webnovel

Pergi Bersama Ke Luar Kota

Lexa kembali bekerja di perusahaan, ketika ia masuk menuju meja kerja para karyawan melihatnya dengan tatapan yang bingung. Tapi, Lexa tidak menghiraukan mereka. Ia lalu meletakkan barang - barangnya dimeja.

"Akhirnya bisa kembali ke sini." Kata Lexa sambil tersenyum miring.

Steve dan Lyra menghampiri Lexa yang sedang duduk di kursinya.

"Selamat bergabung." Kata Steve dengan dingin.

Lexa melihat kearah Steve lalu melemparkan senyum pada Steve dan Lyra.

"Iya, terima kasih." Kata Lexa senyum miring melirik Lyra.

Steve mengajak Lyra ke ruangannya tanpa memperdulikan Lexa. Lexa hanya bisa tersenyum miring. Hanya itu yang bisa lakukan.

"Tunggu saja." Guman Lexa.

...

"Ih, benar - benar aku tidak menyukai kehadiran nya." Kata Steve kesal.

"Sabar, kita harus memberikan kesempatan kedua untuknya, mungkin saja ia akan berubah dan tidak akan mengulangi kesalahannya." Jawab Lexa dengan senyum.

Dengan malas, Steve duduk dikursinya. Lyra hanya bisa diam dan memberikan Steve solusi.

"Coba cek, apa ada jadwal pertemuan dengan klien penting?" Tanya Steve.

"Sebentar." Jawab Lyra.

Lyra segera mengecek data serta catatan kerjanya apakah ada jadwal penting atau tidak?

"Sepertinya tugas luar kota, Steve." Sahut Lyra.

"Tugas luar kota dimana Lyra?" Tanya Steve.

"Ke Singapura, Steve. Tanggal 12 Senin, berarti besok. Acaranya dimulai hari Selasa, yang membahas tentang kinerja telekomunikasi masa sekarang, Steve." Jelas Lyra.

"Hm, baiklah. Pesankan dua tiket menuju Singapura besok. Dan juga sepulang dari perusahaan, tolong nanti bereskan barang - barangmu. Kamu ikut aku ke Singapura." Perintah Steve.

"Baik Steve, akan aku pesankan."

"Baiklah, aku mau mengerjakan ini dulu." Jawab Steve.

Lyra hanya mengangguk, dan segera memesan tiket menuju Singapura.

"Hah, seperti apa ya Singapura. Aku belum pernah kesana." Lirih Lyra.

Steve yang mendengar hal itu hanya tersenyum.

"Kamu akan tahu saat kamu sampai disana, Lyra." Sahut Steve.

Lyra yang tersenyum lembut dan melanjutkan kembali pekerjaan nya.

...

"Lyra nanti kamu temani aku ke Supermarket. Aku ingin membeli sesuatu disana." Pinta Steve.

"Baiklah Steve."

Lyra dan Steve menuju Supermarket. Sesampainya di supermarket, Steve membawa keranjang. Steve masuk ke bagian perlengkapan mandi. Steve mengambil sabun, shampo serta perlengkapan sikat gigi.

Begitu pula Lyra yang membeli camilan untuk dibawakan buat adik - adik nya yang ada di panti asuhan.

"Apa masih ada yang belum dibeli?" Tanya Steve.

"Kurasa tidak." Jawab Lyra.

"Berapa semuanya?" Tanya Steve pada kasir.

"Totalnya RP 150.000,00." Jawab kasir itu.

"Terima kasih."

Steve berjalan menuju pintu keluar sambil membawa barang belanjaan,

"Terima kasih Steve."

"Sama - sama Lyra." Balas Steve sambil tersenyum.

Steve pun menyalakan mesin mobilnya dan mengantarkan Lyra pulang ke rumah.

...

Disepanjang perjalanan Lyra melihat ke arah jendela dengan diam.

"Kamu kenapa Lyra?" Tanya Steve khawatir.

"Aku tidak kenapa - kenapa Steve." Balas Lyra.

"Baiklah."

Seketika terlintas sebuah gambar dirinya dan Steve sedang di kepung oleh orang - orang asing yang membawa senjata tajam. Napas Lyra pun tersengal - sengal saat melihat kejadian itu. Steve segera memberhentikan mobilnya.

"Kamu kenapa Lyra?" Tanya Steve khawatir.

"Aku melihat sebuah gambar beberapa orang asing mengepung kita dan membawa senjata tajam." Jawab Lyra dengan cepat.

"Itu hanya ingatan masa lalumu Lyra. Jangan terlalu dibebankan, kamu akan segera mengingat nya sedikit demi sedikit." Jawab Steve sambil memeluk Lyra dengan tenang.

Lyra juga membalas pelukan Steve, dan memeluk Steve dengan erat. Air mata Lyra pun tiba - tiba mengalir. Sebuah perasaan yang hangat membawa ketenangan untuk Lyra dan begitu sebaliknya pada Steve.

"Sudah tenanglah, ada aku disini. Aku akan tetap bersamamu, Lyra." Jawab Steve dengan pelan.

Lyra berhenti menangis dan melepaskan pelukannya dari Steve, ia tidak sadar bahwa sudah memeluk Steve dengan erat. Lyra hanya canggung saat melihat Steve. Steve pun melanjutkan kembali perjalanan nya. Akhirnya mereka sampai dirumah Lyra.

"Terima kasih Steve untuk tumpangannya." Kata Lyra sambil membawa barang belanjaan nya juga.

"Iya sama - sama Lyra."

Steve lalu mengendarai mobilnya menuju rumahnya. Lyra mengetuk pintu rumah panti asuhan tersebut. Tampak seorang gadis kecil membukakan pintu untuknya.

"Lisa, kakak pulang. Ini ada snack untuk kamu dan teman - temannya lain."

"Terima kasih kakak Lyra." Jawab Lisa dengan riang dan mengambil snack itu dari Lyra.

"Iya Lisa, dibagi rata ya. Jangan berebut."

Lyra masuk ke dalam, dan melihat ibu angkatnya sedang menyiapkan makan malam untuknya.

"Sudah pulang Lyra. Bagaimana dengan hari ini?" Tanya Ibu panti.

"Baik Bu, besok Lyra akan berangkat ke Singapura untuk pertemuan klien penting bersama Steve. Lyra pulangnya hari Rabu, Bu." Jelas Lyra

"Ah, baiklah. Tapi hati - hati ya. Ayo makan dulu, setelah makan jangan lupa bersihkan dirimu, serta jangan lupa menyiapkan keperluan untuk besok." Jawab Ibu panti dengan perhatian.

"Baik Bu."

Lyra makan dengan lahap, dan teringat Steve yang sedang dalam perjalanan ke rumah. Lyra mengambil smartphone nya dan mengirimkan pesan pada Steve.

"Steve, sudah sampai belum?"

...

Sesampainya dirumah, Steve memasukkan mobil nya ke bagasi dan masuk ke dalam rumah. Di ruang tamu, Ibu nya sudah menunggu kehadiran nya.

"Kamu kenapa lama Steve?" Cemas Ibunya.

"Aku belanja keperluan untuk berangkat ke Singapura besok Bu. Ada pertemuan dengan klien penting hari Selasa." Jelas Steve.

"Baiklah nak, ayo makan dulu. Sudah Ibu panaskan makanannya."

"Iya Bu."

Steve lalu berjalan menuju ruang makan, lalu duduk menyantap makan malamnya. Saat Steve mengecek smartphone nya. Ia melihat pesan singkat dari Lyra.

"Iya aku sudah sampai." Balas Steve.

Steve tersenyum melihat perhatian kecil dari Lyra, dan mulai salah tingkah. Padahal hanya membaca pesan dari Lyra.

...

Lyra melihat pesannya yang sudah di balas, langsung tersenyum.

"Ah, baiklah. Aku mau tidur. Good night."

Lyra mulai tersenyum dan bingung dengan perasaannya sendiri.

"Aku kenapa?" Guman Lyra.

...

Steve yang melihat pesan itu, dengan segera membalas.

"Iya, good night too."

Rasanya seperti ingin melompat ke luar angkasa, Steve sangat senang mendapat pesan itu.

"Ya Tuhan, perasaan apa ini?" Pikir Steve.

...

Pagi pun tiba, seperti biasa, Steve selalu menjemput Lyra menggunakan taksi. Mereka segera menuju bandara untuk pergi ke Singapura. Steve menugaskan Vero untuk mengawasi perusahaan, Vero adalah bendahara di perusahaan Steve. Steve sangat mempercayai Vero, oleh karena itu Steve menyuruh Vero untuk mengawasi perusahaan sementara.

"Lyra, apa masih ada barang - barang yang tertinggal?" Tanya Steve.

"Tidak ada Steve." Jawab Lyra.

Mereka lalu masuk kedalam pesawat dan duduk di kursi dengan nomor masing - masing.

"Ah, begini rasanya duduk di dalam pesawat." Kata Lyra dengan senang.

"Iya, Lyra." Jawab Steve yang sedang memperhatikan Lyra.

Pesawat pun mulai naik, dan membutuhkan perjalanan yang memakan waktu yang banyak, selama di pesawat Steve dan Lyra hanya menyelesaikan tugas - tugas perusahaan.

"Iya, aku harus memesan kamar hotel." Kata Steve.

"Iya Steve."

Steve lalu memesan hotel di Singapura, perjalanan mereka memakan waktu 1 jam 30 menit. Sesampainya mereka di Singapura, Steve memesan taksi, lalu menuju ke hotel yang telah Steve pesan.

Sesampainya mereka dihotel, mereka berdua segera masuk ke kamar. Steve memesan 1 kamar. Karena juga kebetulan, hotel itu kehabisan kamar. Terpaksa mereka berdua harus satu kamar, Steve tidur di sofa. Lyra tidur di tempat tidur.

Mereka segera melanjutkan tugas pekerjaan mereka, dan memulai cerita singkat di Singapura yang hanya ada mereka berdua saja.

"Cinta seperti api yang membuat orang merasa hangat atau nyaman terhadap orang yang mereka sukai."

LaveniaLiecreators' thoughts
次の章へ