webnovel

Saudari Kembar I

Singkat cerita....

(Komentar Penulis: Kalian para pembaca pasti juga males atau bahkan gak mau kan, baca chapter filler yang isinya cuma si Vivadhi Ranata bersama keempat cewek cantik yang sedang bersama dengan dirinya, keluar dari kawah lalu turun gunung sambil bercakap – cakap, kemudian pergi ke rumah sang lelaki? Jadi ya, langsung aja adegannya saya skip, jadi mereka berlima sekarang sudah sampai ke rumah Vivadhi Ranata pada saat hari sudah menjelang sore, dimana Nadhine Aisyah dan Nadhine Alisya sebagai tamu di rumah sang lelaki kini juga sedang ikut makan – makan bersama dengan yang empunya rumah.)

Vivadhi Ranata bersama dengan keempat orang wanita muda nan cantik yang sedang bersama dengan dirinya kini sedang makan bersama menikmati Nasi Campur ala Singkawang yang rasanya sangat bervariasi tak hanya lezat, sedap dan gurih tapi juga ada manis – manisnya gitu (ini bukan iklan air mineral loh ya!).

Sambil bersantap sore, Nadhine Aisyah dan Nadhine Alisya bertanya kepada sang lelaki, apa kah benar kalau sepasang saudari kembar tersebut juga bisa menjadi kuat kayak di film – film Xianxia China seperti Vivadhi Ranata dan para wanita yang sedang bersama dengan dirinya?

"Ummm..., Om Ranata, apa bener kami juga bisa jadi seperti Om dan yang lainnya?" tanya Nadhine Aisyah.

"Oh, tentu saja bisa, tapi tentunya untuk bisa jadi seperti kami – kami ini, kalian berdua pasti bisa bayangkan susahnya seperti apa kan?" tanya Vivadhi Ranata kepada sepasang saudari kembar yang sedang duduk dan makan dengan menghadap ke arah dirinya tersebut.

Vivadhi Ranata berpikir, jika saja bukan karena Dadu Dewa Divine Crest Dice yang dia temukan, jika bukan karena Dewa pemilik asli Dadu tersebut mengijinkan dirinya untuk menjadi pemilik yang sah dari artifak Dewa tersebut, dirinya pun pasti tidak akan mungkin bisa semulus dan semudah ini bisa memiliki kekuatan yang begitu luar biasa seperti sekarang.

Sang lelaki juga berpikir, jika kedua gadis itu ingin berlatih untuk menjadi evolver atau kultivator seperti dirinya dan kedua orang wanita yang telah diberikan dari Alam para Dewa kepada dirinya, maka hanya ada tiga solusi yang ada di pikirannya saat ini untuk sepasang gadis kembar yang sedang duduk di hadapan dirinya.

Yang pertama adalah, tentu saja dengan meminta Faladhina Kiseki atau pun Myradhia Chikane untuk melatih Nadhine Aisyah dan Nadhine Alisya metode – metode dan teknik – teknik untuk menjadi kultivator atau evolver.

Melihat bagaimana Faladhina Kiseki mau pun Myradhia Chikane pada saat ini terlihat begitu antusias untuk menarik pasangan gadis kembar tersebut untuk bergabung dengan kelompok mereka, sepertinya meminta mereka berdua untuk mengajari kedua orang gadis kembar tersebut bukan lah hal yang sulit, malah dapat dipastikan bahwa Faladhina Kiseki serta Myradhia Chikane akan menyanggupi permintaan tersebut dengan senang hati, seperti pada saat sang lelaki meminta kedua orang wanita tersebut untuk mengajarinya berbagai macam ilmu – ilmu ajian dasar bagi para Kultivator Alam Dewa tadi pagi.

Yang menjadi masalah adalah, karena kedua orang wanita tersebut bukan lah makhluk biasa, dimana baik Faladhina Kiseki mau pun Myradhia Chikane adalah makhluk buatan yang lahir langsung dari sentuhan para Dewi, maka mungkin metode kultivasi yang mereka miliki kurang cocok untuk digunakan oleh manusia biasa.

Sehingga akhirnya muncul lah alternatif pilihan kedua di pikiran Vivadhi Ranata.

Pilihan kedua yaitu mencoba peruntungan dari perguliran Dadu Dewa dan menunggu sampai sang lelaki bisa mendapatkan Ilmu Ajian Metode Kultivasi, atau jika Vivadhi Ranata bisa mendapatkan hadiah naik tingkat atau evolusi langsung seperti saat dia mendapatkan sisi yang berwarna jingga dan bergambarkan sepasang cakar hewan pada hari Minggu tanggal 1 November 2020 atau pun saat dia mendapatkan sisi yang berwarna hijau dan bergambarkan sekuntum bunga yang sedang mekar dan memiliki empat buah kelopak pada hari Senin tanggal 2 November 2020.

Sementara yang terakhir, pilihan ketiga.... Well, jujur saja, sang lelaki tidak berani memikirkan hal ini apa lagi mengutarakannya di hadapan para wanita yang sedang duduk dan bersantap – santap bersama dengan dirinya di meja makan.

Sementara sang lelaki sedang terlarut di dalam pikirannya sendiri, Faladhina Kiseki dengan senyuman yang terlihat begitu manis menggoda tersungging di bibirnya, berkata kepada Nadhine Aisyah dan Nadhine Alisya, "Nah, jadi bagaimana? Apa kah kalian sudah memantapkan diri untuk bergabung dengan kami dan memulai lembaran hidup yang baru penuh petualangan?"

Kata – kata "lembaran hidup baru" dan "penuh petualangan" terdengar begitu menarik di telinga sepasang gadis kembar tersebut, apalagi salah satu cita – cita yang dimiliki oleh Nadhine Aisyah dan Nadhine Alisya juga adalah untuk menjadi petualang dan mengungkap berbagai rahasia dan misteri – misteri yang ada di dunia ini.

Dengan mata yang berbinar – binar penuh semangat, baik Nadhine Aisyah dan Nadhine Alisya mengangguk - anggukkan kepala mereka dengan penuh kemantapan.

"Hm hm hm. Bagus bagus. Kulihat kalian berdua juga punya temperamen dan perangai yang bagus. Ketika dikepung perampok tadi, kalian masih berani melawan walau pun tahu pasti tidak akan menang. Kalian juga tidak mencoba untuk kabur dan cari selamat sendiri dan tetap berkumpul untuk saling melindungi satu sama lain. Kualitas mental yang tidak goyah di saat genting seperti itu adalah salah satu hal yang sangat penting untuk dimiliki oleh para kultivator yang ingin berevolusi dan naik ke Ranah Kedewataan." Kata Myradhia Chikane sambil manggut – manggut kepalanya melihat kesiapan hati para gadis.

Lalu kedua orang wanita yang sedang duduk mengapit Vivadhi Ranata, dengan Faladhina Kiseki di sebelah kiri dan Myradhia Chikane duduk di sebelah kanan sang lelaki, secara bersamaan mereka berdua melirik Vivadhi Ranata yang sedang duduk di antara mereka berdua.

Vivadhi Ranata yang merasakan tatapan mata mereka berdua pun dengan segera tersadar dari benaman pikirannya dan bertanya kepada kedua orang wanita yang sedang duduk di sisinya tersebut, "Apa?"

Faladhina Kiseki yang melihat ekspresi polos sang lelaki cuma bisa menghela nafas saja melihatnya.

"Ran, apa kamu siap untuk mengkultivasi mereka berdua?" tanya Faladhina Kiseki kepada sang lelaki sambil tangan kanannya menunjuk ke arah kedua orang gadis kembar yang duduk di depan mereka.

"Tunggu dulu, Kis, apa maksudmu dengan mengkultivasi mereka?" Tanya Vivadhi Ranata, yang ketika mendengar kata - kata yang keluar dari mulut Faladhina Kiseki sekonyong - konyong membuat sang lelaki teringat dengan salah satu bagian dari Satu Laksa Metode Ilmu Ajian Sutra Hati Royal (Royal Heart Sutra).

"Kalian mau aku melakukan kultivasi ganda dengan mereka? Apa kalian yakin?" Kali ini giliran Vivadhi Ranata lah yang bertanya kepada Faladhina Kiseki dan Myradhia Chikane.....

次の章へ