webnovel

Jalan-jalan

Yasaka dan Yang Kun hanya bisa tertawa pahit melihat ketiga sosok di depan yang pergi tanpa membawa mereka.

"Terkadang aku tidak habis berpikir, menjadi orang tua itu harus berani untuk terus dipermainkan dengan nakal oleh anak kita."

Yasaka menutup mulutnya dengan lengan bajunya, "Ya, tapi melihat mereka tumbuh, itu adalah hal yang paling membahagikan oleh kita bukan?"

"Kau benar."

Yang Kun menutup matanya dan bertanya, "Yasaka, boleh kupanggil seperti itu?"

"Ya, kalau begitu aku akan memanggilmu Yang Kun juga." Yasaka mengangguk puas dengan pemikiran ini.

"Tidak masalah." Yang Kun mengangguk dan bertanya sambil menatap Yasaka, "Apa kau setuju dengan usulan Rong Rong?"

"Kalian berdua benar-benar...Apakah kalian ingin terus menekanku dalam masalah penggabungan itu?" Wajah Yasaka tidak bisa menampilkan wajah pahit.

"Wei Rong ingin itu, kenapa aku tidak mempersilahkannya? Aku terkenal karena memanjalan putriku kau tahu?" Yang Kun tidak bisa menahan diri untuk tertawa.

"Bagaimana, tidak ada buruknya bergabung dengan kami."

Yasaka menatap Yang Kun tenang, dan dia bertanya: "Jawabannya tetap sama...Biarkan aku berpikir dulu."

"Mmmm...." Yang Kun sebenarnya sudah rahu jawabannya, tapi untuk suasana dia bertanya: "Kalau begitu mau jalan-jalan sebentar? Itu baik untuk pikiranmu."

"....Baik."

Karena dia tidak ingin memaksakan untuk menjawab dengan segera, jadi dia menyetujui permintaan dari Yang Kun ini.

Selain itu, jalan-jalan memungkinkan otak untuk merefresh sehingga keputusan apa yang akan diambil akan menjadi lebih jelas dan jernih.

Jadi, kenapa tidak setuju?

Tapi yang tidak Yasaka duga, jalan-jalan disini ternyata bukan di Dunia Youkai, melainkan jalan-jalan di Dunia manusia!

"Ada apa? Kecewa?" Yang Kun tertawa menggoda Yasaka saat keduanya sampai di Dunia Manusia.

Yasaka hanya mengangkat kedua tangannya ke atas menandakan penyerahan, "Baiklah, karena sudah disini, aku akan mengajakmu berkeliling?"

"Hey~ Pemandu wiaata gratis, lumayan! Biarkan aku menutup Mahatahu untuk menikmati penjelasanmu kalau begitu."

"Mahatahu?"

"Arti literal, arti literal~" Yang Kun menepuk pundak Yasaka dan berteriak, "Sekarang, jalan~"

Pada akhirnya kedua orang ini berjalan-jalan di Kyoto dengan tenang, dan bisa dibilang...agak sepi!

Terlihat jalanan masih terlihat berantakan dengan keretakan dimana-mana, dan beberapa reruntuhan bangunan juga menutupi akses jalan...

Keduanya membiasakan masalah ini, karena mereka tahu bahwa ini karena kejadian dari imbas yang dilakukan oleh Dua Loli dan Wei Rong yang membuat Dunia seperti akan kiamat!

Tapi tetap saja, hal ini masih tetap membuat Yasaka sakit kepala dan tidak bisa menahan diri untuk menatap Yang Kun sinis, "Keluargamu benar-benar hebat~"

"Ehem, mereka masih kecil, masih kecil~"

"Bahkan Wei Rong? Dia sudah sangat dewasa dan menawan~ Apakah itu masih kecil?"

Yang Kun menepuk dadanya dan berkata, "Dimataku, putriku akan selalu menjadi gadis kecilku!"

"Fufufu~ Yang Kun, kau adalah tipe Ayah Bodoh yang memanjakan putrinya~"

"Hahaha, aku tidak menyangkal."

Yang Kun dan Yasaka tertawa bersama di jalanan yang agak sepi ini, tapi meski bisa dibilang sepi, masih ada beberapa manusia disekitar.

Karena itu, melihat keduanya yang terlihat sangat hangat, mereka berpikir...

Enaknya, andai saja aku punya pasangan... Bukankah event hampir kiamat tadi akan memperkuat hubungan kita?

Diantara bencana yang terjadi, itu adalah tantangan yang harus dilewati...

Mereka, sepertinya telah melewati hal itu?

Hey, tidak masalah...Masih hidup adalah hal yang bagus!

Keduanya terus berjalan melewati banyak jalanan yang masih rusak, dimana keduanya meloncat kesana kesini dengan tawa yang pecah.

Serasa, mereka kembali ke masa kecil~

Keduanya saat ini telah sampai ke jalan ke Fushimi Inari...dan di jalanan yang menanjak gunung ini, mereka melewati banyak sekali torii merah tak peduli sejauh mana mereka berjalan.

Tertulis pada mereka adalah nama nama perusahaan atau toko.

Bisa dibilang, ini adalah iklan, sekaligus hal yang disebut sebagai persembahan pada Dewa-Dewa di Fushimi Inari.

Dunia ini memang ada Dewa, dan karena itu, Fushimi Inari tempat beberapa Dewa bersamayam, masih terjaga dengan baik!

Mereka mendaki jalanan torii ini, dan tentunya sesuai pepatah....

Saat kalian memanjat gunung, panjatlah sampai ke puncak!

Kira kira seperti itu~

"Ini masih terjaga, sepertinya itu sangat penting bagi Dewa yang bersemayam disini." kata Yang Kun sambil menyentuh Torii disana.

Yasaka yang mendengar ini segera tersenyum dan menjelaskan, "Ini sebenarnya adalah kuil Shinto paling penting di Kyoto."

"Tempat ini terkenal dengan ribuan gerbang torii berwarna merah terang ini, yang mengangkangi jaringan jalan setapak di belakang bangunan utamanya."

"Jalan setapak ini nantinya akan mengarah ke hutan di Gunung Inari yang suci, yang berdiri di ketinggian 233 meter."

"Adapun kenapa itu masih terjaga dari Malapetaka, mungkin karena Fushimi Inari adalah yang paling penting dari beberapa ribu kuil yang didedikasikan untuk Inari, dewa beras Shinto."

"Dewa Inari sangat kuat diantara para Dewa Shintoisme lainnya, tentu saja jika tidak mengambil tiga Dewa Utama mereka."

"Jadi selamat dari Malapetaka dengan utuh, itu mudah. Tentu saja itu tidak menutup kemungkinan dengan mengorbankan ratusan kuil lainnya."

"Ahh, aku pernah membaca info ini sebelum aku menutup Mahatahuku."

Yang Kun bertepuk tangan dan berkata, "Jika tidak salah, Rubah, juga dianggap sebagai utusan Inari bukan?"

Yasaka berhenti berjalan mendengar ini, dan dengan pahit dia mengangguk: "Itu benar, tapi karena inilah banyak klan manusia yang menganut shinto memusuhi Youkai...terutama kami, Youkai rubah."

"Tidak ada dua harimau di satu gunung, kah?"

Yasaka mengangguk dan melanjutkan perjalanan, "Manusia dan Youkai, mereka seperti air dan api, saling berlawanan."

"Hah, tidak perlu dijelaskan lagi. Lagipula, klan mereka pasti kacau balau sekarang setelah Rong Rong membawa Pemimpin Klan mereka ke kegilaan."

Yang Kun dengan sinis mengatakan, "Bahkan aku tidak bisa menjamin akan ada yang selamat dari Dunia itu..."

Yasaka akhirnya tertawa kecil mendengarnya dan berkata, "Bukankah ini juga rencana putrimu, untuk menyusahkan kami?"

"Saat kami terus terdesak dan semakin terdesak, tidak ada pilihan lain selain mengikuti kalian bukan?"

"Mana mungkin?~" Yang Kun hanya tertawa.

Tapi pada akhirnya perjalan berlanjut...dan di puncak gunung, mereka akhirnya melihat sebuah kuil kuno.

"Ya, ini adalah puncaknya? Jujur saja, jalurnya bercabang ke arah lain di tengah jalan. Pasti ada tempat lain untuk dikunjungi bukan?"

"Karena pepohonan semakin padat setiap tahunnya yang mengakibatkan hanya ada sedikit cahaya matahari yang masuk...jalanan bercabang tadi tidak digunakan lagi." jelas Yasaka.

"Begitukah." Yang Kun mengangguk, dan dia melihat sekeliling.

Wush...

Angin bertiup sepanjang pepohonan, dan disini rasanya seperti terasing dari Dunia, terutama saat tidak ada siapapun disekitar...

Suasana aneh ini sebenarnya sudah dirasakan oleh keduanya, dan Yang Kun serta Yasaka tidak bisa menahan nafas.

"Kenapa selalu ada masalah setiap kali aku keluar?"

Yang Kun memilih untuk membuat lelucon, "Mungkin kau sial?"

Dengan menggelengkan kepalanya, Yasaka berteriak: "Keluarlah, aku tahu kalian ada disini!"

次の章へ