"Maaf! Maaf! Maaf! Aku beneran minta maaf!" Ucap Megumi dengan cepat.
Situasi tegang tadi pun berubah dratis menjadi situasi dimana Aku tidak memahaminya sama sekali, Lalu Aku bertanya padanya dengan ekspresi yang bertanya-tanya.
"EEm.. Megumi? Apa terjadi sesuatu tadi?"
"Eh?" Setelah mendengarkan tanggapanku, Megumi sepertinya terkejut, Lalu perlahan mengangkat badannya kembali seperti semula. Tak lama Megumi melanjutkannya.
"Kamu ini ... polos sekali, ya." Ekspresi Megumi tadi berubah total menjadi tersenyum di selimuti tawa yang disembunyikan nya. Ekspresinya itu seperti... UwU.
Dari tadi jujur, aku tidak paham dengan apa yang dia bicarakan, dan apa yang dia maksud sebenarnya. Walaupun begitu Aku masih bertanya padanya, meski aku tahu ini adalah Trap dibuat oleh dirinya. Aku mengira awalnya, kalau sedang terjadi sesuatu yang buruk, pada Megumi. Tapi, meski ini jebakan, aku tetap akan merasa khawatir dan takut.
"Megumi, coba kemari." Aku yang merasa sedikit kesal padanya, karena Aku lambat menyadarinya dari awal, Sambil berbicara memanggilnya di balut dengan senyuman jahat, Aku ingin membalasnya!
"Kousan-kun, apa yang akan kamu lakukan padaku...?
Aku pun berusaha melawannya dan menghindari ucapan manis yang dikeluarkannya itu!
"Hehe! Sudahlah cepat kemari."
"B—Baiklah..."
Seperti biasa cewek seperti Megumi ini sangat gampang untuk dipengaruhi. Mungkin karena Aku adalah orang terdekatnya Dia.
Perlahan sedikit demi sedikit dari langkahnya mulai bergerak menuju ke arahku, sambil memejamkan matanya, Dia terus bergeser sedikit ke arahku. Setelah jarak Kami berdua kurang lebih dari 10 CM, aku pun mengatakan sesuatu padanya yang masih menutup kedua kelopak mata nya itu.
"Sekarang bukalah kedua matamu."
Megumi pun menuruti perkataan ku dengan sikap polosnya, yah walaupun sebenarnya Megumi orangnya itu beneran gadis yang polos. Tapi...!
Perlahan Megumi mulai membuka kedua kelopak matanya, sebelum dia membuka kedua kelopak matanya dengan lebar, aku menjentik Megumi tepat ditengah jidatnya.
TIK! ... sebuah jentikkan cepat melayang tepat pada dahi Megumi.
"A—Aduh-duh! Sakit..." Megumi langsung mengelus-elus dahinya yang putih lembut itu.
Sebenarnya... jentikkan itu tidak telalu keras, aku hanya melemaskan jariku tadi tepat ditengah dahinya. Yah, meskipun begitu tetap saja rasanya tidak sopan.
Aku pun segera menundukkan kepala sambil meminta maaf berulang kali, sama seperti yang dilakukan Megumi tadi itu.
Megumi langsung merubah ekspresinya menjadi cemberut. Meski begitu, dia terlihat sangat imut. Pipi Megumi terlihat menggembung dan juga memerah. Diselimuti ekspresi yang kesal.
"Pfft. Aku minta maaf, Megumi..." ucapku sambil menahan tawa.
"Sakit tau!" Megumi menjawabnya dengan raut wajah yang kesal.
Apa aku pernah mengatakan ini sebelumnya? Ah ini mungkin pertama kalinya.
Hei Megumi, Apa jentikan itu terasa Sakit bagimu? Bagaimana Kau bisa bilang itu menyakitkan? Bagaimana denganku? Aku khawatir denganmu, Aku takut kalau sesuatu yang buruk terjadi padamu, akan tetapi Kau malah menjebakku. Bagaimana Aku bisa bilang itu sebenarnya menyakitkan, Kalau itu benar-benar sungguhan terjadi.
| story |
Aku tidak ingin pembicaraan ini terus berlanjut, karena ini hanyalah sekedar pencair suasana.
"Megumi, bagaimana nanti setelah pulang sekolah, kita mampir ke toko seblak kesukaanmu, untuk makan sore disana."
Megumi yang tadi nya sibuk mengelus-elus jidatnya, tiba-tiba berhenti setelah mendengar ajakan kutadi padanya. Lalu sekejap merubah ekspresinya menjadi bersemangat dan menerima ajakanku.
"Tentu, sehabis pulang sekolah. Aku tunggu diruang ganti, ya."
Kalau tidak salah Ruang ganti adalah ruangan khusus untuk orang yang mengganti pakaian selesai berolahraga.
Hah?! Tunggu-tunggu, diruang ganti? Sebenarnya Aku tidak tahu betul penjelasannya dan akan sulit untuk memahaminya.
"Apa?! D—Diruang ganti? Buat apa nunggu disana?!"
"Hah? Kamu itu salah paham tahu! , maksudku itu disana, ruang ganti sepatu."
Ternyata Aku salah paham besar, Maafkan Aku, Megumi >_<
"A—Ah begitu rupanya! Lagian, bicara itu jangan setengah-setengah dong."
Megumi meluruskan badannya yang sedari bersandar ditembok. Lalu perlahan berjalan membelakangiku sembari berbicara.
"Hm, kalau begitu sampai jumpa lagi."
"Sampai jumpa." Jawabku sambil mengangkat tangan setengah lengan.
Setelah Kami berdua saling bertukar kalimat perpisahan, Kami berdua punh segera kembali ke Kelas Kami masing-masing, Untuk menyelesaikan satu jam terakhir. Karena Kelas ku berada di Kelas 2 - B sedangkan Megumi berada di Kelas 2 - D. Kami terpisah sejak Kelas 1, Tahun ajaran kedua, Karena bertambahnya jumlah murid sehingga memisahkan sebagian Murid lainnya sesuai Alfabet namanya. Dan juga Kelas Kami terpisah letaknya. Kalau Letak kelasku adalah di lantai 2 atas sedangkan, letak kelas Megumi adalah di lantai 1 bawah. Tepat berdekatan dengan Ruang Locker.
Aku pun kembali masuk ke dalam kelas. Sebelum memasuki kelas, aku sempat ragu, kelas yang tadinya sangat ribut sebelum aku keluar kelas. Tiba-tiba berubah menjadi sunyi. Heran juga tapi kenapa..
"... H—Hoi, Apa yang kalian liat dari tadi?"
Saat di depan pintu kelas, langkahku tiba-tiba terhenti. Aku melihat beberapa grup lainnya sedang mengintip dan menguping obrolan Aku dan Megumi tadi. Aku pun segera mempertanyakan lebih lanjut kepada mereka.
"Sejak kapan kalian ada disana? Hoi?!"
Lalu salah satu dari Mereka menjawabnya dengan ragu. Dia adalah Wakil Ketua Kelas, Nakaidami Sagami.

Nakaidami Sagami tipe gadis yang suka memakai kacamata, dan mengikat rambutnya menjadi dua bagian dan meletakkannya di bagian bahunya.
"Semenjak kau keluar tadi, Mungkin..."
"A—Apa!?" Aku langsung terkejut dan rasanya ingin meledak mendengarnya.
Nakaida Sagami adalah salah satu siswi teladan di sekolah ini. Dia pintar, cerdas, dan juga baik. Namun, pergaulannya saja yang salah.
Dan hal yang paling kutakutkan pun tiba. Muncul seorang gadis perkasa, dan dia orang yang sangat kaya. Dia juga ketua kelas 2 - B sekaligus siswi terpandang. Karena dia adalah anak menteri dan seorang aktris. Begitu pula, bentuk fisiknya sangat sempurna dan kemampuan belajarnya juga diatas rata-rata.
Terlihat dari ujung kepala nya sampai ujung kaki nya. Rambutnya yang setengah bahu berwarna hitam kemerahan dengan gaya Curly hair. Alis dan bulu matanya yang tipis dan panjang juga matanya yang berwarna hitam terang. Tubuhnya begitu mulus dan juga kulitnya yang halus, dengan postur tubuh agak membusung kedepan. Dan dia juga memakai stocking hitam panjang dari ujung kaki sampai bagian lututnya hingga tertutup. Dia adalah Sakuramai Meguri.

Meguri adalah salah satu gadis idaman para lelaki di sekolah ini. Tidak salah kalau dia sangat di idamankan para lelaki, karena kepribadiannya sangat feminim tidak seperti kepribadiannya Megumi. Apalagi Meguri menganggap Megumi sebagai musuh bebuyutannya. Begitu pula dengan Megumi, dia menganggap Meguri adalah musuh terbesarnya. Entah apa tujuan mereka saling bermusuhan itu, aku sama sekali tidak tahu apa-apa tentang mereka berdua.
Meguri melipat kedua tangannya membentuk huruf X dibagian bawah dadanya. Sembari bersandar ditembok dengan posisi berduduk.
"Sedang apa kau tadi keluar tiba-tiba?"
"Sebaiknya kau diam saja." Jawabku datar, yang berdiri tepat berada di sampingnya.
"Ehh... apa cuma perasaan aku saja, ya? Hanya kau seorang yang berani menyanggahku seperti itu ..."
Jawabnya memelas. Lalu menjeda sebentar pembicaraan nya dan Taklama setelah itu, Meguri kembali melanjutkan pembicaraannya itu.
"Yah, kau memang orang nya seperti itu, jadi apa boleh buat." Bicaranya sembari memiringkan kepala dengan menatap ke arahku.
"T—Tunggu dulu! apa-apaan kalimat itu? Apa yang kau ketahui tentang diriku?"
Aku merasa kalau sebelumnya aku pernah mendengar kalimat ini, tapi sejak kapan Aku mendengarnya? Mungkin setelah kejadian 4 Tahun yang lalu, sepulang sekolah. Aku bersama dengan Teman sekelasku pernah mengalami kecelakaan tabrak lari oleh seseorang, untungnya waktu itu nyawaku masih terselamatkan, meskipun kata Paman ... ingatanku telah hilang.
Sampai sekarang aku masih belum mengetahui tentang kabarnya sekarang setelah kejadian itu.
Meguri tersenyum lepas, Lalu mengatakan sesuatu itu lagi dengan lembut.
"Kamu memang orang nya seperti itu ya. Empat tahun lamanya sejak kejadian itu, Kousan. Apa kamu mengingatnya?"
Empat Tahun yang lalu?! Kurasa aku mungkin masih mengingatnya.
Sejenak pada saat itu serpihan ingatan ku mulai terkumpul, meskipun masih dalam bentuk Abstrak.
"A—Apa itu kau?" Ucapku tegang dengan tangan yang sedikit kaku.
"Sudah kuduga, kamu mengingatnya."
x x x
MASIH BERLANJUT BRO!