Tangan Citra bergetar kala menandatangani surat perjanjian pra nikah dengan Bryan. Bule Jerman itu menatapnya tajam, terlihat kesal karena Citra tidak mau tanda tangan. Bryan sangat kesal dengan ulah Citra. Gadis itu sangat keras kepala dan tak bisa diajak kompromi. Hampir setengah jam Bryan menunggu Citra untuk menyetujui kesepakatan mereka. Bryan melirik jam tangannya, sudah terlalu lama ia menghabiskan waktu dengan Citra. Jam makan siang sudah hampir habis.
"Kau mau tanda tangan apa tidak?" Sungut Bryan kesal. Ia sudah habis kesabaran. Jika tidak ingat Citra sedang mengandung anaknya mungkin Bryan sudah memaki dan mencacinya.
"Jika aku tidak tanda tangan bagaimana?" Tantang Citra menatap manik hijau mata Bryan. Citra mengakui jika mantan bosnya sangat tampan namun bajingan. Citra seolah tak mengenal siapa Bryan. Pria bule itu telah menunjukkan watak aslinya.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください