Seorang laki-laki yang bernama Frendy Nugraha mengalami masa lalunya yang cukup kelam berbagai permasalahan harus terjadi kepadanya, setelah ketemu beberapa tahun akhirnya ia sadar betapa menyesalnya tentang masa lalunya selepas kehilangan orang tua belum bisa berbakti dan sekaligus belum bisa membahagiakannya. Suatu ketika ia bertemu sama seorang perempuan dengan auranya baik sekali mudah-mudahan saja bisa membantuku memperbaiki ke arah yang baik dari sebelumnya.
Masa lalu penuh kekacauan semenjak bergaul sama orang-orang yang mengajak ke hal-hal yang tidak diridhoi Allah SWT, aku suka banget mabuk, minuman keras, makan-makanan haram, suka melawan orang tua dan lain-lainnya, enggak mau ceritakan masa lalu lebih banyak lagi takutnya selama hidup di dunia banyak orang mengikuti kelakuanku.
Itu enggak baik untuk diikuti yang harus itu ke hal-hal yang positif dan bermanfaat bagi orang lain sekaligus mendapatkan pahala, sebelum ceritakan tentang masa lalu perkenalkan dulu nama aku Frendy Nugraha suka dipanggil Frendy, dulu aku orangnya nakal banget tidak mau mendengarkan nasihat dari orang tua sampai mereka mengeluarkan air matanya, pada saat itu aku cuma terdiam sejenak sambil berpikir. Kenapa harus melawan kepada orang tua semenjak bergaul sama orang-orang yang suka mabuk dan narkoba.
Mulai terbawa ke dalam diriku padahal dulunya aku enggak berani melawan kepada orang tua takut mendapatkan dosa, sekalipun melawan dalam benakku tidak tega melihatnya, selama ini aku masih bingung harus bagaimana minta maaf sama orang tua.
Yang ada dalam diriku hanyalah penyesalan belum bisa membahagiakan orang tua sedih sekali rasanya, melihat temanku selalu bersama orang tua sedangkan aku sendiri tidak karena sudah meninggal sejak aku berubah menjadi orang enggak benar menjalani kehidupan di dunia ini.
Selama ini hanyalah beban bagi orang tua enggak mengikuti nasihat dari orang tua "Jangan bergaul sama teman-teman yang suka mengajak ke hal-hal yang tidak benar," yang bisa menimbulkan permasalahan mengakibatkan akan dibawa ke kantor Polisi.
"Bapak Frendy sudah dewaasa jadi jangan mengatur hidupku bisa jaga diri," ucap Frendy.
"Tapi nak, enggak boleh bergaul sama mereka!" Bapak Rifqi sambil membujuk Frendy.
"Memang kenapa kalau aku bergaul sama mereka?" tanya Frendy.
"Teman kamu suka mengajak ke arah tidak benar, percaya deh sama Bapak," ucap Bapak Rifqi.
"Enggak mungkin Bapak, Frendy tetap ke sana menemui mereka," ujar Frendy.
"Kenapa sekarang kamu berubah enggak seperti dulu yang nurut sama orang tua? Kenapa sikapmu seperti ini?" tanya Bapak Rifqi.
"Karena Frendy enggak mau ada orang yang mau mengatur hidupku yang mengikuti permintaan Bapak, Frendy sudah dewasa bukan anak kecil lagi Bapak," ucap Frendy sambil memarahi orang tuanya.
"Kok kamu melawan Bapak itu enggak baik nak, ingat dosa Allah tahu apa yang kamu perbuat selama hidup di dunia," ujar Bapak Rifqi.
"Kalau mau ceramah jangan disini tapi di Masjid," ucap Frendy.
"Kamu maunya apa sih selalu melawan orang tua?" tanya Bapak Rifqi sambil memarahi kepadaku.
"Mau aku Bapak jangan ikut campur urusanku, terserah mau berteman sama siapa itu hak aku," ujar Frendy.
"Bapak sayang sama kamu, nak tolong jangan bergaul sama mereka ini demi masa depanmu lebih baik Bapak saja yang tidak melanjutkan pendidikan lebih tinggi, keinginan Bapak anakku paling pertama pendidikannya harus sampai Kuliah yang bisa membahagiakan orang tua, tapi kalau kamu masih keras kepala bergaul sama mereka kamu harus meninggalkan rumah ini jangan kembali lagi Bapak tak sudi suka melawan orang tua," ucap Bapak Rifqi.
"Oke itu keinginan Bapak, aku tidak akan pernah kembali ke rumah ini banyak aturan," ucap Frendy.
"Sekarang juga kamu keluar dari rumah ini jangan pernah kembali!" Bapak Rifiqi mengusir anaknya.
"Oke," kataku jawabnya dengan singkat.
Sejak saat itu aku belum pernah ketemu lagi cuma ada penyesalanku selama hidup di dunia belum bisa berbakti kepada orang tua, pada akhirnya ada kabar dari tetangga bahwa orang tuaku sudah meninggal dunia aku tidak akan menceritakan kematiannya.
Selepas itu aku tidak tahu harus bagaimana? Inginnya kesana tapi apakah keluarga dari Bapak maupun Ibu bisa menerimaku sebagai keluarga besar? Atau bakal diusir dan tidak akan menerima lagi jadi bagian keluarga besar.
Itu bisa terjadi keberadaanku disana bakal menimbulkan kemarahan besar terhadap diriku, dengan sikapku yang selalu melawan orang tua namun ada juga masih peduli kepadaku untuk berubah menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Aku tahu dulunya nakal tapi untuk saat ini ingin hijrah menjadi lebih baik tapi selalu saja ada cobaan yang harus kuhadapi, namanya Ersya selalu mengajak mabuk pada malam hari supaya tidak ketahuan sama orang tuanya. Terlebih aku enggak bisa menolak permintaan dia pada waktu itu masih polos sekali diriku tidak tanya dulu mau kemana? Akhirnya benar dugaanku ia mengajak mabuk di club malam banyak sekali orang-orang yang suka minuman keras, mabuk dan lain-lainnya.
Selepas dari sana aku terasa pusing dengan keadaan kehilangan kendali mengakibatkan aku terjatuh dari Motor, suasana di malam hari tidak ada satu orang pun yang lewat untuk menolongku.
Pagi hari yang cerah aku sudah berada di rumah kosong enggak tahu siapa yang menolongku pada saat malam yang sunyi, mudah-mudahan saja menolongku ini orang-orang baik yang bisa diajak ke arah benar dan di ridhoi Allah SWT. Biar aku bisa memperbaiki masa lalu yang kelam walaupun sekarang tidak mempunyai orang tua tapi aku bisa bantu orang-orang yang membutuhkan pertolongan semampuku.
Kejadian seperti ini membuatku trauma kalau ada yang berniat di jadikan diriku seorang pengemis tapi cita-citaku menjadi pengusaha yang sukses, bisa membahagiakan orang tua yang sudah tenang di alam sana, mudah-mudahan saja aku bisa bertemu sama orang tua di Surga sebelum itu aku perlu memperbaiki diri ke jalan yang lurus dan diridhoi Allah SWT.