Remaja mungil itu terus saja mengubah posisi tidurnya. Yang semula menghadap kanan, lanjut memutar ke kiri, berpindah lagi tengkurap, dan setelah menemui ketidak nyamanan kembali pada posisi awalnya, terlentang. Menghembuskan napas panjang, mata Devan seperti tak sanggup untuk terpejam bahkan sesaat pun. Surai halus miliknya pun seketika menjadi korban, remaja itu terus mengacaknya dengan ekspresi wajah suram.
Hari sudah sangat larut, namun pikirannya masih mencemaskan sesuatu. Kali ini bukan sebuah perkara mudah karena melibatkan kebenaran yang turut menarik perasaannya untuk ikut serta.
Jantung yang berdebar sangat kencang. Suasana yang tiba-tiba saja membentuk fokus menatap seseorang. Orang sekitar yang berlalu lalang seperti di buram dengan warna petang. Hanya remaja itu dengan seseorang yang sangat pandai membuat dominasi di pikiran.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください