(COUNT DOWN 46 HOURS 14 MINUTS)
Nakula dan Liffi berjalan semakin jauh mengikuti jalan setapak menuju ke sebuah bangunan tua di tengah hutan. Pohon-pohon mati mengering terlihat menakutkan. Semak belukar menjadi pagar hidup yang rimbun dan menyesakkan untuk dilewati. Beberapa kali Liffi berjengit kesakitan saat kulit tangannya tergores tanaman berduri atau ranting pohon yang mencuat.
"Auch," pekik Liffi kesakitan.
"Kau tak apa, Girl??" Nakula menawarkan mengusap tangan Liffi.
"Harusnya tadi aku pakai pakaian tebal." Liffi mengeluh, ia hanya memakai atasan kaos dan cardigan rajut. Masih beruntung ia memakai sepatu, jadi kakinya terlindung dari semak berduri atau pun serangga nakal di bawah sana.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください