"Astagfirullah Dee. Dosa apa aku?"
"Kok mas nyebut sich? Aku ngomong bener kok. Mas itu mesum."
"Mesum darimananya?" Lama-lama Demir kesal dengan kekonyolan Dee.
"Kalo mas mesum sama kamu itu gapapa. Malah kita dapat pahala kalo bermesum. Kita udah nikah siang tadi Deniza Sefa anak Bapak Fahad. Jadi mau mas peluk, mau mas perkosa kamu ga ada masalah," ucap Demir meledak-ledak. Efek digoda Rizki dan Jacky emosinya labil.
Dee tertawa kecut dan menggaruk kepalanya yang tak gatal. Ia lupa jika sudah menikah dengan Demir. Ya Allah kenapa ia lupa?
"Udah sadar sama kesalahan kamu?" Demir menatap Dee penuh intimidasi.
"Iya mas," ucap Dee terkekeh. Ia mendekati Demir dan mengelus dada Demir untuk menyabarkan sang suami. Dee mengalungkan tangannya dileher sang suami.
"Suamiku sayang." Dee mulai merayu Demir untuk menghilangkan amarah sang suami.
"Suamiku sayang yang paling ganteng sedunia. Maafin aku ya karena udah bilang mas mesum. Maaf aku lupa kalo kita sudah menikah siang tadi. Mungkin aku kena sindrom pengantin baru. Jadi aku lupa udah jadi istri mas."
"Emang ada sindrom pengantin baru?"Otak Demir berpikir keras. Selama ini mempelajari ilmu kedokteran baru tahu ada sindrom pengantin baru?
"Ada sayang. Buktinya aku barusan kena sindrom pengantin baru. Lupa kalo udah menikah dan masih merasa gadis."
"Bisa jadi karena kamu masih gadis makanya lupa kalo sudah menikah," kata Demir tersenyum licik. Yesss bisa belah duren! Demir mendekati Dee dan mengecup bibir sang istri sekilas.
"Mas," ucap Dee tergagap. Ia sadar ada bahaya di depan matanya. Demir akan meminta haknya sebagai suami. Dee sedikit takut mmmalam pertama karena saat malam pertama wanita sangat kesakitan. Ia takut tubuhnya dirobek Demir dan tak bisa berjalan lagi. Makanya sehabis mandi Dee memutuskan pakai piyama supaya Demir tak horny melihatnya.
"Kamu takut?" Demir menebak pikiran sang istri. Dee mengangguk.
"Enggak usah takut. Malam pertama enggak semenakutkan yang kamu kira. Asal rileks saja dan aku akan lakukan perlahan-lahan."
Demir membimbing Dee menuju ranjang. Ia membaca doa pengantin baru yang diajarkan Rizki tadi. Demir mengucep kening sang istri dan ciuman turun dari atas ke bawah.
Ia mencium Dee dengan penuh kasih sayang. Ia melakukannya perlahan-lahan. Ciuman Demir memabukkan Dee hingga ia lupa dengan rasa takutnya. Walau sedang berciuman tangan Demir sudah melanglang buana menyentuh bagian tubuh Dee yang lain. Dee larut dalam cinta yang diberikan suami. Romantisme suami istri ternyata sangat indah.
Demir dengan telaten membuka satu persatu kancing piyama Dee.
Dee pasrah menerima perlakuan sang suami karena ia sadar jika itu hak Demir. Baju bagian atas Dee sudah lepas dan memperlihatkan branya. Demir kalap dan nafsunya meledak-ledak melihat gunung kembar sang istri. Tanpa aba-aba ia mencium dada Dee dan mengecup keharuman tubuh Dee. Ia benar-nenar tergila-gila pada sang istri. Ketika tangan Demir menjelahi bagian paha, Dee menahan tangannya.
"Mas aku mau pipis," ucap Dee pelan.
Demir menahan diri dan mempersilakan Dee untuk ke kamar mandi. Ia sudah tak sabaran menyantap hidangan utamanya. Malam ini ia akan jadi lelaki seutuhnya dan apa yang harus dipergunakan semestinya akan ia lakukan nanti.
Satu menit...
Dua menit...
Sepuluh menit. Dee belum juga keluar dari kamar mandi. Demir yang sudah terbakar hasrat sudah tak sabar. Ia bangkit dari ranjang dan mengetuk pintu kamar mandi.
"Sayang kok lama sekali?"teriak Demir.
Dee menjadi grasak-grusuk mendengar suara sang suami. Ia jadi tidak enak hati. Ia bingung harus menjawab apa.
Tak lama kemudian Dee keluar dari kamar mandi dengan wajah berlipat tiga. Ia merasa bersalah.
"Mas aku mens," ucap Dee pelan. Demir meringis kesal karena malam pertamanya akan tertunda selama satu Minggu.
GAGAL MANING, GAGAL MANING?
Gigi Demir gemeletuk mendengar Dee datang bulan. Malam pertamanya gagal dan ia harus menahan diri selama seminggu. Bulan madu yang ia impikan berakhir tragis. Demir menggaruk kepalanya dan mendengus kesal. Ia melangkahkan kakinya ke kamar mandi. Meninggalkan Dee dengan sejuta tanya. Jangan tanya betapa kecewanya Demir senjatanya sudah siap namun landasannya mengalami palang merah. Seminggu serasa setahun baginya.
Hasratnya yang sudah menggebu terpaksa ia redam. Sesuatu yang menonjol dibawah sana membutuhkan pelampiasan. Kepalanya sakit karena hasratnya tak terlampiaskan. Terpaksa Demir mengikuti saran konyol Jacky.
Demir menghidupkan shower dan mandi dibawah guyuran air dingin. Ia mengambil sabun dan melepaskan hasratnya.
Ternyata Dee mencuri dengar di depan pintu. Ia mendengar desahan Demir dari kamar mandi. Hati Dee merasa tercabik dan bersalah karena tak bisa melayani suaminya. Mens sialan kenapa datang disaat tidak tepat? Dee mengumpat kesal karena tak bisa melakukan malam pertama. Ia juga menginginkannya dan tak sabar mengecap manisnya surga dunia.
Setengah jam kemudian Demir keluar dari kamar mandi. Rambutnya basah karena baru saja selesai mandi wajib. Demir hanya memakai handuk di pinggang. Dee menatap kagum pada tubuh suaminya. Pahatan tubuh suaminya membuatnya mupeng alias muka pengen. Tubuh Demir bak pahatan mahakarya Tuhan yang paling agung. Perut six pack, lengan berotot, kulit kuning langsat khas Indonesia, wajah rupawan bak pangeran Arab. Sungguh beruntung Dee memiliki suami setampan Demir.
"Mas?" Panggilan Dee membuat Demir merasa terciduk.
Demir gugup dan malu jika Dee mendengar suara desahannya dari kamar mandi. Malu rasanya jika Dee menganggapnya lelaki mesum.
"Kamu belum tidur sayang?" Demir mengelus pipi Dee lembut.
"Belum sayang," jawab Dee membalas belaian Demir. Ia menyentuh pipi mulus Demir.
Sentuhan Demir memberikan gelenyar aneh ditubuh Dee. Ingin rasanya mengecup bibir Demir, namun ia urungkan karena tak mau dikatakan genit. Ia malu jika memulai duluan.
Pasangan pengantin baru itu terlihat kikuk dan gugup. Air mengalir dari rambut Demir yang basah turun ke leher dan dadanya. Dee menahan ludah karena Demir terlihat seksi dimatanya. Ingin rasanya membelai dada bidang sang suami. Ia seperti ibu hamil yang ngences melihat body aduhai sang suami.
"Kamu terpesona ya liat tubuh seksi Mas?" Goda Demir menyentil dagu Dee. Secepat kilat ia mencium bibir Dee.
Demir mencecap dan mengulum bibir sang istri. Melihat bibir merah sang istri ia tak dapat menahan diri untuk menciumnya. Mereka berciuman dengan ganas. Demir menggigit kecil bibir Dee dan melesakan lidahnya ke dalam mulut Dee. Mereka bertukar saliva. Mereka menikmati romantisme. Saking nafsunya mereka berciuman Dee tak sadar tangannya yang melingkar di pinggang Demir tanpa sengaja melepaskan handuk sang suami.
Dee terpekik histeris melihat tongkat sakti Demir. Ia bak gadis remaja yang baru pertama kali melihat alat vital laki-laki. Selama ini Dee tahu bagaimana bentuknya dari film-film porno yang ia tonton. Namun jika melihat secara langsung ia baru pertama kalinya. Mata Dee ternoda melihat sesuatu dibawah sana.
"Kenapa sayang?" Tanya Demir lugu tak sadar jika handuk di pinggangnya terlepas dan jatuh ke lantai.
"Itu...," Telunjuk Dee menunjuk selangkangan Demir. Tangannya menutup matanya walau jari-jari tangan masih merenggang dan bisa melihat tongkat sakti Demir. Dee malu tapi mau. Jika selama ini hanya melihat dari film dan sekarang ia bisa melihat bentuk aslinya.