Ha Wook's pov
09:30 KST
Ruang musik tampak hening meskipun ada 21 orang di dalamnya. Kami semua sedang fokus mendengarkan seorang guru yang baru beberapa hari bersama kami. "Hari ini saatnya menunjukkan bakat dan kemampuan kalian bernyanyi maupun memainkan alat-alat musik." Ha Seonsaeng tersenyum yang membuatnya semakin tampan. Disaat anak buahku sibuk bersorak, hatiku juga bersorak menatap Ha Seonsaeng.
"Hari ini kita bersenang-senang!" Ma Tae bahkan berteriak saking senangnya. Untung saja ruangan ini kedap suara, aku sedikit tenang karena Gwajangnim (Kepala Sekolah) tidak akan mendengar ini.
"Captain Ha Wook, tolong bantu saya." Aku melangkah menuju Ha Seonsaeng dan menerima kertas yang disodorokannya padaku. Aku tersenyum padanya yang juga tersenyum ke arahku. Aku segera menunduk saat merasakan debaran jantungku yang menggila. Apakah spekulasiku benar kali ini?
Aku menyukai Ha Seonsaeng?
"Bae Aloona." Panggilku pada Aloona yang segera maju ke depan dan mulai bernyanyi lagu SNSD dengan judul Divine. Aloona bernyanyi dengan iringan gitar dari Ha Seonsaeng. Kami ikut bernyanyi bersama membuat suasana ruang musik sedikit galau. Aloona selesai bernyanyi, kami bertepuk tangan untuk mengapresiasi kerja kerasnya.
"Good job, Aloona-ya," Aloona tersenyum dan menunjukkan finger heart pada Ha Songsaeng membuat semuanya menjerit. Selanjutnya, Eun Jo melakukan rapp membuat Ha songsaeng takjub dan semua bertepuk tangan. Seung Jo memainkan gitar dan mengalunkan lagu 'Let It Go', membuat kami semua bernyanyi bersama.
"Gumawo (Terimakasih) Seung Jo~ya. Tepuk tangan untuk Seung Jo." kataku seperti MC.
"Selanjutnya, seseorang yang menguasai hampir semua alat musik. Beri sambutan yang meriah untuk Baek Ho Jae!"
Semua serempak berteriak, "Baek Ho Jae! Baek Ho Jae! Baek Ho Jae!" Ho Jae melambaikan tangannya dan teman-teman yang lain berperan sebagai fans.
Aku tersenyum dan mengepalkan tanganku, "Fighting!" ia melakukan hal yang sama. Ho Jae duduk dan mengambil gitar, ia memainkan lagu EXO 'Baby Don't Cry' versi akustik.
Selanjutnya Bok Hae tampil dengan bermain piano, memainkan lagu yang biasa ku mainkan saat bermain Piano tales, lagu ulang tahun. Lalu Soo Ji tampil menyanyikan lagu Tiffany yang menjadi OST drama 'Love Rain' yang diiringi gitar Ha Seonsaeng.
Soo Ji selesai, aku meletakkan kertas dan melangkah ke sebelah Ha Seonsaeng. "Lee Ha Wook! Lee Ha Wook! Lee Ha Wook!" teriak mereka begitu aku duduk di kursi piano. Aku memainkan intro lagu favoritku, Love Rain. Aku mendenar suara asing yang ikut bernyanyi bersamaku, ternyata itu suara Ha Seonsaeng.
"I love rain, i love you." Aku dan Ha Seonsaeng saling menatap satu sama lain. Melihat tatapan matanya memandangku sekarang dan dengan jantungku yang berdetak tidak wajar aku mengakui satu hal.
Aku menyukai Ha Seonsaeng.
#
"Aku sangat sedih kelas musik berakhir begitu cepat." Aku yang sedang membereskan alat musik menatap Soo Ji yang meletakkan biola di dalam lemari. Kelas musik sudah berakhir, sekarang tinggal Aku, Ha Na, Soo Ji, Bok Hae, dan Ha Seonsaeng. Lainnya pergi ke kantin karena ini jam istirahat. Tadi ada Ho Jae dan Kwang So yang ikut membantu membereskan alat-alat musik dan aku menyuruh mereka pergi setelah Ha Na, Soo Ji, dan Bok Hae menawarkan diri membantu.
"Tidak masalah, minggu depan masih ada." Suara lembut Ha Seonsaeng menyapa indra pendengaranku.
"Ah, iya benar."
"Seonsaengnim, bagaimana caranya bermain gitar? Saya ingin bermain gitar, agar semua orang tahu kerennya Kim Soo Ji! Yeahh!" Aku menggelengkan kepalaku melihat tingkah Soo Ji yang memetik asal gitar di tangannya.
"Ya, Seonsaengnim. Melihat Seonsaengnim tadi membuat saya ingin bermain gitar juga. Tapi saya tidak bisa, hanya bisa bermain piano." Aku dan Ha Na saling menatap saat melihat Bok Hae ikut merengek.
"Kalian ingin main gitar?" Ha Seonsaeng mengedarkan pandangannya ke arah kami, Soo Ji dan Bok Hae mengangguk penuh semangat.
"Nanti sore sepulang sekolah, mampirlah ke rumahku. Akan ku ajarkan cara bermain gitar. Bagaimana?" Kedua bola mata Soo Ji dan Bok Hae membulat sempurna.
"Setuju! Tentu saja kami setuju, Seonsaengnim."
"Baiklah, nanti sore ku tunggu di rumah." Ha Seonsaeng berdiri dari duduknya dan berjalan ke pintu keluar.
"Ne, Seonsaengnim!" Guru yang 11 tahun lebih tua dariku itu tersenyum, di balik senyuman itu ada kekhawatiran dan ketakutan yang terlihat beberapa hari lalu saat mengantar kami ke rumah Soo Ji.
#
16.00 KST
Ha Seonsaeng membuka pintu gerbang rumahnya, kami masuk dan melihat taman yang sangat indah dengan dihiasi bunga mawar putih. Rumah Ha Seonsaeng sangat indah dengan nuansa batuan alam yang membuat nyaman di hati, seperti pemiliknya.
"Kalian sudah datang? Ayo masuklah." Ha Seonsaeng menyambut kami di depan pintu rumahnya. Kami berempat berjalan masuk mengekor sang pemilik rumah.
"Siapa yang datang, Jagiya (Sayang)?" Seorang wanita berjalan ke ruang tamu. Orang itu yang ku lihat beberapa hari lalu di parkiran sekolah dan seseorang yang bersama Ha Seonsaeng di jalanan.
Tunggu, tadi apa katanya?
Jagi?
Itu artinya dugaanku dan Ho Jae benar, wanita ini adalah kekasih Ha Seonsaeng. Ku harap kali ini dugaanku mengenai mereka tinggal bersama tidak benar.
"Murid-muridku yang ku ceritakan tadi." Ha Seonsaeng melangkah menuju kekasihnya dan menggandengnya. Aku menunduk begitu merasakan sakit di hatiku. Tolonglah, aku baru saja memproklamirkan diri menyukainya dan ternyata dia sudah memiliki kekasih.
"Semuanya, kenalkan ini Gil Ra Im."
"Annyeong. Panggil saja Ra Im Eonni. Aku tunangan dia." Eonni bernama Ra Im ini tersenyum dan dengan indahnya merangkul tangan kanannya.
"Kim Soo Ji-imnida."
"Ha Na-imnida."
"Cheon Bok Hae-imnida."
Ra Im Eonni memandangku, "Hai, bukankah kau yang di kejar ahjussi mabuk itu kan?"
Aku membungkuk, "Annyeonghaseyo, Lee Ha Wook-imnida." Ra Im Eonni tersenyum ke arahku dan memegang kedua bahuku.
"Kau ingat kan, jangan lagi naik bus saat malam hari. Bahaya bisa mengintai kapan saja." Aku mengangguk saja. "Aku ke dapur dulu." Ra Im Eonni berbalik dan berjalan ke dapur.
Ketiga temanku memandangku dengan tatapan mata menuntut. Bagus, aku berencana menyembunyikan semuanya dari mereka dan sekarang karena Eonni itu aku harus bercerita pada mereka.
"Ah, jadi Seonsaengnim sudah punya tunangan." kata Soo Ji setelah aku mengangguk tanda setuju bercerita. Ha Seonsaeng hanya tersenyum, ia duduk di sofa dan memangku gitarnya. Kami bertiga ikut duduk berjejer.
"Hmm, apa Seonsaengnim tinggal bersamanya?"
Aku menunduk mendengar pertanyaan Bok Hae. Kenapa sih dia menanyakan sesuatu yang bersifat privasi? Baiklah, meskipun aku berpikiran begitu tapi aku tidak ingin terlalu ja-
"Tidak."