"Masih enggak percaya?" tanya Riel sambil merangkul Rena dengan sedikit menarik tubuhnya agar lebih berdekatan dan Rena hanya menurut tanpa protes sedikit pun.
"Bukannya enggak percaya, lo sama gue juga gantengan gue, Rena jadi pacar gue aja ogah, apalagi jadi suami lo. Iya nggak," ucap Ryu melihat Rean.
Rean hanya memutar bola matanya malas. "Enggak usah cari temen, males bener belain lo," jawab Rean ketus.
"Kurang ajar lo! Gue ini kakak kelas lo tau!" ketus Ryu dengan menatap tajam Rean.
"Kenapa ribut-ribut ini? Kedengaran loh dari dalam, ada apa?" tanya Marlyn yang berjalan keluar.
"Selamat pagi, Bunda," sapa Riel tersenyum lebar dan melepas rangkulannya. Dia mencium tangan Marlyn.
"Iya, selamat pagi," jawab Marlyn tersenyum.
"Tumben pagi, kemarin katanya siang?" tanya Marlyn.
Riel hanya menyengir sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal itu "Hehe, iya, Bun. Udah enggak sabar bahas pertunangan sama Rena." jawab Riel dengan memberikan kode pada Marlyn.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください