Sesaat kemudian mereka sampai di suatu tempat yang sangat aneh, langit yang sangat cerah dan sebuah pulau tropis dan laut yang berwarna berbeda dari biasanya.
"Sebuah pulau di dalam perut paus..?" Law berkata dengan heran
"Dan ini bukan air laut, tapi cairan lambung..!" Kata jinbe
"Ketua, jika kau ingin melakukan sesuatu sebaiknya cepat karena Sunny bisa sedikit rusak jika terlalu lama disini.." Kata Franky
"Yaa..tapi sebelum itu...!" saat Luffy menyelesaikan perkataannya muncul seekor cumi-cumi yang sebesar Sunny, yang mencoba untuk menyerang mereka
Dan Zoro sudah mengeluarkan pedangnya dan akan menyerang tapi berhenti karena melihat tangan Luffy yang menyuruhnya untuk tidak menyerang.
Betul saja muncul beberapa tombak di cumi-cumi itu yang berasal dari pulau kecil dan menembus nya yang menyebabkan mati seketika, beberapa saat kemudian keluar seseorang dari dalam rumah itu.
Orang yang keluar dari rumah itu adalah seorang lelaki tua yang memiliki penampilan yang agak aneh, karena dia memakai bunga di kepalanya. Dan dia menarik cumi-cumi itu ke pulau kecil itu atau rumahnya.
Setelah dia menariknya, lelaki tua itu menatap ke arah Sunny dan kemudian dia mulai berjalan ke suatu tempat sambil tetap menatap ke arah Sunny Go, Dan rupanya arah yang dia tuju adalah sebuah kursi santai dan kemudian dia membuka sebuah koran dan mulai membacanya.
Semua orang yang berada di Sunny tercengang dengan kelakuan kakek itu, mereka berpikir kakek itu akan mulai menanyai mereka tetapi dia hanya menatap dan kemudian mulai membaca koran.
"Heii.. Katakanlah sesuatu..!" kata Sanji dengan kesal
Tetapi kakek itu hanya tetap menatap mereka
"Apa..? Kau ingin berkelahi kakek..?" Tanya Zoro
"Aaa..tau kau ingin di tembakin oleh meeriam..?" Kata Bepo dengan gugup
Yang lain menatap Bepo dan memiliki pemikiran yang sama "Orang ini mulai takut lagi.."
Kakek itu memelototi Bepo kemudian mulai berbicara "Hentikan itu, atau seseorang akan mati..!". Kemudian suasana mulai menegang setelah kakek itu selesai berbicara
"iiihhh... Maafkan aku.." Bepo dengan cepat meminta maaf
"ohh..? Siapa itu kira-kira..? Tanya Law dan mulai mencengkeram pedangnya
Begitu juga yang lain mulai bersiap jika terjadi pertempuran kapan saja, tetapi tidak dengan Luffy yang sedang mencoba menahan tawa.
"Tentu saja itu aku....!" Kata kakek tua itu dengan santai dan melirik koran kembali.
"Kau...!" Setiap anggota memiliki urat nadi yang muncul di kepala mereka karena marah kecuali Bepo dan Luffy, yang mana Bepo merasa lega dan Luffy yang mencoba menahan Tawa tapi tidak berhasil
"Hahahaha..." Luffy tertawa sangat keras dan tidak mempedulikan tatapan yang lain.
Setelah beberapa saat Luffy akhirnya berhenti tertawa dan berbicara "Kau orang yang lucu kakek, ngomong-ngomong perkenalkan Aku Monkey D Luffy, Rayleigh-San telah membicarakan tentang dirimu dulu Penjaga Twin Cape Crocus-San.."
Kakek itu ataupun Crocus menatap Luffy dan berbicara "Jadi itu kau yang di bicarakan oleh Rayleigh saat dia kesini Beberapa tahun yang lalu.."
"Yaa.. bagaimana kalau kita pergi keluar dan berbicara disana? Disini tidak terlalu cocok untuk berbicara.." kata Luffy
Crocus kemudian melihat ke kiri dan kanan dan mengangguk setuju " Yaa kau benar di sini tidak cocok untuk berbicara, di sana adalah pintu keluar mari kesana.." katanya sambil menunjuk suatu arah
Yang lain mengikuti arah yang di tunjuk oleh crocus dan mereka melihat sebuah pintu yang besar disana.
"itu pintu..? di dalam Paus..?" kata Zoro
"Bukan hanya itu lihatlah ke langit, itu semua adalah lukisan..." kata Law
"Apa yang kau lakukan..? tanya Sanji dengan garis hitam di wajahnya
"Hanya untuk bersenang – senang saja.." Crocus berkata dengan acuh tak acuh
Mendengar jawabannya yang lain juga memiliki garis hitam di wajah mereka
Tapi kemudian tiba-tiba terjadi guncangan hebat di dalam paus
"Dia memulainya lagi.." Kata Crocus dengan suram
"Memang apa yang dia lakukan..? Tanya Nami
"Dia membenturkan kepalanya ke Red Line.." Kali ini Luffy yang menjawab dan dia juga merasa suram
"Tapi kenapa..?" Tanya Nami lagi
"Sebelum kita masuk ke sini, sudah kubilang bukan? Dia menderita.." Jawab Luffy
"Kau tau..?" Tanya Crocus dengan heran setelah mendengar percakapan Luffy
"Tidak terlalu tapi aku merasakannya, lagi pula kau berada disini bukan hanya sekedar untuk tinggal bukan..?
"Sepertinya Haki pengamatan mu sudah mencapai tingkat yang sangat tinggi ya..? Ya kau benar aku di sini untuk membuatnya menjadi tenang.." Kata Crocus dan kemudian dia loncat ke laut yang berupa cairan lambung ini dan berenang menuju ke arah pintu keluar
Luffy kemudian menatap ke arah pintu keluar kecil yang ada di antara pintu keluar besar dan di kata "Di balik pintu kecil itu ada 2 sosok manusia dan sepertinya mereka datang dengan niat tidak baik, Bisakah kau urus itu Law? dan bawa mereka ke sini.."
"Itu mudah, Room : Shambles.." Law menggunakan teknik nya untuk memindahkan 2 sosok yang di balik pintu ke Sunny Go
Kedua sosok yang tiba-tiba muncul di Sunny Go merasa kaget dengan perubahan yang terjadi begitu cepat
"Hah...?!" kata salah satu dari mereka
"Kenapa kita tiba-tiba berada disini..?! yang satunya juga berkata
Luffy melirik mereka yang satu adalah seorang pria yang memakai mahkota di kepalanya dan yang lainnya seorang wanita cantik yang memakai pakaian aneh dengan banyak lingkaran seperti hipnotis di bajunya. Kemudian dia berjalan ke arah mereka dan berkata dengan sedikit membocorkan aura haki penakluk " Apa yang ingin kau coba lakukan dengan paus ini..?"
Yang lain juga melirik mereka dan ingin melihat apa yang akan di lakukan pada paus ini, tetapi kecuali Jinbe dan Franky yang berada di sudut sedang berbicara sesuatu dan Robin yang sedikit menutupi dirinya di belakang Law
"Kalau tidak salah itu..?" Kata Jinbe
"Ya, itu putri Vivi dan yang lainnya kalau tidak salah patnernya di suatu organisasi kriminal, hmm namanya siapa ya.." Kata Franky yang sedang mencoba mengingat kembali
Tingkah Laku Robin di sadari oleh Law dan para gadis, yang kemudian juga mulai menutupi sosoknya
Vivi dan Patnernya melihat kalau mereka sudah di kepung dan melihat orang yang menanyai mereka dengan aura yang mengerikan tanpa sadar menelan ludah.