Jam digital di atas nakas menunjukkan pukul sepuluh malam ketika pintu kamarku terkuak. Aku yang baru bangun sedikit terkesiap melihat sosok yang membuka pintu. Tanganku meraba dinding di belakang, dan menemukan saklar lampu kamar. Begitu cahaya lampu tertangkap mata, aku bisa melihat muka lelah Satria memasuki kamar.
"Bang?" Aku kira tadi siapa.
"Kok bangun? Padahal aku pelan-pelan masuknya."
"Tapi itu malah bikin aku takut. Udah kayak maling aja, datang diam-diam." Satria terkekeh. "Kok malam banget sih pulangnya?"
"Tadi aku mampir ke kantor sebentar, ada yang harus aku urus. Aku mandi dulu ya."
Aku mengangguk dan membiarkannya masuk ke kamar mandi. Sebenarnya aku sudah penasaran dengan apa yang dia lakukan di Surabaya sana. Apa benar hanya rapat. Oh My God. Kenapa dengan aku? Bawaannya selalu curiga saja kalau Satria melakukan perjalanan bisnis.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください