Charlos membawa Rissa masuk ke dalam rumahnya. Mereka duduk di sofa dekat piano. Charlos memanggil Bu Nani, menyuruhnya untuk membawakan Rissa minuman hangat. Di tengah rasa pusing yang tiba-tiba melandanya, Rissa masih sempat mengagumi wajah Charlos yang cemas menatapnya. Tatapan matanya begitu tajam dan tampak berbahaya.
Sebenarnya Rissa baik-baik saja. Ia hanya lemas saja. Ciuman Charlos begitu menguras energinya. Ia baru saja tiba di Bandung selama beberapa jam. Mungkin ia masih jetlag.
"Rissa, bagaimana kamu bisa ada di sini? Di rumahku?" Charlos menggenggam tangannya dengan penuh perasaan.
"Aku baru tiba tadi sore," kata Rissa dengan suara yang lemas.
"Benarkah? Kamu ke sini sendiri? Oh ya ampun aku sangat mengkhawatirkanmu. Padahal biar aku saja yang ke Batam. Berbahaya jika kamu di pesawat sendirian."
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください