webnovel

SANCTUARY - chapter 12

- 1 bulan 25 hari sebelum asteroid jatuh -

Dito mendekati lift yang tertutup, dia melihat ke arah display lift yang bergerak menuju ke lantai teratas.

"Apa mungkin dia berada disana?" Ucap Dito dengan nada bertanya-tanya

Dito menaiki tangga disebelah lift agar tidak diketahui bahwa dia mengikuti Daki.

Namun saat dia menaiki tangga sampai di lantai 15, dia mendengar suara tembakan beruntun di bawah lantai. Suara kaca yang pecah dan teriakan dari keributan manusia. Dia langsung kaget terdiam di atas tangga, matanya melotot karena terkejut dan jantungnya perlahan berdetak kencang.

"Ada apa disana? Apakah itu pembunuhan massal?" Ucapnya Dito dengan rasa cemas

Seketika kakinya menjadi lemas dan keringatnya mulai bercucuran.

Dito kebingungan apakah dia harus ke bawah atau berjalan keatas untuk mengejar Daki, "Apakah semua orang terbunuh dibawah sana?"

Tak lama dalam berpikir dia memilih untuk melangkahkan kakinya ke atas dan mengejar orang itu, "semoga mereka baik-baik saja dibawah"

Dalam beberapa saat dia melewati semua lantai sampai ke tempat ujung, sebelum mencapai pintu keluar dia mengamati terlebih dahulu untuk berhati-hati apabila terjadi hal yang buruk.

Saat matanya melangsungkan pengamatan, ternyata disana didapatinya Daki yang berdiri di tengah landasan helikopter.

"Apa yang dilakukannya?" Ucap Dito dalam hati saat mengintip dari belakang pintu

Dilihat dari kejauhan Daki melirik ke pintu yang berada di dekat Dito, " Aku tahu kau akan kesini"

Dito mencoba untuk keluar dari persembunyiannya, " Kau yang melakukan semua ini, bukan?" Dito berhadap hadapan dengan Daki.

Daki mengeluarkan senyum misteriusnya lagi ketika itu.

"Apa yang terjadi pada mereka?" Dito mengerutkan dahinya

Ahahahaha!!

Terdengar suara tawa dari Daki setelah membuat senyuman mengerikannya.

Daki seperti mencoba meraih sesuatu di belakang celananya. Gerakan tangannya sangat cepat mengambil dari belakang dan mengacungkan ke hadapan Dito.

Duarrr!!!!

Langsung saja benda itu ditarik pelatuknya dan mengarah ke kaki kiri dan lengan kanan Dito.

Dito tak sempat bergerak menghindar saat dua tembakan gesit itu melaju.

Dito hampir terjatuh saat itu melihat darah yang keluar dari kaki dan lengannya. Tangannya memegang lengan kanan untuk menutup kemungkinan keluarnya darah. Namun yang dilakukannya sia-sia.

"Kenapa kau melakukannya? Apa kau--" Dito mengingat kembali bayangan ketika malam pembunuhan Prof Helga, " --kau yang membunuh Prof Helga?"

"Yaa, aku yang merencanakan semua ini", Daki yang awalnya tersenyum seketika langsung mengubah wajah aslinya yang kejam

Daki berjalan kesamping sembari memutar-mutar revolver di jarinya.

"Sejak awal kita bertemu semua yang aku katakan itu adalah kebohongan. Tidak, tidak semuanya mungkin", kata Daki dengan ekspresi yang menunjukkan kepuasannya,

"Sebenarnya saat kita terpisah dalam perjalanan itu aku memanggil teman lama ku. Apa kau tahu siapa itu?" Daki kembali menatap Dito

"Ya--mereka adalah pembunuh bayaran yang kugunakan untuk membunuh semua ilmuwan besar. Untung saja mereka berkumpul dalam satu ruangan, jadi aku tak repot membunuhnya satu persatu seperti Prof Helga" dengan rasa tak bersalah Daki mengatakannya

"Mereka berada di gedung sebelah, karena ruang rapat yang terlihat dari kaca transparan, itu menjadi sangat mudah untuk membidik semua targetnya--hahaha"

Mendengar semua ocehan yang dikeluarkan dari mulutnya membuat Dito semakin geram.

Daki berbalik kebelakang saat mengatakan ocehannya. Hal itu membuat Dito berkesempatan untuk bersembunyi dan memikirkan rencana. Perlahan-lahan Dito bergerak ke belakang kotak besar di pojok gedung.

Terdapat besi memanjang disana, tidak tahu kenapa ada besi di atap gedung Dito mengambilnya sebagai senjata.

Daki kemudian berbalik ke arah Dito yang menghilang dari tempat, " Hahaha-- kemana kau? Apa kau kabur?" Katanya dengan sedikit candaan

Daki melihat jejak darah yang mengarah ke kotak besar di pojok," Aku tahu kau ada di balik kotak ini bukan?" Daki mulai menembak asal ke arah kotak itu sampai peluru yang ditembakkan habis

Walaupun kemungkinannya sangat kecil, sebenarnya Dito berencana untuk menunggu pelurunya sampai habis dan membuat Daki lengah saat mengisi peluru ke revolver. .

Menunggu kesempatan ini Dito mulai bergerak melemparkan besi yang dipegangnya ke arah Daki sehingga mengenai badannya dan revolver yang dipegang Daki seketika terjatuh.

Melihat senjatanya terlepas, memberi peluang Dito mengambil alih keadaan. Dia secara cepat meraih revolver yang tak jauh dari hadapannya.

Karena lengan sebelahnya yang terkena tembakan Dito menggunakan tangan kirinya untuk memegang revolver. Melihat Dito memegang senjata, seketika Daki langsung ke belakang menghindar.

Dito mengacungkan revolver nya ke arah Daki. Ya--pelaku yang telah membunuh orang yang dicintainya berada dihadapannya sekarang. Kemungkinan Dito akan membunuhnya atau tidak, yang ada di dalam pikirannya hanya kekosongan.

Daki perlahan-lahan berjalan ke belakang dengan badan menghadap ke depan Dito. Di belakang bawahnya terdapat besi pagar setinggi kaki. Dia tak melihat pagar di belakangnya karena terfokus pada revolver yang mengarah padanya. Dalam sekejap wajahnya langsung terkejut karena tersandung besi pagar itu sehingga membuat dia terjatuh dari lantai 40.

Kematian tragis dari seseorang yang telah mengacaukan dunia.

次の章へ