webnovel

Chapter 36. Raia & Erofu

Demi menghilangkan loli dari pikirannya, Raia mengabaikan situasi yang canggung ini.

Berbalik, ia melihat bintik hitam dikejauhan, semakin lama bintik itu perlahan membesar menjadi sebuah lingkaran dan akhirnya satu menit lagi berlalu, dan lingkaran telah berubah menjadi sebuah pedesaan dengan rumah-rumah abad pertengahan.

Mereka berhenti tidak jauh dari desa, Raia memeriksa sekitar dan memperhatikan bahwa dalam kisaran 2 km dari desa, tidak terdapat pohon lebat, disini hanya terlihat rumput hijau dan beberapa ladang perkebunan.

Kembali melihat ke desa itu, Raia memperhatikan bahwa walaupun ini hanyalah sebuah desa, pertahanan disini bisa dikatakan baik.

Pagar kayu yang kokoh terlihat melingkari desa, beberapa menara pengawas terlihat setiap 30 meter dari menara lain.

Prajurit kekar dan pemanah terlihat bersiaga untuk melindungi desa.

Walaupun ukuran desa ini tidak besar hanya 1 km saja, rumah-rumah yang ada di desa ini terlihat berdiri dalam satu aturan dan membentuk pola simbol jika dilihat dari atas.

"Untuk ukuran sebuah desa, pertahanan ini bisa dikatakan baik walaupun populasinya hanya sekitar 2000 lebih kukira. Tapi ini membuatku berpikir beberapa kali dan ini mengganggu pikiranku."

"Tolong jelaskan apa yang membuatmu merasa seperti itu, Raia-sama?"

"Orang-orang ini adalah tumbal kan?"

Mendengarkan perkataan Raia, Erofu sedikit terkejut sebelum menghela nafas.

"Ya, mereka adalah pengorbanan. Desa ini adalah umpan untuk menghancurkan para penjahat."

"Tidak perlu dijelaskan, aku sudah mengerti apa yang terjadi. Akar Yggdrasil kan? Yah, itu memang harta yang bagus untuk memancing keberadaan tingkat atas, dengan membiarkan mereka menyerang desa ini, pengorbanan nyawa akan terjadi, darah-darah akan tumpah dan akhirnya yggdrasil akan mendapatkan manfaat terakhir, menyerap kehidupan."

Kali ini Erofu terkejut, ia membuka matanya lebar-lebar dengan mulut ternganga.

Ia tidak berharap rahasia tingkat tinggi ini akan diketahui dalam sekali pengamatan. Erofu berpikir bahwa Raia terlihat mengerikan dalam mengumpulkan informasi.

"Y-ya, itu semua demi ibu, walaupun kehidupan mereka tidak berharga, setidaknya energi kehidupan ini mampu membuat ibu memperpanjang hidup selama beberapa tahun."

"Aku mengerti itu, tapi yang kalian lakukan salah ... Serius ini salah besar."

"APA YANG SALAH DENGAN ITU!!!!"

Raia terdiam, ia tidak berharap Erofu berteriak padanya.

"SELAMA INI! KAMI HIDUP DAN MEMPERHATIKAN NYAWA SAUDARA DAN SAUDARI KAMI HILANG SATU PERSATU!! Perasaan kehilangan itu begitu menyakitkan! Dari 500 yang ada hanya 15 yang tersisa dari kami! Kami tidak sanggup kehilangan saudara lagi, apalagi kehilangan ibu kami! Untuk menyalamatkan ibu, kami akan lakukan segala cara ... Walaupun itu salah, tapi tidak apa-apa, selama ibu kami berhasil kami selamatkan ..."

Suasana ini menjadi agak berat, Raia tidak berani berbalik dan menghibur Erofu yang menangis.

Ia sendiri tahu seperti apa rasanya kehilangan orang tua, apalagi Raia kehilangan mereka dua kali berturut-turut tanpa bisa melakukan apapun.

Dibandingkan mereka yang melakukan hal kotor demi menyelamatkan ibu mereka, Raia adalah pengecut sejati.

Pengecut yang tidak berani bergerak untuk bertemu orang tuanya.

Pengecut yang kehilangan orang tuanya untuk kedua kalinya tanpa bisa melakukan apa-apa.

Dibandingkan para anak-anak yggdrasil ini, Raia adalah anak nakal yang egois, bodoh, penakut, pengecut dan payah.

Ia yang sok pintar dalam menangani masalah dan mencari informasi, tidak bisa menolak saat ia dikatakan sebagai payah.

Dalam detik ini, Raia merasakan hatinya sakit.

Ya, dia tidak mengkhawatirkan masalah ini sekarang tetapi pada akhirnya ia akan kehilangan orang tuanya.

Sama seperti di bumi, pada awalnya dia tidak mengkhawatirkan mereka karena mengetahui bahwa mereka baik-baik saja. Tetapi saat menyadari bahwa orang tuanya meninggal, Raia tidak bisa berbuat apa-apa dan penyesalan hebat memenuhi hatinya.

Awalnya ia tidak peduli pada apapun sama seperti saat ini, tetapi dalam jangka waktu yang tidak diketahui ia akhirnya akan menyesali mengetahui bahwa orang tuanya telah meninggal.

Apa yang harus dilakukan Raia saat ini untuk menyelamatkan mereka?

Menjadi kuat!

Mencari informasi!

Saat ini, dalam pikiran dan benak Raia yang terdalam, misi untuk menyelamatkan keluarganya mulai terukir!

Misi ini ia tidak akan melupakannya sama sekali!

Setidaknya, perjalanan lima jam ini Raia mendapatkan manfaat yang sangat besar. Erofu adalah pemicu dari manfaat tersebut, dan Raia ingin berterima kasih padanya.

Tetapi ia sudah membuatnya menangis, dan juga ia tidak tahu bagaimana menangani wanita yang menangis.

Ia ingin meminta maaf karena membuatnya menangis, ia ingin mengatakannya tetapi kata-katanya tersangkut di tenggorokannya. Raia merasa dirinya tidaklah pantas sama sekali untuk meminta maaf.

Raia tidak tahu harus apa hingga akhirnya sebuah ide terbesit di benaknya.

Bergegas!

Raia membuka system dan memasuki fitur toko lalu membuka kategori item.

Menggeser, terus menggeser akhirnya ia menemukan item yang ia cari.

Raia tanpa ragu sama sekali mengklik tombol 'beli' walaupun harganya 10 milyar point.

Segera, ia menutup toko dan memasuki inventory untuk mengambil  item yang baru di belinya dan menyembunyikannya di dalam telapak tangannya.

Raia agak ragu berbalik, tetapi ia tetap melakukannya dan melihat Erofu yang sudah berhenti menangis dan matanya agak berair.

Saat ini ia berdiri dan tubuhnya gemetaran karena menangis, Raia merasa tidak enak, jika bisa kembali ke masa lalu, ia lebih memilih menghajar dirinya yang akan mengatakan hal buruk itu, tapi itu hanyalah jika.

Tidak ada jika saat ini.

Begitu Raia berbalik, Erofu berhenti menangis sepenuhnya walaupun matanya masih agak memerah.

Saat ini ia merasa malu, memperlihatkan hal yang memalukan kepada Raia. Bagaimana jika Raia menganggap dirinya cengeng?

Tapi sayang sekali karena Raia tidak menganggap Erofu cengeng sama sekali, kesannya pada Erofu justru meningkat ke level lain, sebelumnya Raia menganggap Erofu sebagai bawahan karena mengetahui efek dari racun, tetapi sekarang Raia menganggap Erofu adalah orang yang setara dengannya.

Orang yang menyadarkan hal yang begitu penting padanya adalah orang yang sangat baik.

Ia segera berjalan menuju Erofu dan segera memakaikan item yang baru dibelinya tepat dileher Erofu tanpa membiarkan ia bereaksi.

Ia tidak berani memberi Erofu itu dengan cara yang sama seperti bagaimana ia memberi Sany sebuah anting-anting, dengan melakukan itu ia memiliki kesempatan untuk ditolak dan Raia tidak bisa mentolerir penolakan dengan harga dirinya.

Jadi Raia datang dengan cara memaksanya menerima.

Pergerakan Raia sangat cepat dan Erofu hanya sempat terkejut tanpa bisa melakukan pembelaan. Tidak, sebenarnya ia takut melakukan pembelaan dan ia terlalu malu untuk melakukan pembelaan, Erofu hanya bisa membiarkan Raia melakukan sesuatu padanya dengan wajah memerah.

'Wajahnya dekat.'

Erofu berpikir dan memiliki niatan untuk sedikit mengangkat kepalanya agar bibirnya dan bibir Raia saling berciuman, tapi ia segera membuang pikiran itu karena jika ia melakukannya maka ia akan mati karena malu.

Ia hanya bisa diam, dan sepuluh detik berlalu seperti bertahun-tahun bagi keduanya.

Setelah memakaikan item tersebut, Raia mengangguk puas dan tersenyum.

"Sebagai ucapan terimakasih karena menyadarkan aku hal penting, ini tidak seberapa tapi ... Aku bersyukur itu cocok untukmu. Kalung ini."

Raia melihat kalung dengan bentuk kelopak bunga berwarna kuning yang sangat cocok dengan Erofu.

Mengabaikan ucapan Raia, mata Erofu nampak bersinar dan bergetar saat ia melihat kalung bunga di lehernya.

Bunga itu indah dan ia menyukainya, warna kuningnya membuat dirinya merasa hangat dan semangat.

Ia tanpa sadar menyentuhnya dan mencium aroma lembut, seolah-olah bunga dikalung ini bukanlah pahatan tetapi bunga asli!

Ia tidak tahu berapa harganya benda ini tetapi itu harusnya adalah hal mahal.

Ia menoleh, menatap Raia.

"T-terimakasih ..." Kata Erofu saat ia mengucapkan itu dengan malu-malu.

Sementara itu, Raia tidak tahu harus apa.

Pikirannya berhenti karena overdrive!

Dimatanya, keimutan Erofu telah keningkat ke dunia lain!

Raia berbalik!

Ia berjalan menjauh mencoba menutupi wajahnya yang memerah.

Ia berbalik pada Erofu dan berkata, "apa yang kau tunggu? Ayo, pergi ke desa itu kemudian ke sekolah."

Suasana menghangat dan Erofu menunjukan senyum hangat, "baik tunggu aku, Raia-sama!" Kata Erofu saat ia buru-buru melompat untuk menyusul Raia yang sudah melompat dari anak panah terlebih dahulu.

次の章へ