webnovel

155. Sang Ibu

Entah harus bagaimana Pradita mengalihkan pandangannya. Ia terus saja menatap ke arah ibunya meski enggan. Ia memutuskan untuk duduk, bersembunyi di dekat tiang tembok.

Jantungnya berdebar cepat hingga membuat tangannya jadi gemetaran. Rasa kecewa melandanya bagaikan angin ribut di siang hari. Jadi, selama ini ibunya pergi pagi dan pulang malam adalah untuk menemani seorang pria lain?

Siapa pria itu? Apakah pria itu adalah pacar ibunya atau hanyalah sekedar teman?

Jika dilihat dari cara berpakaiannya, sepertinya pria itu seperti seorang pengusaha. Ia mengenakan kemeja berwarna hitam lengan panjang dan celana kain abu-abu tua yang sesuai dengan pakaiannya. Sepatu pantofelnya tampak mengkilat. Wajahnya tampak segar, awet muda, dan tampak bergaya dengan model rambut om-om yang kelimis.

ロックされた章

webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください

次の章へ