Gue berjalan santai menuju supermarket deket rumah gue. Seperti biasa gue mau beli makanan kesukaan buat Esmeralda.
Esmeralda adalah hewan peliharaan gue, dia adalah satu - satunya hewan peliharaan gue, makanya gue sayang banget sama dia. Akhir - akhir ini dia kayak lagi galau gitu, sampai dia gak nafsu makan. Mungkin itu karena gue yang terlalu keras sama dia, dia itu anak perempuan, kalau di lepas sembarangan bisa di hamilin orang. Tapi kayaknya dia udah mulai sumpek di kandangnya.
Gue mengambil satu bungkus biskuit malkist yang tertata rapi di rak mini market lalu setelah itu gue membayarnya ke kasir.
"7000 mas"
"jangan panggil mas dong mbak. Panggil aja dede. Nih", gue menyerahkan selembar uang 10.000 an.
"kembalinya mas", dia menyodorkan uang kembalian.
"enggak usah mbak. Saya mau donasi buat anak - anak yang susah kuota"
Gue melenggang pergi dari meja kasir sambil membawa makanan kesukaan esmeralda. Esmerlda, bang satria ganteng datang!!!.
Gue segera ke kamar buru - buru nengok si Esmeralda. Gue melihat dia diem aja dan tampak murung daritadi. Gue pun mengangkatnya, mengelus - elus nya dengan lembut, tapi dia tetap diam biasanya dia bakal pecicilan.
"Esmeralda kenapa sih? Kok diem aja?", tanya gue ke Esmeralda.
Tapi si Esmeralda tetap aja diam, malah dia buang muka.
"nih liat, babang bawa apa. Taraaaaa", gue menunjukkan sebungkus Bisukuit yang gue beli tadi.
Tapi dia tetap aja enggak menggubris gue, apa salah babang sih Esmel?.
Gue meletakkan kembali di kamarnya, lalu gue kasih dia sepotek biskuit, di pojok. Cewek kalau lagi ngambek emang bikin kita serba salah, sekarang terserah kamu deh Esmel. Tapi jangan sampai bikin aku jenuh, karena aku bisa selingkuh.
Waktu kebersamaan gue dan Esmeralda enggak bisa terhitung dengan jari, bisanya pakai kalender. Sudah setahun lebih gue menghabiskan hari - hari bersamanya, semua suka dan duka kita jalani bareng - bareng. Jadi gue sudah begitu sayang sama Esmeralda, kita ngobrol bareng, jalan bareng, sahur bareng bahkan buka puasa pun bareng. Tak mudah untuk melupakan begitu saja tentang Esmeralda, walaupun aku bilang akan selingkuh! Tapi aku tidak sejahat itu.
Esmeralda adalah oleh - oleh dari papa yang di bawa saat dia terbang ke Jepang setahun yang lalu, karena jarang - jarang papa bawa oleh - oleh buat gue jadi gue sangat menyayanginya. Kenyataan tentang dirinya sangat menyentuh hati gue, sehingga hati gue terketuk untuk menyayanginya. Bentuknya yang mungil dan berwarna coklat dan hitam sangat membuat gue iba.
Sore itu papa datang, dia masuk ke kamar gue mengganggu gue yang sedang ngegombalin posternya Jisoo yang seakan itu Dakota.
"Satria, anak papa yang rada ganteng"
Hemp padahal gue anaknya tapi muji aja masih ada embel - embel rada. Hal yang paling gue pertanyakan di dalam kehidupan gue adalah, "gue anaknya bukan sih?".
"eh papa yang gantengnya satu level di atas saya"
"berarti papa itu gantengnya masih sebatas rada gitu maksud kamu?"
"papa, kita itu sedarah tidak boleh saling mengungguli"
"kamu salah! Darah papa biru, tapi kamu merah"
Oke fix, gue ragu bokap gue itu manusia. Gue curiga dia hulk atau semacam kepik yang terbang di malam hari.
"papa, ada apa? Tumben ke kemar satria, biasanya ke kamar cuma lebaran aja buat silaturahmi"
Plakkk,
Dengan entengnya Papa memukul paha gue yang montok.
"papa, KDRT!. Satria akan laporkan papa ke satpol PP"
"berhenti ngawur kau anak!"
"iya. Apaan?"
"nih oleh - oleh"
Papa menunjukkan sebuah bingkisan yang terbungkus kertas koran, yang ada iklan promo belanjaan, ini pasti koran hari jumat nih.
"ini buat aku pa?", kata gue sambil menerima bingkisan keramat itu.
Jarang - jarang nih bokap kasih hadiah, jangan - jangan besok bokap mau kasih mama baru.
"iya ini buat kamu. Hadiah ulang tahun, selamat ulang tahun yeay (prok... Prok.. Prok) "
Ultah gue sudah lewat 1 bulan yang lalu, btw. Terus hari ini ulang tahun siapa?.
"Pa, maaf satria gak ulang tahun!"
"bukannya kamu lahir bulan mei"
"bulan april pa"
"mei!"
"april!"
"mei!"
"kamu itu lahir bulan mei, karena pas april itu kamu cuma april mop!"
Hemp... Ya tuhan, jauhkan lah hamba dari perbuatan durhaka kepada orang tua.
"iyaudah, Satria ultah hari ini", akhirnya gue cuma bisa ngalah dan pasrah. Meski di hati tidak terima tapi yaudah gapapa.
"enggak kerasa kamu sudah besar! Perasaan baru kemarin papa buahi mama kamu hiks hiks"
"bukannya papa dan mama itu pembuahannya setiap hari? Ya jelas aja merasa habis pembuahan kemarin"
"kamu nih kepo aja jadi anak"
"ya Papa sama Mama pembuahan di sembarang tempat"
"ah yaudah nih terima"
"Terimakasih ya pa"
Gue semangat banget buat buka kado yang nampak tak layak ini. Gue prihatin sama papa, jam terbang banyak tapi beli kertas kado saja tidak sempat.
Sraakkk
Srekkk
Srakk
Taraaaaaa (efek bersinar bayangkan saat baca ini)
Gue melihat sebuah makhluk imut yang menyendiri di sebuah kotak kaca. Dia diam saja, mungkin dia malu - malu. Gue tebak pasti dia cewek nih, soalnya sok jaim gitu saat ketemu cogan tapi pas ngumpul sama temen baru mereka saling kayang.
Gue ambil dia dari kotak dan ku taruh dia di atas telapak tangan. Ku pandang - pandangi. Hemp kalem nih, gue suka. Gue elus - elus dia dan dia nampak bergerak - gerak. Gue sayang - sayangi dan ku cium. Dia diam aja, ah pas nih! Gue makin suka kalau yang di apa - apain diem aja.
Bagaimanapun juga dia adalah hadiah berharga yang di berikan bokap gue. Dia akan sangat berharga.
"hei cantik. Kamu kalem, aku suka. Hari ini kamu sekamar sama aku. Tapi tenang aku enggak akan ngajak kamu zina kok! Kita kan belum halal. Karena kamu dari Jepang dan kalem, kamu akan ku beri nama Esmeralda. Cocok kan?"
Lalu gue lihat pantatnya bergoyang - goyang. Wah pertanda apa nih?.
"Esmel. Kamu jangan birahi, kita ini cinta terlarang"
Gue takut nanti dia makin orgasme, segera gue letakkan dia di dalam kotak lagi. Gawat kalau gue ke pancing! Bisa di benci gue sama semua umat di dunia ini.
Hari - hari pertama di indonesia dia itu susah makan, Mungkin dia masih jetlag!. Tapi gue khawatir dia mati. Jangan mati dong, Esmel. Nanti aku bisa di penjara karena tidak bisa menjalankan hak asuh dengan baik.
Setiap hari gue berpikir, walaupun sebenarnya kadar otak gue itu sedikit. Tapi, demi kehidupan kesayangan gue! Okelah gapapa otak ini kali - kali gue pakai buat mikir. Berbagai macam makanan gue kasih ke dia. Tapi hasilnya, nihil.
Rendang, dia enggak mau!
Ayam goreng, dia enggak mau!
Ayam gulai, dia enggak mau!
Ayam pok, dia enggak mau!
Sate ayam, dia enggak mau!
Sate kambing, dia enggak mau!
Sate usus, dia enggak mau!
Sate buaya, kadal di mix jadi sereal, dia juga tetap enggak mau!
"mau kamu apa sih Esmeralda? Jangan kayak gitu dong. Aku tuh udah berusaha untuk mengerti kamu"
Yah lagi - lagi pantatnya dia bergoyang. Mungkin di komunitasnya si esmel ini ronggeng kali ya.
Gue pun jadi galau, harus apa lagi supaya si Esmel makan.
Gue termenung sambil bertopang dagu di meja makan.
"loh Satria anak papa yang rada ganteng, kenapa? Kok kayaknya bahagia banget?"
Ya Tuhan lagi - lagi aku mohon, jauhkanlah aku dari perbuatan durhaka kepada orang tua.
"Pa, ini muka sedih pa"
"ah kamu kan bahagia dan sedih sama saja. Sama - sama ngenes"
Ya Tuhan, aku nge-retweet doa yang tadi.
"papa, itu bisa enggak sih, bijaksana dikit? Lihat anak sedih itu di rangkul atau keluarin quote - quote yang bisa mendamaikan hati, bisa?"
"enggak"
Nyesel gue ngomong, malah makin tambah nyesek.
"memang ada apa?", tanya papa.
"itu pa Esmeralda enggak mau makan"
"memang kamu ngapain? Dia ngambek kenapa? Karena kamu lupa tanggal jadian? Atau kamu gak sabar nunggu dia cukur bulu ketek?. Cewek memang gitu! Kasih aja hermes, tuh kayak mama kamu!. Mama kamu kalau ngambek, gampang ademnya! Di kasih hermes atau ciber udah deh luluh"
"ciber apaan pa?"
"cincin berlian"
"yailah pa. Enggak usah di singkat juga kali"
"ya kan mengikuti anak zaman sekarang, yang apa - apa di singkat sampai massa hidup juga kadang singkat"
"huft... Jadi satria harus apa?"
"cium"
"cium?"
"iya. Cium itu akan meninmbulkan hormon oksotoksin nah itu bisa menimbulkan rasa bahagia! Kalau dia bahagia pasti udah gak marah, kalau udah gak marah nah pasti nafsu makan"
"cium apa?"
"kamu mah masih cere jadi cium pipi aja dulu"
"tapi pipi dia kecil pa"
"ya kalau enggak sengaja kena bibir ya gapapa. Kan gak sengaja"
Gue pun mulai berpikir, apa iya bisa seperti itu?. Gue pergi dari meja makan dan masuk ke kamar. Gue lihat Esmel masih diam saja di pojok kotak. Kalau itu jalan terakhir, baiklah. Maaf ya mel, kalau kali ini kita terpaksa berzinah.
Ku ambil dia dari rumahnya, ku pandangi lalu ku tutup mataku. Bibir ini semakin mendekat, dekat, dekat dan....
Udah aja bibir bujang gue sudah tidak perawan lagi. Gue lihat responnya, dia mulai berjalan sesekali menoleh ke gue. Kayak di film aja, habis di cium lalu malu - malu dogy.
Setelah itu gue letakkan sepotong roti di rumahnya. Awalnya dia enggak mau lihat, ah mungkin dia malu. Coba ah gue pura - pura enggak lihat. Gue berbalik badan, tapi lirik dikit - dikit. Gue lihat dia mulai berjalan mendekati itu.
"Wa.... Ketahuan kan!"
Mungkin dia kaget, dia keluar dari rumahnya dan lari tebirit - birit. Gue pun mengejar - ngejar.
"Esmel jangan lari, aku cuma bercanda"
Larinya begitu lincah, kesana - kemari, ke kanan - ke kiri, ke depan - ke belakang. Sampai dia berhenti, nah capek kan dia! Makanya jangan kebanyakkan lari! Untungnya gue tipe orang yang pantang menyerah dalam mengejar dan sering lari dari kenyataan. Gue berjalan pelan - pelan, merayap dan hap lalu di tangkap.
"kamu jangan lari lagi Esmel! Kamu kayak Dakota aja deh selalu berlari ketika ku kejar"
Sejak itu dia jadi doyan makan, terlebih lagi sama biskuit. Kalau beli Pocky gue selalu sharing sama dia. Esmel itu begitu imut dan menggemaskan.
Orang rumah enggak banyak yang tahu kalau gue dapat hewan peliharaan dari bokap. Gue belum go public, gue takut kalau kita go public hidup Esmel jadi enggak tenang. Selama ini kita selalu bermain berdua di kamar. Yah bisa di bilang kumpul kebo gitu deh. Gue takut nyokap enggak merestui Esmel dan diam - diam buang Esmel ke jalan. Esmel kan turis, kalau dia di temukan oleh petugas imigrasi, lalu di deportasi bagaimana? Malah gue belum bikinin dia pasport.
Tapi semakin lama kami menyembunyikan hubungan kita, semakin itulah kita bakal di curigai.
"Sat, kok kamu seringnya di kamar terus sih?", kata mama curiga.
"ah bukannya daridulu juga begitu, ma"
"ah kamu nonton film porno ya?"
"ih ngapain nonton filmnya, kan sering lihat mama sama papa di ruang tamu, kadang juga di meja makan"
"Mama curiga nih! Kamu ngerokok ya?"
"ih apaan ngerokok nge gadoin milo aja keselek"
"atau kamu narkoba ya?"
"ya ngapain pakai narkoba. Deket tepung terigu aja bersin"
"Mama curiga nih sama kamu. Awasnya kalau kamu nyimpen cowok di kamar"
"idih ngapain cowok di simpen di kamar? Ada mah nyimpen cewek ma"
"masalahnya mama enggak yakin kamu itu jantan"
Haduh, Tuhan bosen gak ya kalau gue berdoa terus?. Ini gue anak apa sih sebenarnya?.
"awas ya!. kapan - kapan mama periksa kamar kamu!"
Waduh gimana nih? Kalau ketahuan nyimpen Esmel?. Kira - kira mama bakal terima Esmel enggak ya?. Bismillah aja deh.
***
Siang itu gue balik dari sekolah, baru selesai tutup pintu, gue mendengar suara kerusuhan di atas.
bukkk
bukkk
brukkkk
"ada apa sih?"
Gue pun penasaran dan segera naik ke atas. Roman - romannya ini dari kamar gue nih. Pintu kamar gue tertutup, tapi gue dengar suara ribut nyokap di dalam.
"eh menjijikan kamu! Dasar binatang jalang! Siapa yang bawa kamu kemari?"
Bakk bakk bakk
Gawat! Esmeralda! Bertahanlah Esmel abang datang.
Ceklek...
Ku lihat Esmel berhenti berlari, lalu Mama bersiap dengan sapunya. Gawat! Esmel bisa wafat.
"Lari Esmel!", gue berteriak.
"tidak akan mama biarkan!"
Gue segera berlari untuk melindungi Esmel, sapu Mama mulai turun secara slow motion. Aku pun berlari slow motion. Jangan tinggalkan aku seorang diri, diriku hanyalah untukmu sayang..... Laluuuuuuuu
Brakkkk
Tubuhku mendarat ke lantai menghalangi tindakan kriminal mama. Gue tahan sapu mama dengan tangan gue yang begitu mulus.
"hentikan Mama! Kenapa Mama jahat"
"eh Satria kamu jangan ngaco ya! Ngapain kamu pelihara dia"
"Ma, sadar! Dia itu juga makhluk hidup"
"eh kamu yang sadar Satria!, wajah kamu itu ganteng menuruni papa kamu, tapi tolong kamu itu cerdas dong!"
"Mama itu cantik, tapi tolong perikemanusiaan dong"
"buang itu binatang"
"Enggak!"
"Satria!"
"aku udah sayang sama dia, Ma. Satria akan melindungi dia"
"haduh! Dapat darimana sih kamu binatang kayak gitu?"
"ini hadiah dari Papa"
"apa? PAPAAAAA!!!!", nyokap teriak karena terkejut. Apa sih Ma, biasa aja kali mentang - mentang cantik.
Malam harinya Papa pulang
setelah 3 hari terbang. Gue dan Papa di sidang sama Mama di ruang keluarga. Gue pun membawa serta Esmel yang diam saja di tanganku, kayaknya Esmel shock deh! Apa gue bawa dia ke psikolog hewan ya?.
"PAPA! Jelasin sama Mama"
"apa sih! Baru pulang minta kejelasan, ngajakin kawin ya?"
"itu mah entar", bisik Mama.
Gue pun hanya melirik sambil mengelus - elus Esmel yang masih tertekan dengan tindakan Mama.
"tuh anak kamu! Papa kok bisa sih papa kasih itu ke Satria"
"ya kenapa sih Ma? Seumur hidup Satria itu gak punya hewan peliharaan"
"ya tapi Papa pilih - pilih juga dong Pa. Enggak Coro juga yang di kasih ke Satria"
"ya anaknya aja enggak keberatan di kasih Coro buat di pelihara"
Gue cuek aja dan masih mengelus - elus Esmel.
"udah yuk Mel kita ke kamar aja. Dunia luar ini terlalu kejam buat kamu"
Entah kenapa mayoritas perempuan membenci hewan kecil dan imut seperti Esmel. Itu mah karena meraka aja yang gak tulus berkasih sayang sesama makhluk hidup, coba kalau mereka punya pasti mereka semua akan menyayangi makhluk seperti Esmel.
"Tenang ya Mel! Abang Satria akan menjaga kamu sekuat jiwa dan menyayangi kamu sepenuh hati", ujarku padanya lalu menciumnya.