Bu Ros, menghampiri kami, membantu Dwi yang sudah lemas karena muntah. Beliau yang mengikat kresek bekas muntah Dwi lalu memberi minyak kayu putih pada belakang telinga dan dekat tulang selangkanya. Aku segera membuka botol minum air mineral dan memberikannya pada Dwi.
Sari berdiri dari kursinya di belakang kami dan ikut mengurut bahu Dwi dari posisinya, wajahnya juga nampak khawatir karena kini Dwi benar-benar seperti orang sakit, pucat sekali.
Aku tahu bagaimana Dwi membenci naik bus untuk perjalanan jauh, karena selalu seperti ini. Dulu saat SMP juga sama, jadi tidak bisa menikmati perjalanan.
Kini Dwi sudah lumayan baikan, wajahnya tak lagi pasi, kuberikan sebuah permen agar tak terasa lagi bekas muntahan dalam mulutnya, dia memilih lanjut tidur kembali, kupasang selimut untuk menutupi badannya hingga ke leher.
Fiiuuh ... hampir saja aku ikut muntah, untung bu Ros sigap membantu kami.
"Kamu gak pa-pa Raya?" tanya bu Ros memastikan keadaanku.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください