webnovel

Hari Pertama Di TK

"Mengapa kamu tiba-tiba merasa seperti itu?" Tanya Ibu Andre sambil memandang anaknya dengan takjub.

"Minggu ini…Benar-benar sangat merepotkan bagiku..."

Suara Andre benar-benar terdengar penuh dengan nada pahit.

Ibu Andre mendongak dan melihat ke arah kamar mandi di lantai atas. Kemudian dia kembali menoleh ke arah Andre yang ada di depannya dan mengangguk.

"Baiklah, kali ini Ibu percaya bahwa kamu tidak pernah mengganggu ataupun menindas adikmu selama aku pergi. Selain itu, kau juga mampu merawat adikmu dengan baik. Jika kau mendapat panggilan orang tua lagi, maka aku tidak akan memukulmu," kata Ibu Andre setelah berpikir sejenak dan berjalan ke lantai atas. Kemudian dia melanjutkan perkataannya. "Biar aku yang mengambil pakaian Nayla. Kau bisa kembali ke kamarmu dan bermain."

"Oke. Terima kasih, Bu!" Setelah mendengar kata-kata ibunya, Andre segera berbalik dan berlari ke kembali ke lantai bawah.

Dia terlihat sangat senang saat mendengar pujian ibunya.

Ibu Andre hanya bisa menggelengkan kepalanya saat melihat punggung Andre dan kembali berjalan ke atas.

Beberapa menit kemudian, Andre mendengar suara panggilan ibunya.

"Andre, kemarilah dan bantu Ibu mencari pakaian ganti Nayla." Ibu Andre berjalan keluar dari kamarnya dan berkata dengan keras ke arah Andre yang sedang memainkan mainan barunya di lantai bawah.

Andre mendongak dan menatap ibunya yang sedang berdiri di anak tangga dengan ekspresi heran. Kemudian dia menghela napas dan berkata dengan tenang, "Bukannya Ibu tidak sempat membeli pakaian untuk Nayla sebelum pergi dalam perjalanan bisnis minggu lalu? Selama satu minggu terakhir dia selalu memakai pakaian milikku hingga hari ini."

"Oh, benar juga. Aku lupa." Ibu Andre menepuk dahinya dan berkata: "Kalau begitu hari ini dia terpaksa memakai pakaian milikmu dulu."

…..

Pakai saja, tidak masalah ...

Entah kenapa Andre merasa bahwa dia mendengar rasa jijik yang kuat dari kata-kata ibunya.

Setelah beberapa saat, suara air di kamar mandi akhirnya berhenti, dan Andre mendengar ibunya berteriak di lantai atas sambil tersenyum: "Ayo, Nayla. Ibu akan membawamu keluar dan memakaikan pakaianmu."

"Tidak, Ibu. Aku ingin kakak yang memakaikan pakaian untukku!" Suara Nayla yang tajam sekaligus ceria terdengar dari di lantai atas.

"Tapi Kakakmu adalah laki-laki, dan anak laki-laki tidak boleh mengganti pakaian anak perempuan ..." Jawab Ibu Andre. Nada suaranya diwarnai dengan kelelahan.

"Tapi kakakku adalah anggota keluarga dekatku, sama seperti Ibu. Jadi bukankah tidak masalah jika dia membantu adiknya berpakaian?" Nayla bertanya dengan serius.

"Tapi Nayla sudah cukup besar sekarang. Kau tidak bisa terus membiarkan kakakmu mengganti pakaianmu, oke?"

"Kalau begitu…Jika Ibu sudah mengganti, bisakah aku tidur dengan kakakku malam ini?" Dalam kondisi masih terbungkus dengan handuk mandi dan rambut yang basah di pundaknya, Nayla memiringkan kepalanya dan bertanya pada Ibu Andre dengan serius.

"..."

"Kakak selalu menceritakan sebuah dongeng padaku setiap malam sebelum tidur, dan dia selalu menyelimuti tubuhku di malam hari agar aku tidak kedinginan." Nayla berkata kembali dengan cemas ketika dia melihat bahwa Ibunya tidak berbicara, "Bu, aku suka kakakku. Aku ingin tidur dengannya. "

Ibu Andre memandang gadis kecil di depannya dalam-dalam. Tatapannya terlihat penuh dengan harapan, yang sangat berbeda dengan saat dia membawanya pulang ke rumah minggu lalu. Saat itu, dia hanya bisa melihat rasa takut dan waspada di mata Nayla. Setelah hening selama beberapa saat, Ibu Andre mengangguk dan berkata, "Baiklah."

"Terima kasih, Ibu!" Wajah kecil Nayla merona merah, dan senyum cerah tiba-tiba muncul di wajahnya.

Ibu Andre menatap Nayla dengan pasrah dan mengulurkan tangan untuk membelai pipinya yang putih dan berkata, "Cepat naik, atau kamu akan masuk angin."

"Baik!" Nayla segera berjalan ke kamar tidur dengan patuh untuk berpakaian.

Tapi Andre, yang mendengar percakapan mereka dari bawah, merasa terkejut. Apa!? Dia akan tidur dengan Nayla malam ini!?

-

Tidak terasa telah tiba waktunya bagi Nayla untuk masuk ke taman kanak-kanak.

Pagi itu cuacanya cukup cerah, dan meskipun suhunya terasa agak dingin, tidak ada yang bisa menghentikan keinginan Nayla untuk bersekolah.

Taman kanak-kanak itu tidak jauh dari rumah mereka. Ketika Ibu Andre mengantar Andre ke sekolah di pagi hari, dia juga mengantar Nayla ke taman kanak-kanak.

Melihat Nayla yang berjalan mengikuti gurunya dengan patuh dan memasuki taman kanak-kanak, ibu Andre menghela nafas dengan lega dan berbalik ke mobil untuk mengantar Andre ke sekolah.

Selain nasihat umum yang biasa dia berikan pada Andre di sepanjang jalan menuju sekolah, Ibu Andre juga menginstruksikannya untuk menjemput adiknya sepulang sekolah di sore hari.

Andre duduk di kursi belakang mobil sambil bermain dengan konsol video game genggam sambil menjawab dengan santai.

Namun, saat sekolah usai hari itu, dia kembali mendapat hukuman dari gurunya di sekolah karena perbuatan 'nakal' sehingga dia pulang lebih terlambat daripada biasanya.

Begitu dia keluar dari sekolah, Andre bergegas menuju taman kanak-kanak Nayla secepat mungkin.

Ketika akhirnya dia tiba di pintu masuk taman kanak-kanak, jam sudah menunjukkan hampir pukul lima sore. Saat melihat hari sudah mulai gelap, Andre bergegas menuju kantor satpam penjaga taman kanak-kanak tersebut.

Di pagi hari, Ibu Andre sudah memberitahunya bahwa di taman kanak-kanak Nayla, anak-anak yang belum dijemput oleh orang tuanya akan menunggu di kantor satpam dekat pintu masuk. Andre segera membuka pintu kantor keamanan taman kanak-kanak. Sambil terengah-engah, dia berteriak, "Nayla, aku sudah datang!."

Di kantor keamanan, Nayla sedang duduk dengan patuh sambil bersandar pada sebuah pemanas listrik.

Pak satpam penjaga di samping Nayla sepertinya sedang mengobrol dengan beberapa anak lain. Setelah mendengar bahwa pintu terbuka, dia berbalik dan memandang Andre dengan tidak senang. "Dari mana kau berasal? Kenapa kamu tidak mengetuk pintu sebelum kamu masuk?"

Andre mengulurkan tangan dan menepuk dadanya sebelum berkata kepada pak satpam penjaga. "Maaf, saya adalah kakak Nayla, dan saya datang untuk menjemputnya."

"Oh, Nayla." Penjaga keamanan tiba-tiba menyadari bahwa Andre sedang menatap Nayla yang sedang duduk di sebelah pemanas listrik. Kemudian dia mengangguk dan berkata: "Dia telah menunggu di sini untuk waktu yang lama, dan aku telah mencoba untuk mengobrol dengannya, tetapi dia mengabaikanku. Mungkin karena ini masih hari pertamanya untuk masuk ke taman kanak-kanak ini dan karena itulah dia agak malu. "

"Yah, saya rasa begitu." Andre mengangguk dengan santai, dan memberi isyarat kepada Nayla. "Ayo, Nayla. Kita pulang sekarang."

Nayla berdiri dari kursinya dengan patuh dan memegang tas sekolah HELLO KITTY barunya. Lalu dia berjalan ke sisi Andre dan menggandeng tangannya.

"Kalau begitu kita pergi dulu, pak. Selamat tinggal." Andre menunduk dengan hormat dan berkata dengan sopan pada satpam keamanan. Setelah itu mereka berdua pun meninggalkan kantor satpam.

Dalam perjalanan pulang dari taman kanak-kanak, Nayla menoleh ke arah Andre dan menatapnya selama beberapa saat. Pada akhirnya dia bertanya dengan suara rendah, "Mengapa kakak terlambat menjemputku?"

"Ah itu...Hahahaha, maaf." Mendengarkan pertanyaan Nayla, Andre menggaruk bagian belakang kepalanya dengan sedikit malu dan menjelaskan, "Aku membuat masalah di sekolah hari ini, dan aku mendapat hukuman dari guruku."

"..." Nayla hanya menatapnya dan terdiam setelah mendengar jawaban Andre.

Andre berusaha mengganti topik dan bertanya dengan ceria, "Bagaimana denganmu? Bagaimana rasanya masuk taman kanak-kanak untuk pertama kalinya hari ini? Apa kau senang?"

"Ya." Nayla mengangguk dan membuka mulutnya, tetapi dia berhenti berbicara.

次の章へ