Melihat putranya yang seperti hendak pergi, Julian yang melihatnya langsung bersuara. Pria itu menghentikan langkah Sharon yang kini masih terdiam memunggunginya. Ia menghela nafas, mengingat kembali kedua putranya yang sedang tak baik-baik saja saat ini.
"Mau kemana?" tanyanya dengan ekspresi datarnya. Ia masih kecewa, tetapi dirinya juga tidak bisa seperti ini. Setiap kali melihat keduanya bertengkar, Julian sebagai seorang Ayah seakan tidak pernah mempedulikan mereka.
Sementara itu Sharon masih terdiam ditempatnya, laki-laki itu belum berniat untuk memutar tubuhnya karena masih merasa bersalah. Ia juga tidak ingin Ayahnya terlalu fokus kepadanya sehingga lupa terhadap adiknya yang sampai saat ini masih membenci dirinya.
"Aku mau pergi," jawab Sharon singkat. Dalam diamnya ia berharap sang Ayah tidak terlalu mempedulikannya, setelah ini dirinya membutuhkan waktu untuk mempersiapkan diri berbicara kepada Julian.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください