webnovel

Paket Two In One I

Setelah Faladhina Kiseki dan Myradhia Chikane masing – masing dengan mudah mencabut pohon besar yang telah dibelah oleh Vivadhi Ranata menjadi dua bagian tersebut hingga ke akar – akarnya, lalu dengan rapi menumpuk semuanya di pojokan lahan agar sisanya dibereskan sendiri oleh keluarga Nadhine, ketiga orang yang telah mendapat label "orang sakti mandraguna" di mata kedua orang tua Nadhine Aisyah dan Nadhine Alisya tersebut kini kembali berdiri di hadapan keluarga tersebut.

"Bagaimana? Apa kalian berdua sekarang sudah percaya dengan kami?" Tanya Vivadhi Ranata sambil tersenyum kepada kedua orang tua Nadhine Aisyah dan Nadhine Alisya.

Si Bapak menganggukkan kepalanya dengan sangat puas dan bahkan memuji – muji Vivadhi Ranata sambil mengatakan kalau dirinya juga merasa sangat senang dan bangga jika kedua anak gadisnya juga bisa menjadi orang kuat dan sakti seperti mereka bertiga.

Sementara itu, si Ibu yang masih memikirkan masa depan anaknya akhirnya dengan memberanikan diri bertanya kepada sang lelaki apakah yang akan dilakukannya kepada kedua anak gadisnya tersebut, bagaimana dengan masa depan dan kehidupan mereka sebagai seorang perempuan, dan berbagai kekhawatiran yang merupakan hal – hal yang sangat wajar saja dimiliki oleh seorang Ibu kepada anak – anaknya yang masih gadis.

Vivadhi Ranata yang mendengarkan semua pertanyaan dari sang Ibu akhirnya tertawa sambil berkata meyakinkan Ibu dari sepasang gadis kembar tersebut, "Tenang saja Ibu, Ibu tidak usah khawatir dengan anak – anak Ibu. Saya berjanji dengan tulus, tidak akan melakukan hal – hal yang menzolimi mereka."

Dalam hati nya Vivadhi Ranata berpikir, "Lagipula kalau saya memang punya niatan yang buruk, saya tidak akan mau susah – susah melakukan semua ini. Begitu kedua anak gadis tersebut menawarkan diri saya, pasti sudah sedari tadi sore sudah kuperawani mereka berdua."

Namun Vivadhi Ranata ingin mencegah sepasang gadis kembar yang masih muda dan polos tersebut mendapatkan aib dan menjadi bahan gibahan orang – orang, apalagi kalau sampai ada insiden memalukan seperti arak – arakan keliling kampung di iring – iringi oleh para warga yang membawa obor, clurit, parang, dll.

Karena itu lah, sebelum terjadi hal – hal yang tidak di inginkan, maka sang lelaki pun memutuskan untuk memberi tahu dan meminta ijin kepada kedua orang tua dari Nadhine Aisyah dan Nadhine Alisya untuk meminta sepasang anak kembar yang masih gadis tersebut.

Apalagi, dua hari lagi Gerbang menuju Padang Harta (Treasure Plains) akan segera terbuka dan sang lelaki berniat untuk tidak hanya mengajak Faladhina Kiseki dan Myradhia Chikane untuk memasuki tempat tersebut untuk berlatih dan berburu harta di sana.

Vivadhi Ranata juga berniat untuk membawa serta Nadhine Aisyah dan Nadhine Alisya jika mereka bisa mencapai tingkatan tertentu dalam waktu yang begitu singkat ini, tentunya dengan genjotan dari Ilmu Ajian Sutra Hati Royal yang kekuatan kultivasi yang dimiliki oleh sang lelaki.

Jika semua berjalan dengan lancar, itu berarti bahwa Vivadhi Ranata akan dapat membawa empat orang wanita bersama dengan dirinya untuk memasuki Padang Harta (Treasure Plains).

Jumlah yang tak pernah terbayangkan oleh sang lelaki yang masih hidup sendirian sebatang kara di rumahnya satu hari sebelumnya.

....

Pada akhirnya, kedua orang tua Nadhine Aisyah dan Nadhine Alisya memberikan ijin mereka kepada kedua orang anak gadis mereka untuk pergi dan mengikuti Vivadhi Ranata beserta Faladhina Kiseki dan Myradhia Chikane untuk berlatih menjadi kultivator sakti mandraguna, tentunya dengan pesan agar kedua orang anak gadis mereka tersebut juga tidak melupakan kewajiban mereka sebagai pelajar dan tetap melanjutkan sekolah mereka hingga lulus dari SMA tempat kedua gadis kembar tersebut belajar menimba ilmu.

Vivadhi Ranata lalu bertanya pada Nadhine Aisyah dan Nadhine Alisya tentang sekolah mereka, yang dijawab oleh kedua orang gadis kembar tersebut kalau sekolah saat ini sedang diliburkan untuk sementara waktu dan murid - murid diharuskan untuk belajar di rumah masing – masing sambil menunggu kabar tentang insiden misterius yang baru saja terjadi di desa tersebut pada hari Minggu kemarin.

Terkait insiden tersebut, Vivadhi Ranata beserta Faladhina Kiseki dan Myradhia Chikane memutuskan untuk berdiam diri saja dan tidak memberitahu kebenaran tentang hal tersebut kepada orang – orang.

Lagipula, kedua orang tua si Nadhine kembar juga mengatakan kalau tim satgas investigasi sudah datang dari kota ke desa tersebut pada siang hari tadi dan sudah mulai bergerak melakukan penyelidikan pada sore hari.

Timing yang sangat pas sekali, seperti nya pada saat tim satgas dari kota baru tiba, saat itu juga Vivadhi Ranata sudah turun dari gunung dan kembali ke rumahnya, menikmati makan siang bersama dengan para perempuan.

....

Matahari telah terbenam dan malam mulai datang menjelang ketika Vivadhi Ranata dan empat orang perempuan yang berjalan bersama - sama dengan dirinya berjalan pulang ke rumah sang lelaki sambil menyusuri jalanan desa yang telah lengang.

Nadhine Aisyah dan Nadhine Alisya telah meminta ijin kepada orang tua mereka untuk bermalam di rumah sang lelaki, lagipula Vivadhi Ranata juga telah mengutarakan niatnya untuk dengan sesegera mungkin melatih kedua orang gadis kembar tersebut agar dirinya bisa membawa mereka berdua untuk berlatih "ke tempat yang sangat jauh" dua hari kemudian.

Bapak dan Ibu Nadhine Aisyah dan Nadhine Alisya mengiyakan saja dan mengijinkan kedua anak gadis kembar mereka pergi dibawa oleh sang lelaki, apalagi setelah Faladhina Kiseki dan Myradhia Chikane yang merupakan sesama kaum hawa juga telah menenangkan dan meyakinkan hati kedua orang tua Nadhine Aisyah dan Nadhine Alisya bahwa mereka berdua juga akan ikut menjaga kedua anak gadis kembar buah hati kesayangan mereka.

....

Sesampainya di rumah, Nadhine Aisyah dan Nadhine Alisya dipersilahkan oleh Vivadhi Ranata untuk menunggu sambil melakukan apa saja yang mereka suka, sementara sang lelaki bersama - sama dengan Faladhina Kiseki dan Myradhia Chikane bersiap – siap masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

"Kalian berdua tidak usah sungkan – sungkan, anggap lah ini adalah rumah kalian sendiri." Begitu kata Vivadhi Ranata kepada Nadhine Aisyah dan Nadhine Alisya sambil menyongsong kedua orang wanita lainnya pergi ke kamar mandi.

Walaupun mereka semua memiliki Aji Pembersihan namun tetap saja sang lelaki yang telah terbiasa mandi untuk membersihkan tubuhnya merasa lebih enak dan nyaman setelah mandi daripada menggunakan sihir untuk membersihkan badan.

Apalagi dengan adanya kedua orang wanita cantik yang ikut menemaninya bertelanjang ria di kamar mandi.

Vivadhi Ranata bersama - sama dengan Faladhina Kiseki dan Myradhia Chikane menikmati waktu mesra mereka yang begitu panas di kamar mandi selama satu jam penuh (Komentar Penulis: Masuk angin? Lewat! :p )

Sang lelaki sungguh menikmati layanan Paket Two in One yang disuguhkan oleh Faladhina Kiseki dan Myradhia Chikane di tengah guyuran shower di kamar mandi.

Setelah mereka bertiga puas bercumbu ria sambil membersihkan diri, ketiga insan yang hanya mengenakan sepotong handuk untuk menutupi tubuh mereka masing - masing tersebut pun bergegas pergi ke kamar tidur sang lelaki, sambil mengajak kedua orang gadis kembar yang sedari tadi telah menunggui mereka mandi untuk ikut masuk ke dalam kamar pribadi sang lelaki.

.

.

.

[Catatan Penulis: Anda mau gambar fan service? Cek kolom komentar ya! Jangan lupa di like kalau kalian suka supaya komennya tetap di atas tidak tenggelam oleh komen - komen yang lain.]

次の章へ