Putra menggenggam erat jemari Kinan. "Kenapa ngomong gitu, Kak?"
Semula gadis yang terbaring lemah tak berdaya itu, mencoba untuk tersenyum, tapi, lambat laun, senyuman itu memudar, dan berganti tangisan. Adit bergegas mengejar ke sisi sebelah, ia tidak ingin anaknya terus bersusah hati.
"Sudah sayang, Kakak jangan mikir yang sedih-sedih. Itu semua nggak bener, Bunda bakalan datang kok, Nak."
Adit mengusap kepala Kinan lembut. Air mata gadis itu terus saja jatuh dan berderai.
"Bilang sama Bunda, Yah. Kakak udah kangen banget, pengen dipeluk sama Bunda. Kakak udah nggak kaya dulu lagi. Demi Allah, Kakak udah berubah jauh, kakak udah nutup aurat, udah rajin sholat, udah mulai belajar ngaji lagi."
Entah kenapa, rintihan hati Kinan itu begitu menyayat sekali. Putra bahkan sampai tak kuasa menahan tetesan air matanya. Begitu pula dengan Haz, dan Adit.
"Semua Kakak lakukan, biar Bunda sayang sama Kakak, biar Kakak pantes jadi anak Bunda sama Ayah."
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください