webnovel

16. Kenyataan 2

"Maaf, aku gak bisa terus terikat sama kamu"ucap gadis itu sendu

Raya melototkan matanya, berani beraninya gadis didepannya ini menolak permintaannya

"Oke, mulai sekarang lo urus sendiri ibu penyakitan lo itu. "

Deg

"Aku akan urus ibu ku, aku juga gak mau biaya ibu dari uang haram"ucap mita datar.

"Ibu jalang itu, kalau aku jadi dirimu sudah ku bunuh sejak lama, menyusahkan"remeh raya sambil menyesap kembali batang rokoknya

"Jaga mulutmu, bukannya pertanyaan itu seharusnya kau berikan kepada dirimu! "Ucap mita datar

"Kau tau, tanpa ibuku ayah yang kau banggakan itu tidak akan pernah merasakan udara diluar sayang"ucapnya sambil mendekati mita

"Ibumu licik seperti dirimu raya"ucap mita tegas

Brakk

Raya benci seperti ini, ia tidak suka ada yang melawannya

"Setelah gue berhasil membunuh kejora, lo tau adik lo target selanjutnya"

"Atau ibu lo yang penyakitan itu, kayaknya lebih indah kalau lo yang mati lebih dulu, mita"ucap raya gila

"Jangan. Pernah. Menyentuh. Keluargaku. "Ucap mita penuh penekanan

Brakk

"Akh! "Ucap gadis yang kini terlempar mengenai kursi tua itu

"Ucapkan kata terakhirmu mita"ucap raya yang mulai mengambil pisau lipat didalam jaketnya

"Kamu gila!! "Tangis mita ketakutan

"Iya, aku gila, ini semua karena perlakuan mereka terhadapku, aku memang gila"ucap raya tertawa

Raya mulai mendekati mita,

"Akh"tangis mita

Raya masih saja dengan aksi menulis dikaki kecil mita

"Akh.... "Ringis mita

"Sudah, kayaknya lihat lo mati lebih seru"

Mita panik, ia menutup matanya

1

2

3

"Akh... Sialan"ucap raya meringis memegang perutnya kesakitan

Mita melihat kesempatan dirinya, pun segera membuka pintu dan berlari menjauh secepat mungkin, ia tidak boleh mati ditangan kakak kiri gilanya itu. Ia harus memberi tahu polisi secepatnya sebelum kejadian lebih terjadi di dirinya atau raya kakak tirinya.

"Akh.. Akh... Bayi sialan!! "Teriaknya kesakitan

........

Kejora berjalan menuju rumahnya dengan menunduk, fokusnya tak terkendali, satupun pelajaran tidak ada yang masuk di otak cerdasnya.

Kenyataan yang ia terima benar benar diluar pikirannya, sahabatnya itu lebih memendam masalah besar dibanding dirinya yang mengeluh karena hanya masalah kecil

Bintang.

Cowok yang dianggap kejora berbeda dari kebanyakan ternyata sama saja, sama sama munafik.

Kejora bangkit dari duduknya dan berlalu keluar rumah

Ia,  dia harus menuntaskan semuanya

Bintang harus bertanggung jawab atas semua ini.

.......

Rumah megah yang didominasi dengan putih abu abu itu terlihat sepi

"Permisi" ucap kejora ramah pada satpam penjaga pos itu

"Eh, iya neng ada yang bisa bapak bantu"ucapnya sambil mempersilahkan kejora masuk

"Bintang nya ada pak?" tanya kejora sopan

"Ada neng dikamarnya, tunggu di sini saja, biar bapak panggilkan

Kejora tersenyum menganggukkan kepalanya

"Ngapain lo kesini"bariton suara khas dari belakang kejora

"Gue mau lo tanggung jawab atas raya"ucap kejora

Baginya tidak ada basa basi untuk lelaki didepannya ini

"Bukan gue yang melakukan"ucapnya tenang

"Lo pikir gue gak dengar semua omongan lo sama arsen"ucap kejora kesal

"Oh,  bukan gue, gue di jebak"ucapnya serius

Kejora mengernyitkan dahi bingung

"Bukan lo jadi siapa? "

"Mantan lo! "Tegas bintang

Deg

Kejora tidak percaya

"Lo gak pernah tau kan"ucap bintang

Kejora hanya diam, ia masih mencerna semua kata kata bintang

"Gue gak percaya, jangan pernah lo fitnah orang lain untuk kepentingan diri lo sendiri"ucap kejora kesal

"Gue bilang bukan gue, kejora!! "Ucapnya berteriak

"Sekarang lo pergi dari rumah gue"

"Gak, sampai lo mau bertanggung jawab atas semuanya"

"Pak!! "Teriak  bintang memanggil pak rino satpam kepercayaan keluarganya ini

"Bawa cewek ini keluar, dan jangan pernah nginjakin kaki lo kesini lagi kejora"ucap bintang dingin

"BINTANG!! GUE BELUM SELESAI!! "ucap kejora

...........

"Gue harus bisa, harus"ucapnya terus memukul perut nya

"Kenapa, lo gak mati "ucapnya kesal

Ia mengambil obat obatan diatas tempat tidurnya, lalu meminumnya

Drrt drrt...

Ia mengambil hp yang tergeletak dikasurnya

KEJORA

Satu nama memasuki akal liciknya, iri yang mulai menjadi dendam memasuki dirinya

"Gue gak mau mati sendiri"ucapnya tertawa

.....

..

次の章へ