Hanya butuh waktu beberapa detik hingga ponselnya berdering dan membuat Pradita melonjak kaget. Saking terkejutnya, Pradita sampai menjatuhkan ponselnya ke lantai. Syukurlah, lantai kamar itu dilapisi karpet yang cukup tebal.
Itu telepon dari Bara.
Berbagai sumpah serapah ia keluarkan, dan segera saja Pradita memungut ponselnya dari lantai. Ia mengusap-usap dan meniupnya seolah kasihan karena takut ada yang benjol. Memangnya anak kecil yang jatuh bisa benjol?
Panggilan telepon Bara terputus. Untung saja ponsel Pradita baik-baik saja. Pradita menanti nama Bara muncul lagi di layar ponselnya dengan hati yang cemas. Kenapa ia jadi cemas begini? Heran kan. Padahal ia dan Bara sudah putus.
Akhirnya, setelah menunggu selama beberapa detik yang menegangkan, Bara pun meneleponnya lagi. Pradita menoleh pada Danu yang ternyata sudah memejamkan matanya dan terlelap di sebelahnya.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください