Setelah memberikan wejangan pada para remaja beserta keluarga mereka, para pasien di ijinkan pulang. Bukan pulang ke rumah tapi mereka dibawa ke kantor polisi untuk menandatangni surat perjanjian. Mereka tidak boleh balap liar, jika ketahuan mereka bisa ditindak pidana.
Seorang remaja berkulit sawo matang duduk termenung seorang diri. Dia menangisi nasibnya. Orang tuanya tidak datang. Jika tak ada orangtua maka mereka tidak bisa pulang ke rumah. Remaja itu menangis terisak-isak. Ketika diobati Raline, ia hanya diam. Lebih banyak tertunduk dan tak berani menatap orang lain.
"Mana orang tuamu?" Tanya salah polisi pada si remaja.
"Tidak datang. Mereka tidak akan datang Pak," ucap remaja pria dengan suara bergetar. Ada sesak dan nyeri ia rasakan. Melihat teman-temannya bersama orang tua mereka. Orang tua temannya tidak menghakimi mereka setelah mendapatkan wejangan dari dokter Raline. Andai saja tuanya sedikit peduli mungkin nasibnya tidak akan melangsa seperti ini.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください