"Aduh, Saka! Sakit tauk!" protes Iman. "Jangan geplak-geplak lah!"
"Ya, sorry. Ayo cepetan baekan gih sana." Saka mendorong Iman untuk mendekati Bara.
Bara mendongak sambil menatap Iman dengan judes. Ia menunggu hingga Iman berkata lebih dulu.
"Gua … gua minta maaf, Bro," ujar Iman sambil menunduk. "Gua gak tau kalau si Danu itu sohibnya si Dita. Gua beneran gak sengaja ngomong gitu ke dia. Gua harep lu gak marah lagi sama gua."
"Gak sengaja? Enak banget lu ngomong kayak gitu? Sekarang, gua udah putus sama dia, puas lu?"
Iman menyeringai. "Ya kan, bukan salah gua juga. Lu kan emang niatnya mau bikin si Trian cemburu kan. Lu gak beneran suka sama dia kan. Bener gak sih? Duh, bingung gua. Lu kan gak suka cerita apa-apa lagi soal si Dita ke gua!"
Suara Iman jadi semakin meninggi, tidak ingin disalahkan. Bara jadi ingin marah lagi, tapi ia menahan diri.
"Duh, lu gak usah bentak-bentak gitu ngomongnya, Bro," ucap Krisna sambil menatap Iman, memperingatkannya.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください