Sementara itu di dalam kamarnya, Dio termenung memikirkan nasibnya yang juga tidak bisa jauh dari Qiyana. Saat sudah beberapa saat Qiyana meninggalkan kamarnya, Dio mencoba melihat keadaan istrinya yang ternyata sudah tertidur pulas.
"Sayang, kenapa kamu tidak mau berdekatan denganku sih?" Dio merasa sangat merindukan istrinya, padahal belum ada setengah jam mereka berpisah. Apalagi saat ini adalah saat-saat Dio dan Qiyana seharusnya sedang memadu kasih. Mereka masih pengantin baru dan sedang mesra-mesranya.
Dio kemudian berbaring di belakang Qiyana dan memeluknya, dia juga membelai perut Qiyana yang masih rata, Qiyana sendiri merasa sangat nyaman sebenarnya saat suaminya berada di dekatnya. Hanya saja saat melihat wajahnya, Qiyana langsung merasa mual dan ingin muntah.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください