Keluarga dokter Arya sedang menikmati sarapan pagi mereka dengan wajah wajah ceria.Seperti biasa,Aira melayani suaminya, papa dan mama juga kedua keponakannya yang akan pulang hari ini.Setelah sarapan pagi,mereka berangkat menuju rumahnya masing masing.
Kak Silvy dan keluarganya tinggal disalah satu kawasan elite Cibubur,sedangkan kak Silmy dan keluarganya tinggal di kawasan elite pondok indah.Kedua putri kembar itu memiliki kehidupan yang sangat mapan, mereka dengan suaminya mengelola rumah sakit masing masing.
Dan Oleh karenanya,dokter Arya dan istri menaruh harapan besar pada Ihsan putra bungsu mereka,agar bisa mengelola rumah sakit yang telah dipersiapkan untuk masa depannya dengan baik dan profesional.
Dokter yang kharismatik dan dermawan itu, sudah mempersiapkannya sedemikian rupa untuk masa depan putra dan putri mereka, supaya tidak ada kecemburuan diantara mereka pada masa yang akan datang.Bila dirinya tidak lagi berada di dunia ini.
Dokter Arya juga mendidik anak anaknya agar mereka saling menyayangi satu sama lain,dan saling menjaga kerukunan sesama saudara.Terutama dengan Ihsan adik satu satunya yang mereka miliki,kak Silvy dan kak Silmy harus mengawasi dan menasehati Ihsan.
Begitu juga dengan Ihsan,harus menjadi pelindung bagi kedua kakak perempuan itu. Sebagai orang tua,mama papa akan selalu mengingatkan mereka bertiga,Selagi masih bisa diingatkan.
Arjuna menangis tidak ingin pulang,anak kecil itu bersembunyi dibalik tubuh ramping Aira.Mama dan papanya Arjuna tidak bisa membujuknya,dia malah menangis kencang bila didekati oleh siapapun termasuk eyang kakungnya dokter Arya dan eyang putrinya dokter Marliana.
Ihsan merasa kasihan melihat Aira yang tampak tak berdaya dengan keponakannya itu.Namun Aira tetap bersabar,dia mengelus kepala Arjuna dengan lembut dan penuh kasih sayang.Aira berjanji akan datang ke rumah Arjuna di Jakarta dan main dengan dirinya dan Ihsan.Asalkan Arjuna menjadi anak yang baik dan menuruti mama papa.
"Tante Aira janji mau kerumah Juna?"
tanya Arjuna tidak yakin.
"InsyaAllah,tante main kerumah Juna,asal juna mau menurut sama mama dan papa, Aira mengelus pipi Arjuna yang tampan itu. "janji?"kata bocah kecil itu lagi,lalu Aira menunjukkan kedua ibu jarinya,kepada Arjuna sambil tersenyum manis.
Anak itu menekuk empat jemari kanannya, lalu mengaitkan kelingkingnya kelingking Aira sebagai satu kesepakatan. Setelah itu Arjuna memeluk Aira dengan sangat erat,Aira merasa lega,lalu mencium pipi Arjuna.
Sabrina yang berdiri didepan Arjuna dan Aira segera menghambur dalam pelukan Aira yang sudah bersiap memeluknya.
Kebersamaannya selama dua hari,memberi kesan yang mendalam bagi kedua anak itu.
Kak Silvy mengucapkan banyak terima kasih atas segala kebaikan Aira kepada Arjuna putra semata wayangnya,sambil memeluk Aira dan menciumnya dengan hangat.Kak Silmy juga berpamitan kepada papa dan mama serta ihsan dan Aira,mereka saling berpelukan satu sama lain.
Dua mobil itu segera meninggalkan rumah kediaman orang tuanya,hingga mobil yang mereka tumpangi melaju dengan cepat ke arah Jakarta.Mobil mereka berjalan satu arah,walau berbeda alamat dan tujuan. Mobil Kak Silvy belok kiri ke arah Cibubur, sedangkan mobil kak Silmy melaju lurus ke arah pondok indah.Keduanya berpisah dipintu gerbang tol.
Mama memuji Aira yang duduk disamping Ihsan,dan mengatakan kalau Aira sangat berbakat dan telaten dalam menghadapi anak anak.Mama mendoakan Aira supaya cepat mendapatkan momongan,dan segera diamini oleh papa dan Aira.
"Kami ingin berpacaran dulu ma,pa"ucap Ihsan sambil melirik Aira dengan jahilnya. Aira membelalakkan matanya, mendengar kan ucapan suaminya didepan papa dan mama.
"Pacaran itu bisa menghasilkan anak lho!"
Papa menggoda anak dan menantunya itu.
Ihsan dan Aira menjadi salah tingkah. Wajah Aira memerah,gadis itu tidak biasa berbicara vulgar masalah pribadi apalagi dengan mertua yang serasa orangtua itu.
"papa,jangan bikin Aira malu dong,nanti menantuku mengambek lho pa"mama kesal dan memarahi papa.Dokter Arya melihat istrinya yang jengkel itu hanya tertawa tak menanggapinya,malahan menjawil hidung istrinya mesra.
Mama mengalihkan pembicaraannya untuk meredakan suasana,agar Aira tidak kikuk.
Mereka lalu mengobrol tentang banyak hal dengan santai,mulai dari rencana berbulan madu,kelanjutan kuliah Aira,penugasan Ihsan menjadi koas dan banyak lainnya. Termasuk meminta Ihsan dan Aira segera pindah ke rumah besar itu.
Pada sore hari,Aira dan Ihsan pulang ke rumah pak kepala desa.Ayah dan ibu sudah melihat mobil Ihsan dari kejauhan,mereka tersenyum melihat putri dan menantunya berjalan bergandengan tangan dengan mesra memasuki pekarangan rumahnya.
Aira dan Ihsan mencium tangan ayah ibu bergantian,Aira memberikan beberapa box puding buah dan brownies pemberian dari mama mertua Aira.Ibu menerima dengan senang hati dan menitip salam terima kasih kepada besan perempuannya itu.
Setelah mengobrol beberap menit dengan ayah dan ibu,Aira masuk ke paviliun diikuti oleh Ihsan suaminya.Kamar Aira tampak bersih dan rapi,sepertinya bi Odah sudah merapikannya.Kado kado masih menumpuk di sudut kamar dekat meja rias,dan ditata dengan baik.
Aira membuka kado itu satu persatu,Ihsan mengamatinya sambil memeluk istrinya dari belakang dan meletakkan dagunya di bahu Aira.Sembari sesekali mencium harum rambut istrinya,Ihsan mulai menjahili Aira. Aira menjadi tidak konsentrasi membuka kado itu,Airapun mengerucutkan mulutnya cemberut karena kelakuan suaminya.
"Sayang,koq cemberut sih...?"tanya Ihsan.
Aira tidak bergeming,gadis itu diam saja tidak menjawab dan berpura pura masih marah kepada suaminya.
"come on baby"Ihsan tak tahan didiamkan oleh Aira.Pemuda itu tak kehabisan akal, Ihsan menyanyikan beberapa syair lagu.
Kalau cinta jangan marah
Aku hanya bercanda sayang
Kalau cinta tersenyumlah
Jangan buat ku gelisah
Aku cinta ku tak marah
Aku hanya bermain sayang
Aku menyimpan senyumku
Bukan sedihkan hatimu. hu huhu
Aira tak dapat menahan ketawanya,gadis itu cekikikan sendiri melihat ekspresi Ihsan suaminya.Ihsan sadar Aira mengerjainya, pemuda itu langsung membopong istrinya ke tempat tidur dan menindih tubuhnya tanpa ampun.
Aira bergerak meronta melepaskan dirinya dari kungkungan lengan kokoh Ihsan.Tapi Ihsan mengunci tubuh Aira dan melumat bibir merah delima itu dengan lembut,lalu
mencumbu dan mengecapnya bergairah. Ihsan selalu lupa diri,bila menjamah tubuh Aira yang seperti magnit bagi dirinya.
Akhirnya tujuan Aira membuka kadonya itu berlalu dengan membuka kado lain yang dapat bergerak,membuat Aira dan Ihsan terbuai,tenggelam dalam gelora cinta yang membara.Tidak peduli seberapa banyaknya penyatuan mereka,dan desahan desahan manja dari bibir Aira.Keduanya berpacu dan terus melaju,sehingga kedua pasangan halal itu terkulai lemas.
Setengah jam telah berlalu,Ihsan dan Aira saling melempar senyum bahagia.Mereka bisa menyalurkan rasa cinta yang dipupuk setiap hari,agar segera tumbuh benih cinta dan bersemi.
☆☆☆☆☆