webnovel

29*

.

.

.

.

.

***

kei berusaha bangun dan berjalan ke dalam rumah. memegangi lengannya yang sakit Karena terantuk beton yang keras tadi. penampilan kei sudah sangat berantakan. rambutnya tercabut hingga dapat terlihat tipis dan bajunya sudah robek terutama jaketnya dengan beberapa goresan samar di seluruh tubuhnya. ia sakit tapi hatinya jauh lebih sakit. ia tidak percaya kakak akan seperti itu padanya.

saat sampai di pintu belakang dapat terdengar berbagai suara teriakan ayah yang menggema disusul histeris ibu yang meraung-raung. kei menutup kedua telinganya berusaha meredam kan suara menyedihkan itu. ia tidak tahan. kei hendak masuk tapi tepat sebelum ia masuk. sebuah vas bunga terlempar tepat melewati nya. menghantam dinding dan hancur berkeping-keping. untung saja.

kei tidak melangkah masuk. selangkah lagi kepalanya bisa terluka berat. ayah berteriak kali ini lebih keras. begitu pula ibu yang memohon meringis kesakitan. dapat terdengar beberapa benda yang dipukul dengan kejam hingga dapat terdengar keras. kei mengelengkan kepalanya dengan perlahan. takut.

ia mundur dan pergi dari sana. sekarang ia tidak tau harus kemana. kei berjalan sendirian hingga ia sampai ke suatu rumah yang karena berjalan tidak tentu arah. kei kebingungan. ia tersesat. kei akhirnya harus terduduk di pinggir jalan meringkuk disana sendirian. hari masih gelap. kakak sudah pergi.

dan Dirinya sama sekali tidak dipedulikan. ia duduk di pinggir jalan di dinding sebuah rumah. dingin sekali. kei merapatkan jaketnya yang sudah robek. sangat dingin. kepalanya perih. begitupun luka di punggungnya terasa berdenyut. ia ketakutan dan sendirian.

kei diam disana. ia sudah terbiasa. gemetaran. hingga ada seseorang yang muncul di sebelahnya memandang heran ke arah kei. ia lebih kecil daripada kei. ia menepuk puncak kepala dengan hangat.."Te..tenang...ah..ajah" serunya sedikit terbata bata. ia mencoba menghibur kei. kei Tersenyum manis.

tidak lama ada ibu yang datang. ketika memandangi kei ia terkejut dan menarik kei masuk ke dalam rumahnya. kei mengikuti. ia terdiam saat dirinya di suguhkan teh dan makanan hangat. padahal ia hanyalah orang asing. kei memang sangatlah manis. meksipun ia sudah jelas lelaki dan berambut pendek.

ia duduk di salah satu kursi diberikan pakaian hangat. kei tidak pernah merasa seperti ini dirumahnya atau dengan siapapun. rasanya aneh. anak yang jauh lebih kecil dari kei itu juga ikut duduk malu malu di sebelahnya. kei tersenyum manis padanya. ia juga ikut tersenyum. nyaman sekali disini.

"kau kenapa disana nak?" tanyanya hangat setelah makan bersama. kei duduk di sofa. sebelahnya terdapat anak kecil itu dan seorang ibu yang tersenyum menatapnya. ia tidak pernah seperti ini. di pedulikan seperti ini. kei meremas kedua sisi jaket hangat itu.

"kei tersesat Bu...kei tidak tau pulang" seru kei pelan. ia menunduk malu malu. ibu itu tersenyum. ia malah tampak seperti seorang ibu bagi kei daripada ibu yang selama ini kei kenal. ia perhatian, baik , sesuatu yang selalu kei dambakan selama ini.

kei terkejut saat pikirannya tiba tiba pusing. kei melihat ke depan. samar samar kei melihat ibu itu menyeringai. wajah ramahnya terlihat aneh. dan ia tidak dapat mendengar apa yang dikatakannya dengan jelas dan pingsan begitu saja. apa ini...kei...ngantuk?.

***

kei terkejut saat ia membuka mata mendapati dirinya ada di sebuah gudang yang gelap. dan di sebelahnya ada anak anak lain yang seumuran dengan dirinya. pintu satu satunya di sana terbuka. ibu itu menghampiri dengan senyuman manisnya. anehnya kei merasa merinding. anak kecil itu ikut melihat dari belakang dengan wajah polosnya. ia menatap ke arah kei.

"kakak...baik baik disana...ya" seru dia. ibu itu tersenyum lagi..,"iya nak, nanti kalian akan ibu pertemukan dengan orang tua kalian ya" serunya. ia menutup pintu. kei merinding aneh. ia mencoba meraih pintu yang cukup jauh. tapi tindakannya berhenti saat ia merasakannya kakinya di tahan oleh sesuatu. ia menoleh. kakinya dirantai.

anak anak lain juga sama nasibnya. beberapa di antara mereka bahkan tampak kurus dan kosong. kei heran. kenapa?. ia mendekati anak lain yang juga ikut terantai disana. ia meringkuk. dan seperti nya ia sudah di kekang cukup lama. terlihat dari bekas rantai itu yang membekas di kaki putih dan mulus nya itu. ia hanya duduk disana.

"hei.. kenapa kita disini?" tanya kei pelan dan ramah. ia menatap polos tidak mengerti sama sekali. mengira anak itu tidak mendengarkan ia mengulang lagi pertanyaannya. dan anak itu menghela nafas sedikit kesal. ia membenamkan kepalanya di antara lutut.

"kau tidak mengerti?. kita mau di perdagangkan.. perdagangan anak"

"eh.. maksud nya..?"

"kita akan dijual!. dan tidak akan kembali ke orang tua kita...dia benar benar licik dan munafik" serunya. kei terdiam. perdagangan?. kenapa?. padahal tadi ibu tadi terlihat begitu baik dan mau memberikan makanan pada nya. bukankah ia itu baik...?.

beberapa saat kemudian kei di keluarkan. ia bisa melihat wajahnya yang menatap kosong dan kembali membenamkan kepalanya. eh?. kei terdiam saat tiba tiba di dandani seperti perempuan. memakai pakaian wanita. kei bingung tapi tetap menurut.

"wah kau cantik!" seru ibu itu. kei menatap polos , heran. "Aku laki laki" seru kei. tiba tiba senyuman manis dan ramah ibu itu berubah menjadi wajah bengis dan tajam. ia menatap lekat lekat tepat di depan kei. membuat kei langsung merinding. "Diam saja!" marahnya. kei terdiam seketika. ia merinding dan gemetaran. kakinya masih di rantai dengan rantai berat itu.

tidak lama ada suara bel. dan kei di tarik paksa oleh ibu itu. mereka membicarakan sesuatu dan tiba tiba kei sudah berpindah tangan ke guru tua itu. tangannya menggenggam kei semakin kuat hingga ia meringis tidak tahan. wanita itu tiba tiba membuka kedua matanya dan tersenyum menatap kei. kei ketakutan. ia berusaha melepaskan nya tapi tidak bisa.

"kau akan menjadi anakku..kau manis sekali" serunya. kei ketakutan. ia gemetar dan sekuat tenaga berusaha mengigit tangan wanita itu hingga ia terlepas begitu saja. kei segera terjatuh dan segera bangkit lagi berusaha melarikan diri. hari semakin gelap. wanita itu marah marah. kei tidak mengerti. ia takut. ia takut sekali.

"dasar anak kurang ajar!. kau sama saja!!. sudah susah susah aku membeli mu!!" teriaknya. kei tidak mengerti. ia mengejar dengan tempo lambat untung saja. ia sudah cukup tua. wanita itu merasa kesal dan meraih tongkat yang sedari tadi ia pegang dan melemparkannya begitu saja dan mengenai tubuh kei hingga ia sekali lagi harus terjatuh begitu keras di aspal.

ia semakin mendekat. kei bisa merasakan punggungnya sakit karena itu. ia bisa merasakan memar dan darah Keluar dari sana. nenek itu sampai dan dia menginjak kaki dan pergelangan kaki kecil kei hingga ia bisa merasakan kakinya terkilir. kei berteriak. dan mengambil asal sesuatu di tangannya. melempar debu jalanan yang ia ambil asal dan membuat wanita itu terbatuk batuk. ia semakin menginjak kaki kei hingga terasa kakinya terkilir.

tapi untung saja kei bisa menyeret tubuhnya paksa meksipun lutut dan seluruh tangan serta kakinya penuh goresan aspal yang perih. ia segera berlari secara bertatih nyaris menyeret tubuh kecilnya karena tidak kuat berlari. sakit sekali. ia hanya ingin pulang. sambil berlari tidak tentu arah. gelap dan sendirian. ia berusaha mencari jalan pulang sendirian sambil menangis.

***

saat ia akhirnya menemukan jalan pulang. bukannya disambut. ia malah dimarahi habis habisan saat melihat kondisi tubuh kei yang penuh memar. ibunya memarahi nya habis habisan sama seperti ayahnya. ia menyetorkan semua kekesalan nya pada kei. kei hanya menunduk. ia bisa merasakan ibunya menampar Dirinya hingga ia terjatuh lagi lagi. dan merasa kan kesadarannya menghilang.

dengan mendecih kesal. ibunya malah meninggalkan nya sambil mengumpat tidak peduli dan menganggap kei itu menyusahkan. kei tidak bisa berbuat apapun. sakit rasanya. semuanya sakit dan semuanya mengelap begitu saja.

kei membuka matanya paksa. tubuhnya masih sakit dan ia tidak bisa terlalu banyak tidur karena terus meringis kesakitan. tapi tidak ada yang peduli sedikit pun. membiarkan tubuh anak kecil itu terluka tanpa di obati. kei meringis. dan mencoba membersihkan luka itu sendiri tapi berkali kali ia meringis karena merasa sangat sakit. semuanya berantakan. dan tidak ada yang mau membantunya.

kei berjalan bertatih tatih keluar. ibu sedang menyendiri lagi di pojok. biasanya selalu seperti itu saat tidak ada ayah. tidak ingin di ganggu. kei keluar. mengendap dari pintu belakang. ia terkejut saat melihat kakaknya sedang berciuman dengan seorang laki laki. "Kakak!" kei tanpa sadar berteriak saking terkejutnya. kakaknya itu tersadar. ia menatap ke arah kei dengan wajah terkejut dan segera mendorong pria itu menjauh. dia menjauh.

kakaknya mendekati kei dengan wajah terkejut bukan main dan marah. seperti nya ia tidak suka kei ada disini. dan kenapa ia terkejut?. ini kan rumah kei?. kakak nya mendekat. dan melihat bekas rantai di kaki kei. ia mendecih kesal dan kei memiringkan kepalanya bingung.

"ck. kenapa pula ia bisa lolos" kakaknya tau tentang perdagangan anak. kenapa?. kei membulatkan kedua matanya bingung. kakaknya tau dan tersenyum remeh. ia menarik kedua pipi kei dengan satu tangan menekannya keras keras hingga terasa sakit. kei meringis mencoba melepaskan diri tapi tidak bisa sama sekali.

ya...sudah di tebak kalau itu adalah perbuatan kakaknya kei. ia tau kalau di sekitar perumahan mereka terdapat beberapa orang yang melakukan perdagangan anak untuk memenuhi kebutuhan mereka. terlebih lagi karena daerah ini sungguh terpencil. mereka mengurung dan menjual anak anak kepada orang orang dan mendapatkan keuangan yang besar.

tidak akan ada yang tau karena lokasi ini terpencil dan mereka melakukan penyamaran agar tidak ada seorangpun yang curiga. kakaknya tau dari para pasien pelacuran di tempat ia bekerja. mereka itu sering berkeliling kompleks ini. ada begitu banyak kejahatan yang terjadi. dan perdagangan anak bukan satu satunya kejahatan disana. ia ingin segera membuat kei menderita dan ketika mendapat kan informasi itu. ia langsung tersenyum senang dan mulai membuat rencana jahat itu.

ia sengaja memilih waktu saat kedua orang tuanya sedang bertengkar hebat di rumah. biasanya sepulang kerja waktu sore. ayahnya akan bertengkar seperti biasa dengan ibu. dan saat itu kei tidak akan bisa masuk dan pergi. saat tersesat. maka ia akan bertemu dengan perdagangan anak dan dijual. ia benci kei. Sangat membenci nya.

ia benci karena kei selalu saja hidup dengan bahagia karena ia masih kecil dan tidak tau apapun. sedang kan dirinya harus bekerja secara menjijikan seperti ini dan kedua orang tuanya selalu bertengkar. sejak awal ia sama sekali tidak menginginkan adik. ia iri dengan kehidupannya yang tampak bahagia. hanya makan dan tidur saja. tanpa tau usaha atau kejadian apa saja yang ada di sekitar nya. ia benci itu.

"hei..kenapa kau ini beruntung sekali hah?!. padahal sengaja kau ku usingkan ke sana supaya kau cepat di jual dan tidak pernah kembali!. dasar anak sialan!" umpat nya keras. eh? kei tidak mengerti. kakak mau menjualnya?. kei menatap memelas membuat orang di depannya merasa sangat kesal.

ia mendorong kei kasar hingga ia terdorong Kedinding. ibunya tiba tiba datang karena suara bantingan itu. kakaknya langsung memulai aktingnya dengan berpura pura terjatuh dan menangis tersedu sedu. ibunya yang masih emosional menyalahkan semuanya pada kei. apalagi karena kakaknya itu sudah menjalani hidup lebih lama dengan ibunya dari pada kei. ibunya lebih mempercayai dan menyayangi kakaknya daripada kei.

"tapi...bukan kei.." seru kei berusaha mempertahankan dirinya. tapi ibunya tanpa mendengar kan penjelasannya.ia menampar kei lagi hingga ia berjalan terhuyung. ibunya mendorong kei lagi dengan kasar dan membuat kei jatuh. tepat di bawah nya terdapat batu tajam dan langsung saja pantat kei yang terduduk tertusuk begitu saja dan kei menjerit kesakitan. tapi ibunya tidak peduli dan malah pergi begitu saja.

kei berusaha berdiri. sakit sekali. Untungnya tidak terlalu dalam. kei berdiri dengan memelas. bisa dilihat kakaknya itu menyeringai dibalik akting nya itu. kei masih tidak percaya. ia masih tidak percaya mengapa kakaknya yang baik bisa sejahat itu. kakaknya itu berdiri dan melangkah meninggalkan kei dari pojok rumah sana. pria itu muncul dan mulai bergandengan tangan meninggalkan kei yang kesakitan sendirian disana. tidak mengerti.

***

besoknya pagi pagi kei dikejutkan dengan suara ibu yang melengking tinggi. ibu meraung Raung keras dan bisa terasa di seluruh penjuru rumah. kei berdiri dan berjalan khawatir ke arah ibu. ibu berteriak teriak. memegang kedua sisi kepalanya kasar. disana ia meneriakkan hal yang sama. dengan wajah berantakan nya.

"Kemana anakku.. anakku?!" teriaknya. kei mengenggam ujung baju ibu Berusaha menenangkannya. ia melihat ke arah kei dan langsung berteriak lagi tidak peduli. kei yang memegangnya sampai terhempas begitu saja. tubuhnya juga masih sangat kecil. ia melihat ke sekeliling. betul. tidak ada kakak. biasanya ia sudah ada di sini.

sembari kei bingung. ibunya sudah beralih pandangan ke arah kei. ia langsung menarik kei. dan balik marah marah padanya. kedua tangannya mengenggam kasar sekuat tenaga pada kedua pundak kei. tidak mempedulikan kalau kei masih berumur 2 tahun. ia menekan dan membuat kei meringis.

"kau..ini salahku kan?!. anakku jadi kabur?!" kei mengeleng beberapa kali. ia tidak tau apapun. ia juga baru tau saat ibunya berteriak hari ini. tapi ibunya tetap meracau tidak jelas. ia memang sering menjadi seperti ini dan biasanya kakaknya lah yang menjadi penenang. ibunya kehilangan akal dan pikirannya sudah penuh dengan kalau kei yang membuat kakaknya pergi. padahal kei juga anaknya tapi ia tidak memandang kei. pilih kasih yang terlalu jelas.

"kei..anak ibu juga" seru kei pelan. ia takut. ibunya semakin melotot. dan seketika pikirannya terbalik sempurna. ia menganggap kalau kei yang membuat kakaknya pergi. di matanya kei lah yang selalu salah.

"tidak!. anakku adalah kakakmu!. kau bukanlah anakku" seru ibunya sudah gelap mata karena kemarahan.

ibunya menyeret tubuh kecil kei tanpa belas kasih ke kamar mandi. melempar nya kuat ke dinding kamar mandi sehingga ia bisa merasakan kepalanya terbentur keras dan berdarah. luka di punggungnya terbuka lagi. kei meringis. belum sampai disitu. ibunya tiba tiba menguyur air dingin itu dari atas kepala kei. kei meringis dan merinding dingin.

ibunya menekan kedua pundak kei dengan kasar. ia melotot penuh kemarahan menatap ke arah kei. padahal kei tidak salah apa-apa. ia tidak tau apa apa. tapi saat ini ibunya sedang kehilangan kendali. biasanya ibunya lah yang selalu dimarahi ayahnya dan saat ayahnya tidak ada. ibunya lah yang kehilangan kendali dan melampiaskan nya pada anak anaknya terutama kei.

"gara gara kau!" teriaknya lagi lagi menguyur air dingin itu. dan membuat tubuh kei mengigil kedinginan. setelah puas ibunya meninggalkannya begitu saja. kei terduduk di lantai kamar mandi. memegangi kedua sisi lengannya yang basah. dingin sekali. subuh. darah perlahan merembes menyatu dengan air dingin yang menetes perlahan dari tubuh kecil kei. kei pingsan seketika.

***

kei bangun dari pingsannya. dia masih ada di kamar mandi. tidak ada teriakan lagi. kei mencoba berdiri meraba bagian belakang kepalanya Untung saja sudah sembuh. kei bertatih tatih ke luar. ibunya sudah tertidur meringkuk disana. dengan berbagai luka yang sama atau bahkan lebih parah. ayahnya sudah pulang dan duduk di sofa. minum minum lagi setelah menyiksa ibu.

kei beranjak keluar. ia ingin mencari kakaknya itu. ia melihat ke sekeliling. masih dalam kondisi basah kuyup. ia juga khawatir tanpa mengindahkan tubuhnya yang penuh luka itu. ia pergi mencari dengan cemas. hingga ia menemukan kalau kakaknya bersama lelaki kemarin itu .saling bergandengan tangan. ia tersenyum menatap pria itu.

kei berhenti di tepi jalan. menatap terpaku. kakak tidak pernah tersenyum seperti itu padanya. saat ia berhenti tepat beberapa meter di belakangnya. kakaknya sadar dan sedikit memiringkan kepala nya. ia menyeringai mengejek kepada kei. tatapannya mengelap..dan ia memeluk lelaki itu lagi dan melangkah meninggalkan nya begitu saja. ia seperti... menemukan kehidupan baru...dimana tidak ada kei.

kei berjalan gontai menuju rumah. berbagai pikiran menghantui nya. kakak. ia sangat menyayangi kakak dari lubuk hatinya. ia kira kakak juga menyukai nya. ia tidak akan sendirian. tapi lagi lagi dirinya sendirian...dan kakak...ia ...ia pergi begitu saja meninggalkan kei.

***

kenapa?..

***

kenapa?..

***

apakah kakak sebegitu bencinya kah pada kei..?

***

kei menunduk memegang lengannya itu. masih merasakan bagaimana keras dan kasarnya genggaman kakak. bagaimana, tatapan Kakak yang penuh kebencian. o..oh ya...sejak dulu kakak selalu mencoba mencelakai nya. secara diam diam dan tidak sengaja. tapi kei mencoba mengelak nya. tapi sekarang, kakak terang terangan mencelakai nya. terang terangan membenci nya. berarti sejak awal...kei tidak pernah dicintai?.

***

kenapa..?

***

kenapa..?

***

kakak..kau jahat sekali padaku...

***

kei berhenti di tengah jalan.merasakan nafasnya begitu sesak dan berat. kenyataan yang begitu menyedihkan dan begitu pahit harus ia hadapi. tetesan hangat menetes. lukanya terasa sangat sakit. tapi lebih sakit luka di hatinya. ia menunduk. memegang kedua pipinya berusaha mengusap air mata yang terus keluar. sakit sekali. sangat sakit. rasanya tidak tertahankan.

***

次の章へ