.
.
.
.
.
***
setelah kematian ibunya. satou mencari sahabat ayahnya yang menjadi dalang dari semua kejadian naas ini. tapi ia memang pandai dalam menyembunyikan diri. membuat satou merasa kan amarah yang sangat besar. sebenarnya ia membunuh ibunya dan sahabat ayahnya sama sekali tidak ada nafsu membunuh ataupun apapun.
ia hanya sekedar merasa sangat kosong dan dengan membunuh sahabat ayahnya maka ia punya tujuan yang harus dicapai. selama satu bulan satou terus mencari berita dan informasi dan akhirnya mendapatkan nya dengan mudah dalam kurun waktu singkat.
ia kini berada tepat di depan sebuah rumah yang sangat besar.. disinilah tempat ia tinggal dengan bahagia bersama keluarganya. setelah menghancurkan begitu saja keluarga sahabatnya sendiri. tidak bisa di maafkan. satou meneliti terlebih dahulu.
satou itu jenius. jadi ia tau bagaimana harus menjalankan sebuah rencana agar berhasil. dan itu benar benar terlaksana. dengan kedua mata merah kosong ia menatap ke dalam. seketika wajahnya itu semakin kosong dan pucat. wajah cantiknya terlihat begitu mengerikan di sana. melihat ke dalam.
ia melihat dari balik celah bagaimana keluarga nya mengalami kehidupan yang sangat bahagia.. Seperti tidak terjadi apapun. seperti yang selama ini dijalani satou adalah sebuah hiburan belaka. tidak bisa dimaafkan. tidak akan pernah. ia akan membuat nightmare yang akan membuat nya mengalami kematian paling terburuk yang pernah ada. tunggu saja. hari ini.
***
"huh...kerja yang bagus!" seru seseorang bersurai biru disana. ia baru saja pulang kerja. dengan lelah ia duduk di kursi rumah. hari masih sore. ayah dan kedua anak nya akan pulang lebih malam. itu di sebabkan Karena kedua anaknya sedang kuliah dan pekerjaan ayahnya yang merupakan pemilik direktur. ia memang hebat sekali.
ibu itu berjalan menuju dapur dan mulai memperbaiki blender sembari tidak ada orang dirumah. ia akan memperbaiki nya dengan tenang. dengan pikiran sederhana itu ia mulai membuka blender. membiarkan kabel nya terurai karena menurutnya tidak akan ada orang disini. kan rumahnya kosong seperti biasa. ibu itu sambil bernyanyi nyanyi dan menghidupkan lagu.
lagu lembut kesukaannya. saat kedua tangannya ada di dalam blender tepat di antara benda runcing itu. ia menunduk melihat lebih jelas. saat itu ia merasakan tubuhnya bergidik padahal hari belum lah terlalu malam. ada sebuah suara yang terdengar Sangat sangat dekat.. seperti ada di sebelah.
"apa kau senang..hm?" seru suara itu. suara wanita yang cantik. tapi begitu kosong dan mengerikan. ada rasa kemarahan di dalamnya. ibu itu terpaku. ia tidak mengerti apapun. siapa itu?. ia kan tidak punya anak perempuan.
tiba tiba ada suara kabel yang di tarik. tadi kan tidak ada orang. darimana?. tidak ada suara apapun??!. kedua mata terbelalak seketika ketika benda runcing dibawahnya itu perlahan bergerak dan dalam waktu cepat semakin berputar. dan ia tidak sempat menarik tangannya menjauh karena sangat lah cepat.
"AKH!" seketika suaranya menggema di sana bercampur dengan suara lagu slow. tangannya tertarik ke dalam dan tidak dapat di lepaskan. yang semula hanya memperbaiki kini ia terblender sendiri di sana. benda itu mencabik begitu cepat dan membuat wanita itu sangat kesakitan.
darah dimana mana bercampur dengan daging dan tulang Membuat sebuah cairan disana yang terbentuk. ia berusaha melepaskan diri tapi tidak bisa. tangannya terus terblender dengan begitu cepat hingga perlahan lahan sampai ke atas lengannya. ia menangis ketakutan. tidak tau harus berbuat apa dan hanya fokus kesana.
sementara itu sosok bersurai pink itu berdiri di sana memegang kabel itu dengan wajah yang kosong. menatap pemandangan darah itu di depan matanya bergeming ataupun ketakutan sedikit pun melihat itu. ia diam disana. berdiri dengan wajah cantiknya. membiarkan darah bercipratan sedikit demi sedikit hasil blender itu.
hingga pada satu titik satou menarik kabel itu dengan wajah datar dan tenang. menariknya begitu saja dan ibu itu langsung menghela nafas meskipun tangannya sudah terpotong semua. ia masih tidak sadar dengan kehadiran satou. ibu itu segera menarik tangannya dan seketika itu juga satou menancapkan lagi kabelnya dengan melirik datar dari ujung matanya ke arah belakang. dan teriakan itu.
kembali bergema kali ini lebih besar dan gemetar. pisau itu tertarik begitu saja karena jeda waktu tadi. melayang dan langsung mengiris daging di leher wanita itu. perlahan lahan dan membuat wanita itu tidak dapat berbuat apa apa selain merasakan betapa perihnya benda runcing itu mengiris secara perlahan lahan.
memotong kulit...daging...dan terakhir tulangnya dengan begitu keras.dan akhirnya wanita itu tidak tahan dan mati. sementara pisau itu terus berputar mengiris hingga leher itu benar benar terpotong dengan sempurna. satou menghindar dengan tenang saat pisau itu selesai mengiris dan menancap tepat di sebelahnya. satou menatap datar ke arah depan.
sosok wanita yang sudah sangat mengerikan. penuh dengan darah. dan dapurnya juga. tangannya yang terpotong berantakan sampai ke atas lengan. dan kepala yang sudah terputus begitu sempurna. terjatuh dari tempatnya dan terguling guling hingga berhenti tepat di depan satou. satou bisa melihat dengan jelas hasil karyanya disana. wajahnya yang melotot dan mulutnya yang berdarah.
***
Ting tong
***
suara pintu rumah berbunyi. korban selanjutnya telah tiba. satou membiarkan mayat itu disini dan bersembunyi tepat di samping dinding tempat dimana penghubung ruang dapur dengan ruang tamu luar. ia menunggu dengan tenang. tepat di sebelahnya terdapat mayat wanita itu. tapi satou sama sekali tidak masalah dan tidak takut. ia membiarkannya.
***
kedua anaknya pulang terlebih dahulu dan ayahnya seperti nya harus lembur di tempat kerja. mereka tidak tau apa apa sampai tiba tiba masuk. salah satunya masuk terlebih dahulu dan langsung memucat saat melihat mayat ibunya yang begitu mengerikan. dia terjatuh duduk seketika dan berteriak histeris.
***
Srek!
***
sebuah suara lainnya membuat ia mengalihkan kepala nya. dan lagi lagi ia sampai tidak bisa bernafas lagi saat melihat adiknya dibunuh tepat di depan matanya oleh Seseorang tepat saat ia masuk ke dalam. ia menusuk dari telinga kiri nya menembus hingga ke telinga kanan. kedua matanya jatuh seketika. jatuh kelantai dan bola mata putih itu melompat lompat hingga berhenti di dinding. bagian tengah Hitamnya melihat ke arah anak itu.
dan dia langsung mati di tempat. bisa terlihat pisau tajam itu di balik kedua lobang hitam itu. menariknya perlahan sesudah menusuk. ada beberapa otak yang terpotong disana dan beberapa syaraf. tapi ia dengan mudahnya mengelap itu di baju adiknya dan kini menatap anak di depannya.
sosok yang begitu kejam itu tampak biasa saja. anak yang satu itu terdiam memandangi mayat adiknya yang sudah mulai bergenangan air merah itu. kepala nya menunjukkan rongga yang membuat ia bisa melihat isi dalam kepala manusia. mulutnya .. hidungnya berdarah. anak itu ketakutan.
ia mundur saat melihat sosok remaja perempuan yang sangat cantik itu mendekat usai membunuh begitu saja adiknya tanpa perasaan apapun. dia bahkan sama sekali tidak berekspresi. setelah menusukkan pisau itu dan melihat pemandangan mengerikan itu. ia mendekat dengan pisau di tangan kanannya. dia mundur dengan gemetar.
satou terus mendekat. dengan kondisi baju dan wajahnya yang terkena cipratan darah. ia tampak begitu cantik. padahal ia masihlah kelas SD. masih begitu kecil tapi bisa berwajah dan bersikap seperti itu. ia terus mendekat dan melayangkan pisaunya perlahan di depannya. ia menunduk.
"kenapa...kau.. membunuh..Kelu... keluarga ku" serunya gemetar. satou tepat di depannya. dia melirik ke pisaunya dari ujung matanya. ia bisa melihat betapa kosong dan mengerikan nya wajah cantik satou.
"kenapa ya?. aku sudah membunuh ibuku sih..aku cuman bosan dan ingin membalas dendam" serunya lagi dengan nada kosong. kemudian ia mengarahkan pisaunya mengiris kedua lengannya hingga terputus. anak itu berteriak kesakitan. belum pernah ia merasakan hal seperti ini.
satou tetap menatap datar dan berlanjut mengarahkan pisau yang penuh dengan darah itu ke arah lehernya. mengiris kulit itu perlahan lahan tapi tidak sampai mati. masih terlihat saraf nadi yang tidak terpotong. terlihat jelas disana. dagingnya berdenyut dan mengeluarkan darah. anak itu sudah meringis tapi ia tidak dapat berbuat apapun.
leher anak itu benar benar sudah telanjang. dan hanya memiliki daging disana yang masih berdenyut dan beberapa urat syaraf yang sengaja tidak dipotong. satou mengarahkan pisaunya ke arah pipinya mengoreskan nya perlahan dan membuat anak itu berontak. saraf itu berdenyut hendak meledak dan dapat terlihat jelas.
satou memegang kedua pipinya melihat kosong ke arah dirinya. lehernya berdenyut ketakutan dan terengah engah. "hei..jangan ketakutan seperti itu. kau akan mati loh?", seru satou dengan nada datar sambil memiringkan kepalanya. anak itu semakin ketakutan dan satou tiba tiba dengan cepat menarik salah satu urat di sana. dan membuat anak itu berteriak kencang, dagingnya berdenyut dan urat nya mengembung... semakin besar...
***
SPLAT!
***
urat nadi yang menghiasi lehernya itu meledak seketika. anak itu mati seketika. darah langsung mengenai wajah satou dan bajunya. ia menatap datar ke arahnya. lehernya berdarah dan urat urat meledak. tidak lagi berdenyut dengan panas dan cepat. sudah dingin. satou berdiri dari sana. tepat di depannya ada seseorang yang melihat semuanya dan terdiam disana.
ia menatap dengan wajah memucat. satou memiringkan kepala ke sana. dan orang itu langsung berlari. tapi satou sudah terlebih dahulu menancapkan pisau nya ke arah kakinya sehingga ia terjatuh begitu saja. satou berdiri dengan tenang dan berjalan mendekat. korban terakhir. ia mengambil pisau itu dari kakinya. orang itu berteriak.
satou mengambil posisi dari berjongkok ke arah pemuda itu. ia melihat wajahnya dari dekat. sahabat ayahnya. tepat di sini. terbaring lemah karena dirinya. lagi lagi tidak ada perasaan apapun. semuanya hitam dan kelabu. dengan wajah kosong satou melirik ke arah tangan pria itu. kedua mata merahnya menatap lekat lekat. tangan kecilnya meraih tangan besar itu. dan tanpa belas kasihan dan perlahan ia mematahkan tangan itu kebelakang.
***
Tak
***
"AAaah. dasar anak sialan!!!" umpat nya. satou terus menekan jari lainnya dengan perlahan sambil melihat dengan kedua matanya ke arah pemuda itu. melihat ekspresi kesakitan nya. ia mematahkan nya begitu mudah. seolah yang ia lakukan itu adalah hal yang biasa.
terus satu persatu hingga kelima jari nya patah semua. dapat terlihat darah disana. tanpa belas kasih satou melayangkan pisau tajamnya itu menguliti jari yang sudah patah itu. kesakitan semakin bertambah tapi satou sama sekali tidak berhenti. ia terus menguliti tanpa peduli teriakan menyayat hati dari laki laki itu. hingga ia tidak tahan dan pingsan.
***
satou berdiri. ia melihat ke arah kamera yang sedari tadi ia pasang kan di atas ruang dapur. ia meraihnya. memutarnya dengan ekspresi datar. kemudian ia bersiap untuk rencana nya. ia membiarkan mayat itu membusuk di tempatnya. satou kecil menarik lelaki besar itu dari kakinya ke arah gudang yang ada di belakang.
mengikat nya di kursi semuanya. kemudian ia menarik mayat itu tepat di depan wajahnya. dan menghidupkan kamera itu. ia menampar lelaki itu tanpa belas Kasihan hingga ia terbangun paksa. betapa terkejutnya saat ia melihat dirinya berada di tempat yang berbeda. penuh kebencian ia menatap ke arah satou.
"dasar anak sialan!" umpat nya berusaha melepaskan diri tapi tidak bisa. satou mengikatnya dengan baik. satou mengarahkan mata pisaunya ke arah dagu lelaki itu mengangkatnya perlahan. lelaku itu berkeringat dingin saat merasakan pisau dingin itu menyentuh kulitnya.
"apa kau tau...apa yang kau lakukan?. keluarga ku hancur karena mu" seru satou dengan nada kosong dan menekan. wajah cantiknya menatap kosong dan tajam. rambut pink nya yang panjang berhiaskan darah merah segar disana. ia menatap kosong.
setelah itu ia pergi meninggalkan nya sendirian disana. menutup dan mengunci pintu serta mematikan lampu. lelaki itu terperangkap disana. sendirian dalam kegelapan. ia bisa merasakan benda lunak dan dingin disana. seketika ia merinding dan menjerit. kamera di depan segera terputar.. memenuhi ruangan di sekitar sehingga dimanapun ia akan bisa selalu melihatnya.
adegan pembunuhan sadis anggota keluarganya terpampang disana. teriakan teriakan menyayat hati menggema dengan volume tertinggi menyebabkan telinganya berdengung. ia ketakutan tapi tidak bisa melakukan apapun. sehingga ia hanya bisa menunduk. tepat di bawah kakinya ada sebuah kepala yang tergulir. menatapnya lekat lekat. ia berteriak ketakutan dan menutup matanya.
tapi suara suara itu masih terdengar jelas berulang ulang. terdengar teriakan dari sana. satou meninggalkannya begitu saja. sengaja tanpa membunuhnya. ia akan terbunuh pelan pelan dalam kegelapan. ini adalah nightmare dimana pembunuhan paling kejam adalah tidak langsung mati melainkan terbunuh secara perlahan.
membiarkan lelaki itu berteriak sesuka hati disana. ia sudah memasang kedap suara tidak akan ada yang terdengar dan tidak akan ada yang masuk karena satou sudah memasang penjualan rumah di depannya. tanpa siapapun disana. terperangkap dalam ruangan gelap. tempat para mayat keluarga nya dan dihiasi kamera yang memamerkan acara pembunuhan tadi. ia akan gila dan tentu saja stress setelah diperlakukan seperti itu untuk selamanya sampai kematian menjemput. ia akan mati perlahan karena kehabisan darah atau kelaparan.
***
satou berjalan keluar dari rumah. ia benar benar kosong sekarang. tidak ada lagi warna dan perasaan apapun. ia berjalan kembali ke rumahnya. membereskan semuanya hingga tampak seperti semula kecuali bagian depan rumahnya yang ia biarkan saja. tetangga lain sejak awal tidak ada yang peduli dan sampai sekarang juga tidak akan ada yang peduli. syukurlah.
keluarga miskin dengan seorang ibu depresi itu sudah cukup membuat derajat satou di mata mereka sangat rendah. tidak akan ada yang curiga kalau anak sekecil satou akan membunuh ibunya sendiri dan melakukan pembunuhan sadis di keluarga lainnya. satou mencuci pisaunya. saat ia memakai pisaunya ia selalu teringat dengan ibunya.
dan membuat perasaan nya mengelap seketika. ia akan memakai pisau ini dan membawanya kemanapun. pisau dapur dengan ujung tajam ini. Ia menyimpan pisau itu di bawah tempat tidur dan mulai berbaring disana. menatap semuanya dengan wajah kosong dan kedua mata merah tanpa kehidupan sedikit pun. menatap langit langit kamar. disini tempat ia tidur.
dan disini adalah tempat dimana ibu dibunuh. oleh tangannya sendiri. di rumah ini. Tapi tetap saja begitu kosong dan hampa. tidak ada warna atau apapun. saat ia membunuh. saat ia melihat wajah kesakitan ibu. tidak ada apapun... semuanya hampa. ia seperti sudah terbiasa atau membiasakan diri.
***