webnovel

Chapter 12: Perpisahan Untuk Sementara

Mereka mendengar suara orang pingsan dan beberapa orang menggotong orang pingsan tersebut. Terlihat keheningan di antara mereka berempat setelah melihat orang tersebut.

"Aonuma-sensei itu kenapa?" Saki terlihat bingung melihat kejadian tadi.

"Kudengar dari Ayah dan Ibu, Aonuma-sensei takut hantu. Setiap melihat hantu, beliau langsung pingsan." Ruka hanya memasang wajah hening "Soalnya Ayah pernah hampir menakut-nakuti Aonuma-sensei dulu."

Hening sejenak....

Jeda lama sekali....

"Aku tidak menyangka sensei yang terkenal bermulut pedas ternyata takut hantu."

"Iya, aku juga tahu."

Yuuto hanya terdiam sejenak sambil mengingat sesuatu. Dia hanya tersenyum kikuk melihat pemandangan yang sepertinya membuat suasana terbiasa nantinya.

["Yuuto-kun.... "]

"Eh? Mira?"

"Yakisaka-san, apa kau baik-baik saja?" Ruka menatap Yuuto bingung "Apa ada masalah?"

"Ti-tidak kok, Ruka. Aku hanya bingung saja kalau di tempat ini banyak hantunya. Apa ada ritual atau semacamnya?"

"Tidak. Tempat ini sudah seperti ini sejak awal." Ruka menjelaskan suasana balaikota dengan tenang.

"Oh begitu." Yuuto hanya beroh ria.

"Daripada kalian bermesraan, lebih baik kita belajar bersama untuk ujian akhir." Kazuo tersenyum senang "Karena sebentar lagi kita akan naik kelas 3."

"Hmm.... aku harap kau tidak kecanduan game, Kazuo."

"Enak saja!!!"

"Hahahaha.... "

Wush!!!

Syut!!!

"Aaaa!!! Hantuu!!!"

Dan teriakan mereka terdengar sampai ke seluruh ruangan balaikota. Mereka berlari begitu melihat hantu lewat. Sungguh aneh bukan?

****

SMA Akatsuki....

Waktu Penerimaan Siswa Baru....

"Tak terasa sudah kelas 3 ya.... "

"Iya, benar. Sebentar lagi lulus dan kuliah.... "

"Yuuto, apa kau akan kembali ke Yokohama setelah lulus?"

".... mungkin iya.... "

Yuuto hanya menunduk. Memang benar yang ditanyakan Kazuo, sejak kedua orang tuanya meninggal, pamannyalah yang membesarkannya "Seharusnya Paman Akira tidak seperti itu."

"Huuh. Paman Akira benar-benar menyebalkan." Kazuo tampak kesal sendiri "Bisa-bisanya seenaknya sendiri."

"Sudahlah, teman-teman." Saki tampak menenangkan Kazuo yang dilanda emosi.

Tap tap tap....

"Ruka-chan?"

"Aku mau ke perpustakaan lama dulu, nanti aku menyusul."

"Heh?"

Ruka langsung pergi begitu saja ke dalam gedung SMA Akatsuki. Yuuto merasakan perubahan sifat Ruka tersebut.

'Pasti gara-gara ini. Aku harus meyakinkannya.'

****

Ruang Perpustakaan Lama....

Seorang gadis bersurai hitam panjang menatap ruangan yang menjadi tempat persembunyiannya bersama Yuuto. Terlihat deretan buku berjajar rapi dan tidak ada lecetpun.

"Yuuto-kun akan pergi meninggalkan Tachikawa. Aku merasa ditinggal sendirian."

Jeda sejenak....

"Aku harus kuat mulai sekarang."

Perpustakaan lama tersebut menjadi saksi bisu pertemuan ayah dan ibunya serta kebersamaannya dengan Yuuto. Tempat yang penuh suka duka dan kenangan.

Drap drap drap....

Syut!!!

"Ruka!!!"

"Eh?" Ruka mendengar suara yang tidak asing, namun dia berusaha bersikap tenang "Ada apa, Yakisaka-san?"

"Maaf." Yuuto membungkukkan badannya 90 derajat.

"Untuk apa?"

"Aku tidak memberitahumu tentang yang diucapkan Kazuo tadi."

"Tidak usah dipikirkan, Yakisaka-san."

Grep!!!

Yuuto memeluk Ruka dengan erat dari belakang "Aku akan kembali lagi dalam waktu 5 tahun, Ruka."

"5 tahun? Ta-tapi, kenapa kau mau kembali ke sini?"

"Karena aku mencintaimu."

Deg!!!

Deg!!!

Deg!!!

Jantung Ruka dipacu dengan cepat dan wajahnya menjadi merah. Dia terlalu naif jika mengatakan Yuuto punya perasaan sebagai teman karena dia seorang manusia setengah vampire. Kini, Yuuto sudah menjadi vampire dan mengapa harus dirinya?

"Ke-kenapa kau mencintaiku? Aku bukan vampire seutuhnya lho."

"Aku tidak peduli, Ruka. Kalau tidak ada kau, mungkin aku tidak mungkin ada di dunia ini."

Wush....

"Maukah kau menungguku 5 tahun lagi?"

"Iya, aku mau."

Ruka membalikkan badannya dan tersenyum pada Yuuto "Tapi, jangan lama-lama ya karena aku bosan menunggu."

"Hahaha.... tidak akan." Yuuto menggarukkan kepalanya yang tidak gatal tersebut "Jika diingat kembali, tempat ini punya sejarah tersendiri bagi kita." Yuuto menggandeng tangan gadis bersurai hitam tersebut "Ayo kita ke ruang olahraga. Upacaranya sudah dimulai."

"Baiklah."

Dan mereka pergi meninggalkan ruangan tersebut. Tanpa mereka sadari, ruangan perpustakaan lama terlihat rapi dan sunyi serta terlihat buku diary yang tertata rapi di meja.

Blam!!!

****

Tap tap tap....

Tap!!!

Bruk!!!

Serangkaian bunga terjatuh di atas baru nisan. Batu nisan tersebut tertulis "Kurohaku Amano" yang tertata rapi sejak awal. Seorang pria bersurai hitam menatap makam tersebut.

"Amano, meskipun aku pernah menjadi kort dari keegoisanmu dan istriku dan anak yang bernama Yuuto itu sekarang bernasib sama, tapi aku tidak punya alasan untuk tidak memaafkanmu. Karena kau, lebih dari 1000 orang mati sia-sia. Istrimu masuk penjara dan dimasukkan ke rumah sakit jiwa karena gangguan jiwa."

Jeda sejenak....

"Semoga kau tenang di sana."

Wush!!!

Angin berhembus kencang dan membuat surai hitam pria tersebut berkibar ditiup angin. Manik biru safir pria tersebut hanya menatap kosong makam tersebut.

"Selamat tinggal, Amano."

"Riki-kun?"

Pria tersebut menoleh ke arah wanita bersurai coklat yang berdiri tenang dan hanya tersenyum "Ah, Lenka. Sudah mengunjungi makam Yukio? Apa perlu kuantarkan?"

"Tidak usah, sayang. Kita harus pulang sebelum Ruka pulang."

"Baiklah."

Mereka berdua pergi meninggalkan pemakaman yang penuh keheningan dan kesunyian....

Wush!!!

["Maafkan aku atas semua ini."]

Dan suara tersebut menghilang.....

****

1 Tahun Kemudian....

"Akhirnya kita lulus!!! Hore!!!"

Setelah 1 tahun masa akhir SMA yang penuh tantangan dan rintangan mengerikan, akhirnya mereka semua lulus dengan kemampuan mereka sendiri, meskipun tantangannya adalah kegelapan SMA Akatsuki itu sendiri.

"Seperti biasanya, Hoshikawa-chan tertinggi di sekolah. Disusul Yakisaka-kun."

"Mereka berdua memang berbakat dan pintar ya.... "

"Setidaknya kita bisa lulus kan?"

"Benar."

Namun, tidak dengan Ruka....

Manik biru safirnya menatap hampa ke arah Yuuto yang tengah menelepon seseorang. Dia merasa ditinggal selama 5 tahun.

Pluk!!!

"Ruka-chan, jangan sering memaksakan diri."

"Tenang saja, Minohara-san. Aku baik-baik saja." Ruka berusaha tersenyum meskipun rasanya sakit "Aku pasti bisa bertahan selama 5 tahun."

"Kalau seandainya Yuuto dijodohkan?" Kazuo mengatakan yang menurutnya sangat mengerikan mengingat paman Yuuto sangat menyebalkan.

"Aku tinggal menguliti jodohnya."

Hening sejenak....

Jeda lama sekali....

"Kazuo-kun, kau bicara dengan orang yang salah."

"Maaf, Saki. Paman Yuuto terkenal menyebalkan."

Wush!!!

Wush!!!

Yuuto terlihat tersenyum kecut dan menaiki mobil yang memisahkannya dengan gadis yang dicintainya selama 5 tahun. Surai biru muda milik pemuda tersebut berkibar ditiup angin. Lambaian tangan tercipta akan menyatukan mereka suatu hari nanti.

"Ya ampun. Ternyata Yuuto lebih cepat pergi dari dugaanku."

"Sayang sekali ya.... kita tidak bisa pergi kuliah bersama."

Kazuo dan Saki menyayangkan kejadian kepergian Yuuto yang terlalu cepat. Paman pemuda bersurai biru muda tersebut terlalu terburu-buru membawa pemuda tersebut ke Yokohama.

"Tidak apa-apa, Mitsuya-san, Minohara-san. Suatu hari nanti kita bisa bertemu dengannya kembali." Gadis bersurai hitam tersebut menatap mobil tersebut menjauh.

"Benarkah?"

Ruka hanya tersenyum kecil mendengar pertanyaan Kazuo dan Saki "5 tahun lagi kita bertemu lagi."

Jeda sejenak....

"Aku akan menunggumu, Yakisaka Yuuto-kun."

次の章へ