"Ih kesel banget, Mbak! Dia tuh berani banget pegang-pegang bahu aku!" seru Pradita kesal.
"Sabar. Dia emang senengnya kayak gitu. Kalau kamu merasa keganggu, ya cukup ngomong baik-baik aja. Gak usah terlalu galak, nanti dia malah makin suka sama kamu." Mbak Laksmi mengambil getuk dari meja dan menyerahkannya pada Pradita. "Ini buat kamu. Makan dulu biar gak emosi."
"Gak mau," tolak Pradita. "Aku udah sarapan tadi."
Mbak Laksmi itu orangnya baik dan juga sangat dewasa. Namun, jika wanita itu tidak lagi membelanya, membuat Pradita jadi kesal juga. Mana mungkin Pradita bisa diam dan sabar saat pria berengsek itu menyentuh pundaknya.
Bagi Pradita, perbuatan itu dinilainya amat sangat tidak sopan dan termasuk ke dalam pelecehan seksual. Pradita makin mantap untuk mengundurkan diri dari tempat ini.
Selama seharian itu, Pradita berusaha untuk tidak berbicara dengan Suprapto. Ia menghindari tatapan matanya dan fokus untuk bekerja. Yang ada lehernya jadi pegal. Ia sulit untuk bergerak.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください